Suara.com - Serangan demi serangan terus dilancarkan usai Rusia mengumumkan dilaksanakannya operasi militer khusus terhadap Ukraina. Operasi militer ini dimaksudkan sebagai invasi menyusul ketegangan yang terjadi di antara kedua negara selama beberapa waktu belakangan.
Sejumlah wilayah di Ukraina, seperti Kiev dan Kharkiv, turut diserang oleh militer Rusia. Mengutip Al Arabiya, setidaknya delapan orang tewas akibat serangan ini, serta sembilan lainnya dilaporkan terluka.
Selain itu, petugas melaporkan 3 orang meninggal akibat invasi Rusia di perbatasan Ukraina, sementara militer Ukraina mengklaim sudah berhasil menumpas 50-an tentara lawan. Namun hingga kini belum ada keterangan pasti mengenai jumlah korban tewas, baik dari sisi Ukraina dan Rusia, akibat operasi militer yang terjadi.
Tingginya ketegangan yang terjadi di Rusia dan Ukraina juga terus dipantau oleh dunia, termasuk negara-negara blok barat. Yang terbaru, negara-negara ini menjatuhkan lebih banyak sanksi untuk Rusia.
Salah satunya Australia yang berpandangan bahwa invasi Rusia terhadap Ukraina adalah hal yang brutal dan tidak bisa dimaafkan. Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengaku menjatuhkan sanksi baru kepada 25 orang dan 4 institusi keuangan akibat konflik bersenjata yang terjadi di Ukraina saat ini.
"Kami mengecam tindakan permusuhan sepihak di Ukraina. Rusia secara terang-terangan melanggar hukum internasional dan piagam PBB. Rusia telah memilih perang," ujar Morrison, dikutip Suara.com dari CNN, Kamis (24/2/2022).
Terkait sanksi yang diberikan, Australia akan menyasar kepada petinggi militer termasuk Deputi Kementerian Pertahanan dan Persenjataan Rusia. "Mereka bertanggung jawab atas agresi yang tidak bisa dimaafkan ini," tegas Morrison.
Uni Eropa juga memastikan akan menjatuhkan sanksi yang masif akibat invasi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina. "Presiden Putin bertanggung jawab dalam membawa kembali peperangan di Eropa," kecam Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.
Sanksi ini dipastikan akan menutup akses Rusia terhadap "pasar dan teknologi kunci" yang diperlukan. Selain itu UE juga akan membekukan aset Rusia di Eropa dan menghalangi akses Moskow di pasar keuangan Eropa.
"Kami akan melemahkan basis ekonomi Eropa dan kapasitasnya untuk berkembang. Sanksi ini dirancang untuk menghapus ketertarikan dan kemampuan Kremlin dalam membiayai peperangan," sambungnya.
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, juga menyuarakan niat serupa terhadap Rusia. "Kita terbangun di dunia yang berbeda saat ini. Kami akan meluncurkan paket sanksi yang masif terhadap Rusia. Kalau kita tidak bertindak tegas sekarang, kita akan menghadapi situasi yang lebih berat di masa depan," kata Baerbock.
Sebelumnya sejumlah negara juga telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia menyusul sinyal-sinyal mereka akan melakukan invasi militer terhadap Ukraina. Termasuk di antaranya Amerika Serikat.
Berita Terkait
-
Cegah Serangan Laut Rusia, Ukraina Minta Tolong Turki Tutup Selat Bosphorus dan Dardanelles Bagi Kapal Rusia
-
Tembakan Mortir Rusia Jam 5 Pagi Tewaskan Delapan Orang Ukraina
-
Kemlu: Indonesia Prihatin Atas Eskalasi Konflik Bersenjata di Ukraina
-
Konflik Rusia-Ukraina Mulai Telan Korban Jiwa, Begini Sikap Pemerintah Indonesia
-
Serangan Dimulai, Seperti Apa Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina?
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional