Suara.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia telah mengizinkan operasi militer khusus di wilayah Donbass Ukraina.
Dalam sebuah pidato di TV Rusia, Putin mengatakan dia tidak berencana untuk menduduki wilayah Ukraina dan telah meminta tentara Ukraina untuk segera meletakkan senjata mereka.
Pernyataan itu dilontarkan Putin saat Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat yang kedua minggu ini.
Kementerian dalam negeri Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah dimulai.
Beberapa telah dilaporkan di Kyiv, Kharkiv, Kramatorsk dan bagian lain negara itu.
Dengan ketegangan antara Ukraina dan Rusia pada titik puncaknya, semua mata tertuju pada tokoh yang menjadi pusat krisis, Vladimir Putin.
Pemimpin Rusia itu tidak menunjukkan tanda-tanda mundur, walaupun ada kecaman dan sanksi internasional.
Jadi sebenarnya, apa yang dia inginkan dari situasi ini?
Meskipun Putin telah lama vokal tentang keyakinannya bahwa Ukraina berada di wilayah teritorial Rusia kuno, perang habis-habisan masih merupakan usulan yang berisiko.
Sebagian besar orang Rusia masih mendukung Kremlin dan menyalahkan Barat atas krisis saat ini, menurut Lavada, satu-satunya lembaga jajak pendapat independen.
Baca Juga: Rusia Lancarkan Operasi Militer di Ukraina, PBB Gelar Pertemuan Darurat
Namun, sebuah jajak pendapat dari tahun lalu menemukan bahwa hanya 43 persen responden percaya Rusia harus campur tangan dalam konflik di Ukraina timur.
Sebaliknya, sekitar 86 persen responden mendukung Vladimir Putin ketika dia mencaplok Krimea — wilayah Ukraina lainnya — pada tahun 2014.
"Ini bukan tentang Rusia. Ini tentang Putin … dan lingkaran kecil orang-orang di sekitarnya yang mendominasi negara ini," kata Mark Galeotti, seorang ahli urusan keamanan Rusia, kepada Vox.
"Ini adalah pandangan sekelompok orang tua yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa mereka bukan lagi negara adidaya."
Putin tampaknya dimotivasi oleh tiga faktor utama: keyakinan yang kuat pada supremasi Rusia, ketakutan akan meningkatnya pengaruh Barat, dan ketidakmampuan untuk menolak pertaruhan berisiko tinggi dengan peluang menang yang tampaknya mustahil.
Mencegah runtuhnya kerajaan
Putin selalu terbuka tentang perasaannya tentang runtuhnya Uni Soviet.
Berita Terkait
-
Kumpulkan Donasi Rp1 miliar untuk Sumatra, Praz Teguh Butuh Helikopter Buat Salurkan Bantuan
-
Anak Legenda Persib Bandung Tersisih dari Timnas Voli Putri untuk SEA Games 2025
-
Telkomsel Prediksi Trafik Video Streaming Melejit saat NARU 2025, Siapkan Ribuan BTS 5G
-
Harga Bitcoin Desember 2025: Tertekan Aksi Jual, Bertahan di US$ 80.000?
-
5 Rekomendasi Ban Tubeless Supra X 125 yang Aman di Musim Hujan
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
Terkini
-
Kala Hujan Tak Lagi Jadi Berkah, Mengurai Akar Masalah Banjir Sumatra
-
Misteri Kayu Gelondongan Hanyut saat Banjir Sumatera, Mendagri Tito Siapkan Investigasi
-
Ketua MPR: Bencana Sumatera Harus Jadi Pelajaran bagi Pemangku Kebijakan Soal Lingkungan
-
Ngerinya 'Tabrakan' Siklon Senyar dan Koto, Hujan Satu Bulan Tumpah Sehari di Aceh
-
IDAI Ingatkan: Dalam Situasi Bencana, Kesehatan Fisik hingga Mental Anak Harus Jadi Prioritas
-
Perempuan yang Dorong Petugas hingga Nyaris Tersambar KRL Ternyata ODGJ
-
Saat Pesisir Tergerus, Bagaimana Karbon Biru Bisa Jadi Sumber Pemulihan dan Penghidupan Warga?
-
DPR Desak Status Bencana Nasional: Pemerintah Daerah Lumpuh, Sumatera Butuh Penanganan Total
-
442 Orang Tewas, Pemerintah Masih Enggan Naikkan Status Sumatra Jadi Bencana Nasional
-
KPK Sita Senpi dari Kontraktor Proyek Reog, Terkait Korupsi Bupati Sugiri Sancoko?