Suara.com - Rusia telah melancarkan serangan luas ke Ukraina, menghantam kota-kota dan pangkalan-pangkalan militer dengan serangan udara dan penembakan yang terus-menerus dan berkepanjangan, ketika warga sipil berjejal di kereta dan mobil untuk menyelamatkan diri.
Peringatan: Artikel ini berisi gambar dan konten yang mungkin menganggu sebagian pembaca.
Pemerintah Ukraina mengatakan tank dan pasukan Rusia meluncur melintasi perbatasan dalam "perang skala penuh" yang dapat menulis ulang tatanan geopolitik dan yang dampaknya bergema di seluruh dunia.
“Rusia tidak hanya menyerang Ukraina, tetapi juga menabrak aturan kehidupan normal di dunia modern,” kata penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak.
Dalam sebuah rekaman pidatonya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan 137 orang telah tewas di seluruh Ukraina, termasuk tentara dan warga sipil.
Dia menyebut para korban itu sebagai "pahlawan", dan mengatakan ratusan lainnya terluka.
Presiden Zelenskyy mengatakan meskipun Rusia mengklaim mereka menyerang sasaran militer, kenyataan tempat-tempat sipil juga telah diserang.
"Mereka membunuh orang dan mengubah kota-kota damai menjadi sasaran militer," katanya.
"Itu tindakan dan tidak akan pernah termaafkan."
Dalam melancarkan tindakan paling agresifnya sejak invasi Soviet ke Afghanistan, Presiden Vladimir Putin menangkis kecaman global kepada Rusia melalui sanksi dan mengancam negara asing mana pun yang mencoba mengganggunya akan menerima "konsekuensi yang belum pernah mereka lihat".
Baca Juga: Ukraina-Rusia: Siapa Orang-orang Penting yang Didengar Putin?
Dari Kamis pagi dan sepanjang sore, sirene terdengar di ibu kota Ukraina, Kyiv, dengan ledakan besar terdengar di sana dan di kota-kota lain.
Antrean orang untuk menarik uang dan membeli persediaan makanan dan air terlihat di Kyiv.
Warga lainnya membanjiri transportasi umum dan turun ke jalan yang sibuk untuk menyelamatkan diri ketika pemerintah mengatakan bekas republik Soviet itu akan menghadapi invasi yang telah lama dinanti-nantikan dari timur, utara dan selatan.
Lalu lintas dari kota-kota besar menuju perbatasan Polandia macet dan negara itu mengatakan sedang mempersiapkan masuknya pengungsi.
Mobil-mobil mengular sejauh puluhan kilometer di jalan raya menuju kota barat Lviv, kata saksi mata.
"Kami takut dibombardir," kata Oxana, terjebak di mobilnya dengan putrinya yang berusia tiga tahun di kursi belakang.
Berita Terkait
-
Kumpulkan Donasi Rp1 miliar untuk Sumatra, Praz Teguh Butuh Helikopter Buat Salurkan Bantuan
-
Anak Legenda Persib Bandung Tersisih dari Timnas Voli Putri untuk SEA Games 2025
-
Telkomsel Prediksi Trafik Video Streaming Melejit saat NARU 2025, Siapkan Ribuan BTS 5G
-
Harga Bitcoin Desember 2025: Tertekan Aksi Jual, Bertahan di US$ 80.000?
-
5 Rekomendasi Ban Tubeless Supra X 125 yang Aman di Musim Hujan
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
Terkini
-
Misteri Kayu Gelondongan Hanyut saat Banjir Sumatera, Mendagri Tito Siapkan Investigasi
-
Ketua MPR: Bencana Sumatera Harus Jadi Pelajaran bagi Pemangku Kebijakan Soal Lingkungan
-
Ngerinya 'Tabrakan' Siklon Senyar dan Koto, Hujan Satu Bulan Tumpah Sehari di Aceh
-
IDAI Ingatkan: Dalam Situasi Bencana, Kesehatan Fisik hingga Mental Anak Harus Jadi Prioritas
-
Perempuan yang Dorong Petugas hingga Nyaris Tersambar KRL Ternyata ODGJ
-
Saat Pesisir Tergerus, Bagaimana Karbon Biru Bisa Jadi Sumber Pemulihan dan Penghidupan Warga?
-
DPR Desak Status Bencana Nasional: Pemerintah Daerah Lumpuh, Sumatera Butuh Penanganan Total
-
442 Orang Tewas, Pemerintah Masih Enggan Naikkan Status Sumatra Jadi Bencana Nasional
-
KPK Sita Senpi dari Kontraktor Proyek Reog, Terkait Korupsi Bupati Sugiri Sancoko?
-
Pagi Mencekam di Cilincing: Kepala Sekolah SMP Syahid 2 Tewas Tergantung, Ujian Siswa Ditunda