Suara.com - Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga menanggapi soal pernyataan Edy Mulyadi yang membuat warga Kalimantan mengamuk.
Menurut Jamiluddin, hal tersebut wajar terjadi. Sebab, menurutnya, setiap penerima pesan berhak mempunyai persepsi sendiri atas pesan yang diterimanya.
"Dalam komunikasi, setiap penerima pesan berhak mempunyai persepsi sendiri atas pesan yang diterimanya," kata Jamiluddin, dikutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com, Rabu (26/1/2022).
Jamiluddin mengatakan, Edy tidak bisa memaksakan makna pesan yang disampaikan.
"Saat pesan itu disampaikan ke khalayak, mereka punya hak mempersepsi pesan tersebut sesuai latar belakangnya," ujarnya.
Menurutnya, wajah apabila warga Kalimantan mengamuk dan tak terima dengan pernyataan Edy Mulyadi.
Sebab, Jamiluddin mengatakan setiap khalayak memiliki persepsi masing-masing.
"Kalau banyak warga Kalimantan memersepsi pesan yang disampaikan Edy Mulyadi dalam konotasi negatif, dalam konsteks komunikasi tentu hal itu sebagai hal yang wajar," jelasnya.
Jamiluddin menjelaskan hal tersebut dapat terjadi bagi warga manapun.
Ia kemudian mengimbau agar figur publik untuk berhati-hati dalam menyampaikan pesan.
"Setiap pesan yang ingin disampaikan harus terukur agar bisa meminimalkan miss-persepsi di khalayak," ungkapnya.
Selain itu, ia mengimbau agar figur publik untuk berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara.
"Sebab akan menjadi efek bumerang bagi si penyampai pesan," kata Jamiluddin.
Berita Terkait
-
Pulau Haruku Maluku Membara: Dua Warga Desa Terlibat Bentrok, Puluhan Rumah Dibakar, Satu Polisi Kena Tembak
-
Fakta Terbaru Warga Kampung Miliarder Tuban, Merana Tak Punya Penghasilan hingga Tagih Janji Pertamina
-
Permintaan Maaf Azam Khan Penyebut 'Hanya Monyet' Viral, Dianggap Tidak Tulus, Hukum Adat Tetap Diminta Warganet
-
Bentrok Warga di Pulau Haruku Maluku Tengah, Rumah Dibakar dan Polisi Kena Tembak
-
Begal Sadis Beraksi di Lempuing, Korban Tewas Ditembak di Lengan Tembus ke Bahu
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
Geger Kematian Dosen Cantik Untag: AKBP Basuki Dikurung Propam, Diduga Tinggal Serumah Tanpa Status
-
Pohon 'Raksasa' Tumbang di Sisingamangaraja Ganggu Operasional, MRT Jakarta: Mohon Tetap Tenang
-
262 Hektare Hutan Rusak, Panglima TNI hingga Menhan 'Geruduk' Sarang Tambang Ilegal di Babel
-
Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Eks Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi Dicekal, Tak Bisa ke Luar Negeri
-
7 Fakta Kematian Dosen Untag di Kos: AKBP B Diamankan, Kejanggalan Mulai Terungkap
-
KemenPPPA Dukung Arahan Prabowo Setop Kerahkan Siswa Sambut Pejabat
-
Tamparan Keras di KTT Iklim: Bos Besar Lingkungan Dunia Sindir Para Pemimpin Dunia!
-
Komdigi Kaji Rencana Verifikasi Usia via Kamera di Roblox, Soroti Risiko Privasi Data Anak
-
Detik-detik Pohon Raksasa Tumbang di Sisingamangaraja: Jalan Macet, Pengendara Panik Menghindar!
-
KPK Panggil 3 Kepala Distrik Terkait Kasus Korupsi Dana Operasional Papua