Suara.com - Dinas keamanan federal Rusia (FSB) mengatakan pada Senin, sebuah mortir yang ditembakkan dari wilayah Ukraina telah menghancurkan sebuah pos penjagaan perbatasan di daerah Rostov, Rusia, tapi tidak menimbulkan korban jiwa.
Ukraina menolak bertanggung jawab atas insiden itu, yang terjadi di tengah ketegangan ekstrem di antara kedua negara ketika Moskow terus membantah pernyataan AS dan sekutunya bahwa Rusia bisa menyerang Ukraina kapan saja.
"Pada 9:50 pagi (Senin, 13.50 WIB) sebuah proyektil tak dikenal yang ditembakkan dari wilayah Ukraina menghancurkan pos jaga perbatasan FSB di daerah Rostov, sekitar 150 meter dari perbatasan Rusia-Ukraina," kata FSB dalam pernyataan.
"Tak ada korban jiwa. Pasukan sapper (pencari ranjau) sedang bekerja di sana."
Kantor berita RIA membagikan rekaman video dari FSB yang memperlihatkan sebuah pos kecil yang hancur lebur. Rekaman itu tidak menunjukkan proyektil yang disebut-sebut oleh FSB.
Ukraina mengatakan mereka tidak menembakkan mortir ke wilayah Rusia.
Militer Ukraina sebelumnya menuduh Rusia memalsukan gambar-gambar mortir yang seakan-akan milik Ukraina. Mereka mengatakan para tentara bayaran telah tiba di wilayah timur Ukraina yang dikuasai pemberontak untuk melakukan provokasi dengan bantuan pasukan khusus Rusia.
Tembakan mortir di sepanjang garis yang memisahkan pasukan pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia di timur Ukraina semakin intensif sejak Kamis lalu. Upaya diplomatik untuk mencegah konflik militer antara Rusia dan Ukraina telah meningkat.
Pemberontak dukungan Rusia merebut sebagian besar wilayah timur Ukraina pada 2014, tahun yang sama dengan aneksasi Krimea oleh Rusia.
Baca Juga: Kritik Keputusan NATO dalam Krisis Ukraina, China Beri Sinyal Siap Dukung Rusia
Pemerintah Ukraina mengatakan bahwa sejak itu, sekitar 15.000 orang telah tewas dalam konflik di wilayah timur tersebut. (Sumber: Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
Kritik Keputusan NATO dalam Krisis Ukraina, China Beri Sinyal Siap Dukung Rusia
-
Tuding Rusia Tambah Pasukan Di Perbatasan Ukraina, AS Serukan Alarm Waspada
-
Perang Di Eropa Bisa Saja Terjadi, Rusia Perpanjang Masa Latihan Militer Di Perbatasan Ukraina
-
Rusia dan Belarus Perpanjang Latihan Militer di Utara Ukraina
-
Ilmuwan Menduga Pandemi Flu Rusia pada 133 Tahun Silam juga Disebabkan oleh Virus Corona
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Begini Kata DPP PDIP Soal FX Rudy Pilih Mundur Sebagai Plt Ketua DPD Jateng
-
Mendagri Tito Sudah Cek Surat Pemerintah Aceh ke UNDP dan Unicef, Apa Katanya?
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan!
-
Kayu Gelondongan Sisa Banjir Sumatra Mau Dimanfaatkan Warga, Begini Kata Mensesneg
-
SPPG Turut Berkontribusi pada Perputaran Ekonomi Lokal
-
Dukung Program MBG: SPPG di Aceh, Sumut, dan Sumbar Siap Dibangun Kementerian PU
-
Mendagri Tito Jelaskan Duduk Perkara Pemkot Medan Kembalikan Bantuan Beras 30 Ton ke UAE
-
Minggu Besok, Pesantren Lirboyo Undang Seluruh Unsur NU Bahas Konflik Internal PBNU
-
Kementerian PU Tandatangani Kontrak Pekerjaan Pembangunan Gedung SPPG di 152 Lokasi
-
Eks Mensos Tekankan Pentingnya Kearifan Lokal Hadapi Bencana, Belajar dari Simeulue hingga Sumbar