Suara.com - Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia mengerahkan pasukan tambahan ke perbatasan Ukraina meski ada pengumuman penarikan sebagian militer dari Moskow.
Menyadur laman kantor berita Anadolu, Senin (21/2/2022), berbicara di Konferensi Keamanan Munich, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan tidak ada tanda-tanda penarikan pasukan Rusia.
"Sebaliknya, kami melihat pasukan tambahan pergi ke perbatasan, termasuk pasukan terdepan, yang akan menjadi bagian dari setiap agresi," kata Blinken pekan lalu.
"Jadi, kita harus diberitahu tentang itu, kita harus sangat waspada," tambah dia.
Menlu Amerika itu menegaskan kembali bahwa negara-negara Barat bersedia mencari solusi diplomatik, tetapi juga siap untuk menanggapi dengan sanksi jika Rusia melancarkan serangan militer ke Ukraina.
"Bahkan saat kami melakukan segala yang kami bisa untuk memperjelas bahwa ada jalur diplomatik, bahwa perbedaan harus diselesaikan melalui dialog, melalui diplomasi, kami sangat prihatin bahwa ini bukan jalan yang telah ditempuh Rusia," kata Blinken.
“Dia juga menggarisbawahi persatuan antara AS, mitra Eropa, dan sekutu NATO untuk melawan ancaman dan potensi agresi Rusia.
“Satu-satunya sumber kekuatan terbesar yang kita miliki dalam menghadapi tantangan ini adalah solidaritas. Saya pikir Presiden (Rusia) Putin sedikit terkejut dengan solidaritas itu, dengan cara NATO bersatu, Uni Eropa telah bersama-sama," tutur dia.
Blinken berencana untuk berkoordinasi dengan sekutu Barat untuk terus mendesak Rusia agar mengurangi ketegangan dan mencari solusi diplomatik untuk konflik tersebut, menurut Kementerian Luar Negeri Jerman.
Baca Juga: Perang Di Eropa Bisa Saja Terjadi, Rusia Perpanjang Masa Latihan Militer Di Perbatasan Ukraina
Rusia sebelumnya mengumumkan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam konferensi tersebut.
Para menteri luar negeri dari kekuatan ekonomi demokratis terkemuka dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan di sela-sela konferensi untuk membahas krisis Ukraina, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman awal pekan ini.
Jerman saat ini memimpin grup G7, yang juga mencakup AS, Prancis, Inggris, Italia, Kanada, dan Jepang.
Pertemuan para menteri luar negeri Jerman, Prancis, dan Ukraina juga direncanakan di sela-sela konferensi, menurut Kementerian Luar Negeri Jerman.
Moskow telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang Ukraina dan menuduh negara-negara Barat merusak keamanan Rusia melalui ekspansi NATO ke perbatasannya.
Rusia juga mengeluarkan daftar tuntutan keamanan ke Barat, termasuk mundurnya pengerahan pasukan dari beberapa negara bekas Soviet dan jaminan bahwa Ukraina dan Georgia tidak akan bergabung dengan NATO. (Sumber: Anadolu)
Tag
Berita Terkait
-
Perang Di Eropa Bisa Saja Terjadi, Rusia Perpanjang Masa Latihan Militer Di Perbatasan Ukraina
-
Rusia dan Belarus Perpanjang Latihan Militer di Utara Ukraina
-
Ilmuwan Menduga Pandemi Flu Rusia pada 133 Tahun Silam juga Disebabkan oleh Virus Corona
-
Soroti Ekspansi NATO Terkait Krisis Ukraina, China Minta Kembali ke Perjanjian Minsk II
-
Giliran China Semprot NATO yang Terlalu Ekspansif dalam Krisis Ukraina vs Rusia
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Skandal Tol Rp500 Miliar, Kejagung Mulai Usut Perpanjangan Konsesi Ilegal CMNP
-
Tim Independen LNHAM Terbentuk, Bakal Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus 2025
-
Yusril Bongkar 'Sistem Gila' Pemilu, Modal Jadi Caleg Ternyata Jauh Lebih Gede dari Gajinya
-
Pengamat: Keberanian Dasco Minta Maaf dan Bertemu Mahasiswa jadi Terobosan Baru DPR
-
BPOM Respons Temuan Indomie di Taiwan Mengandung Etilen Oksida, Produk Masih Aman di Indonesia?
-
Kejagung Ungkap Nilai Aset Sitaan Sawit Ilegal Kini Tembus Rp 150 Triliun
-
18 WNI dari Nepal Tiba di Tanah Air Hari Ini, Dipulangkan di Tengah Krisis Politik
-
Di Balik Mundurnya Rahayu Saraswati, Mahfud MD Sebut Ada 'Badai Politik' Menerjang DPR
-
Dugaan Korupsi Tol CMNP Mulai Diusut, Siapa Saja yang Diperiksa Kejagung?
-
Kembali Datangi DPR, ICW Kirim Surat Keberatan 'Tagih' Informasi Soal Pendapatan Anggota Dewan