Angkatan udara Jerman tampaknya lega bisa mendapatkan pengganti pesawat Tornado.
Letnan Jenderal Ingo Gerhartz, prajurit tertinggi angkatan udara, mengatakan bahwa F-35 memang cocok, karena banyak militer di negara Eropa lain yang juga memilih pesawat tempur AS ini.
"Itu akan memperkuat kemampuan kami untuk bergabung dengan mereka dalam mengamankan wilayah udara NATO dan mempertahankan aliansi," katanya.
Memang Inggris, Italia, Belanda, dan, yang terbaru, Finlandia dan Swiss, juga telah menyatakan memilih F-35.
Dengan begitu, kerjasama pertahanan udara menjadi lebih mudah. Bagaimana dengan proyek pesawat tempur Eropa FCAS?
Hingga kini, hanya Prancis yang mengembangkan sistem pesawat tempurnya sendiri.
Prancis juga masuk dalam proyek pertahanan udara bersama Eropa, Future Combat Air System (FCAS) Bersama dengan Jerman dan Spanyol.
Proyek miliaran euro itu tadinya direncanakan untuk mengembangkan pesawat tempur jenis baru sampai 2040 dan menggantikan jet tempur Prancis Rafale dan jet tempur Jerman Eurofighter.
"Di Prancis, keputusan Jerman membuat banyak orang frustasi,” kata Paul Maurice, peneliti pertahanan dari French Institute of International Relations yang berkedudukan di Paris.
Baca Juga: Jerman Borong Puluhan Jet Tempur F-35, Siapkan Armada Pembawa Bom Nuklir?
"F-35 dilihat sebagai lambing dominasi AS di NATO. Setelah begitu banyak pidato dan makalah dan tekad tentang kemandirian dan otonomi pertahanan Eropa, kami sebenarnya berharap Jerman akan lebih fokus pada proyek bersama Eropa,” katanya kepada DW.
Dia melanjutkan, "Apakah Jerman masih membutuhkan FCAS? Apakah F-35 mungkin bukan hanya solusi transisi, tetapi solusi jangka panjang?"
Berlin buru-buru menekankan, F-35 hanya dimaksudkan sebagai pengganti pesawat Tornado.
Tadinya memang dipertimbangkan untuk mengganti Tornado dengan Eurofighter atau pesawat AS yang lebih tua, F-18.
Tapi prosedurnya terlalu rumit dan terlalu lama untuk memodifikasi model-model mampu membawa bom nuklir.
Menteri Pertahanan Christine Lambrecht mengatakan, masih ada cukup uang untuk mendorong FCAS lebih jauh.
Tag
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Dipecat PSSI, Ini 3 Pekerjaan Baru yang Cocok untuk Patrick Kluivert
-
4 Fakta Radiasi Cs-137 PT PMT Cikande: Pemilik Diduga WNA Kabur ke Luar Negeri?
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
Terkini
-
Pembelian J-10 Buatan China Ganggu Hubungan RI-AS? Ini Kata Menteri Pertahanan
-
Isu Pindah Partai Ahmad Sahroni ke PSI Dipatahkan, Ini Penjelasan Ahmad Ali
-
Ending Saling Maaf-maafan, Kasus Kepsek SMAN 1 Cimarga Tampar Murid Perokok Bakal Dicabut?
-
Laporkan Trans7 ke Polisi Buntut Program Xpose Uncensored, Alumni Pesantren: Hukum Harus Ditegakkan!
-
Banyak Galian di Akhir Tahun, Pramono Akui Masih Ada Budaya Program Kejar Setoran
-
Prabowo Perintahkan TNI Kawal Kejagung Sita 100 Ribu Ha Sawit Ilegal yang 18 Tahun Mangkrak!
-
Bro Ron: Sahroni Tidak Pindah ke PSI
-
Mata Ditutup Kain Hitam, Ammar Zoni Dipindahkan ke Nusakambangan Usai Jadi Bandar Narkoba di Rutan
-
Ammar Zoni Resmi Jadi Napi 'High Risk', Kini Dipindah ke Lapas Super Maksimum Nusakambangan!
-
Jebloskan Ammar Zoni ke Sel Khusus Nusakambangan, Ditjenpas Sebut Peringatan Keras!