Suara.com - Penggunaan senjata kimia di Ukraina oleh Rusia akan menjadi "pengubah permainan" dan NATO akan memikirkan secara serius tentang cara menanggapinya, kata Presiden Polandia Andrzej Duda.
"Jika dia menggunakan senjata pemusnah massal apa pun, maka itu akan menjadi game changer (pengubah permainan) bagi semua hal," kata dia dalam wawancara dengan BBC pada Minggu, merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Tentunya Aliansi Atlantik Utara (NATO) dan para pemimpinnya yang dipimpin Amerika Serikat akan duduk satu meja dan benar-benar harus memikirkan secara serius apa yang dilakukan karena hal itu mulai berbahaya." katanya sebagaimana dilansir dari Antara.
Sejak Rusia melancarkan invasi di Ukraina pada 24 Februari, AS khawatir NATO terseret dalam perang yang lebih luas dengan Rusia.
Para pejabat Barat pada Jumat mengatakan Rusia mungkin menggunakan senjata kimia di Ukraina dalam serangan "kambing hitam" untuk mencari pembenaran atas invasinya, namun belum ada indikasi adanya penggunaan senjata itu secara luas dalam perang di Ukraina.
Pada Rabu, Washington membantah tuduhan baru dari Rusia bahwa AS mengoperasikan lab senjata biologis di Ukraina. Mereka menyebut tuduhan itu "menggelikan" dan menyebut Moskow mungkin sedang mencari-cari alasan untuk menggunakan senjata biologis atau kimia.
Belum ada tanggapan dari kedutaan Rusia di Washington tentang pernyataan AS itu.
Berita Terkait
-
Waduh, Gara-gara Dampak Perang, Pokemon GO Ditarik dari Rusia dan Belarusia
-
Lebih dari Satu Jam Putin Bicara Via Telpon Dengan Dua Pemimpin Negara Ini, Bahas Soal Ukraina
-
Kutuk Perang di Ukraina, Paus Fransiskus: Atas Nama Tuhan, Hentikan Pembantaian Ini!
-
Inggris akan Beri Warganya 350 Paun per Bulan, Jika Tampung Pengungsi Ukraina
-
Sembilan Tewas, 57 Luka-luka dalam Serangan Rusia di Pangkalan Militer Ukraina
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional