Suara.com - Australia memasukkan Hamas dan Ordo Sosialis Nasional ke dalam daftar organisasi teroris yang dilarang. Menteri Dalam Negeri Karen Andrews mengatakan bahwa pemerintah Australia tidak akan menoleransi kekerasan.
Australia pada hari Kamis (17/02) mengatakan telah menambahkan kelompok ekstremis sayap kanan yang berbasis di Amerika Serikat, National Socialist Order (Ordo Sosialis Nasional) dan berencana untuk menambahkan kelompok Hamas ke dalam daftar organisasi teroris yang dilarang.
Keputusan ini diambil menimbang munculnya kekhawatiran tentang anak-anak yang teradikalisasi. Ordo Sosialis Nasional, sebelumnya dikenal sebagai Divisi Atomwaffen, kini sejajar dengan kelompok Islam Hay'at Tahrir al-Sham dan Hurras al-Din untuk ditambahkan ke dalam daftar organisasi teroris, kata Menteri Dalam Negeri Australia Karen Andrews.
Sayap militer Hamas, Brigade Izz al-Din al-Qassam Hamas, telah terdaftar sebagai organisasi teroris sejak tahun 2003.
Sedangkan Ordo Sosialis Nasional, yang mendukung "perang ras" global dan runtuhnya masyarakat demokratis, dimasukkan dalam daftar organisasi terlarang pada hari Kamis (17/02), sehingga total ada 28 kelompok teroris.
Kedua kelompok Islam, yang aktif dalam perang saudara Suriah, akan terdaftar pada April 2022. Menteri Dalam Negeri Karen Andrews telah menulis surat kepada pemerintah Australia untuk memasukkan Hamas ke dalam daftar sesegera mungkin.
"Pandangan Hamas dan kelompok ekstremis, yang hari ini dimasukkan dalam daftar, sangat mengganggu dan tidak ada tempat di Australia untuk pandangan seperti itu,” kata Andrews.
"Sangat penting bahwa undang-undang kita tidak hanya menargetkan tindakan terorisme dan teroris, tetapi juga organisasi yang merencanakan, membiayai, dan melakukan tindakan ini,” tambahnya.
Israel sambut baik keputusan Australia Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengucapkan selamat kepada mitranya dari Australia, Scott Morrison atas keputusan soal Hamas ini.
Baca Juga: Israel Dituding Gunakan Lumba-lumba Bersenjata untuk Buru Pasukan Katak Hamas
"Saya berterima kasih kepada teman saya, PM Scott Morrison, karena bertindak terhadap masalah ini setelah percakapan kami tentang masalah penting ini. Ini adalah langkah penting lainnya dalam perang global melawan teror,” kata Bennett dalam sebuah pernyataan.
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid juga berterima kasih kepada Duta Besar Australia untuk Israel Paul Griffiths atas apa yang dia gambarkan sebagai "langkah signifikan” dalam upaya internasional Israel untuk memerangi organisasi teroris.
Presiden Federasi Zionis Australia Jeremy Leibler mengatakan, masuknya Hamas ke dalam daftar organisasi teroris memperjelas "penolakan mutlak Australia terhadap kebencian dan terorisme.”
"Sama sekali tidak ada keraguan bahwa Hamas secara keseluruhan memenuhi definisi organisasi teroris," kata Leibler dalam sebuah pernyataan, dan menambahkan bahwa keputusan tersebut sejalan dengan Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, dan Kanada.
Penolakan dari koalisi pendukung Palestina Jaringan Advokasi Palestina Australia, sebuah koalisi nasional Australia yang mendukung hak-hak Palestina, tidak setuju dengan sayap politik Hamas yang ditetapkan sebagai organisasi teroris.
"Pemerintah telah gagal dalam tugasnya mencari solusi damai dan telah menunjukkan bahwa mereka menerapkan satu set aturan untuk Palestina dan satu lagi untuk Israel,” kata Presiden Jaringan Bishop George Browning.
Berita Terkait
-
Jalur Kedunggedeh Normal Lagi Usai KA Purwojaya Anjlok, Argo Parahyangan Jadi Pembuka Jalan
-
Menkeu Purbaya Akhirnya Ungkap Biang Kerok Masalah Coretax, Janji Selesai Awal 2026
-
Menjelang HLN ke-80, Warga Aek Horsik Tapanuli Tengah Akhirnya Nikmati Listrik Mandiri
-
Novel Ice Flower: Belajar Hangat dari Dunia yang Dingin
-
Kontroversi Emoji Tangan Mencubit bagi Pria Korea Selatan, Gestur Kecil yang Bisa Picu Amarah
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?