Terlepas dari penderitaan penduduk pedesaan, bahkan warga Afganistan yang tinggal di kota merasa tidak mungkin untuk memenuhi kebutuhan.
Ludin mengatakan banyak orang Afganistan menyimpan tabungan mereka di rekening bank: "Sekarang, mereka tidak dapat mengaksesnya. Pengusaha Afganistan, misalnya, tidak dapat melakukan transfer internasional, yang mengakibatkan harga komoditas naik drastis di negara itu."
Krisis yang terlupakan?
Sardar Mohammad Rahman Ughelli, mantan Duta Besar Afganistan untuk Ukraina, mengatakan dunia sudah "melupakan" krisis Afganistan.
"Bahkan media internasional tidak lagi meliput krisis di Afganistan," katanya, seraya menambahkan Taliban sekarang bebas menerapkan kebijakan regresif mereka di negara itu. Beberapa pengamat mengatakan situasi saat ini sangat mirip dengan skenario geopolitik di akhir 1990-an.
Taliban merebut kekuasaan pada tahun 1996, tetapi komunitas internasional tidak sepenuhnya memahami konsekuensi potensial dari paradigma baru itu. Jauh dari sorotan global - dan dengan kurangnya minat dunia dalam urusan Afganistan - negara itu kembai menjadi pusat kelompok militan lokal dan internasional.
"Taliban memiliki hubungan dengan kelompok teroris internasional. Kembalinya mereka berkuasa telah menguatkan organisasi jihad di wilayah tersebut. Saat mereka mengkonsolidasikan diri, hubungan taktis dan strategis mereka dengan penyandang dana dan sponsor terorisme akan tumbuh, dan pada akhirnya akan membahayakan perdamaian, keamanan di kawasan dan sekitarnya," Farid Amiri, mantan pejabat pemerintah Afganistan, mengatakan kepada DW.
Tariq Farhadi, seorang penasihat mantan Presiden Afganistan Ashraf Ghani, setuju dengan pandangan ini.
"Masyarakat internasional melupakan Afganistan dari tahun 1996 hingga 2001 pada masa rezim pertama Taliban. Kemungkinan sekarang juga akan dilupakan lagi," tambahnya. Semakin lama Taliban berkuasa, kata Amiri, semakin sulit untuk menjaga stabilitas di kawasan itu. (ha/as)
Baca Juga: Ukraina Klaim Bunuh Ribuan Pasukan Rusia, Tapi Tetap Tak Berkutik Digempur Rudal Pasukan Putin
Berita Terkait
-
Rusia Ancam Inggris dan Sekutunya Atas Keterlibatan dengan Perang Ukraina: Kami Akan Membunuh Mereka
-
Putin Tolak Mentah-Mentah Gencatan Senjata Usulan Trump, Apa Sebabnya?
-
Zelenskyy Klaim Eropa Bersatu Dukung Perdamaian Ukraina Pasca Ketegangan dengan Trump
-
Elon Musk Salahkan Zelensky atas Perang Ukraina: "Kejam dan Tidak Manusiawi!"
-
Serangan Drone Rusia Hujani Ukraina, Ibu Kota Kyiv Terdampak
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan