Suara.com - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti kembali "menangis" di akun media sosialnya. Ia mengingatkan Indonesia mengenai dampak perusakan lingkungan.
Melalui akun Twitter pribadinya, Susi meminta Indonesia harus segera mengubah sikap dalam memperlakukan lingkungan. Ia turut mengomentari cuitan berita dari @ABCNews terkait dampak penggundulan, pembakaran dan penebangan hutan yang bisa memicu bencana badai pasir.
Menurutnya, bukan tidak mungkin bencana badai pasir seperti pemberitaan itu akan terjadi di Indonesia dalam waktu dekat. Karena itu, Susi meminta masyarakat maupun pemerintah harus segera mengubah sikap terhadap lingkungan.
"Jika kita tidak mengubah sikap kita terhadap lingkungan, inilah yang akan terjadi pada tanah kita," tulis Susi pada akun @susipudjiastuti dengan emoji menangis seperti dikutip Suara.com, Selasa (22/3/2022).
Ini menanggapi ABC News yang menulis berita sebuah hutan di Madagaskar bagian selatan, di mana hutan itu sudah berubah menjadi ladang debu akibat penggundulan pada 19 Maret lalu. Penyebabnya sendiri karena pembakaran dan penebangan liar.
"Kekeringan selama empat tahun, yang terburuk dalam beberapa dasawarsa, bersama dengan penggundulan hutan yang disebabkan oleh orang-orang yang membakar atau menebang pohon untuk membuat arang atau membuka lahan untuk pertanian, telah mengubah daerah itu menjadi wadah debu," tulis @ABCNews.
Di Indonesia sendiri, hal seperti ini juga kerap terjadi dan buruknya lagi dilakukan untuk kepentingan beberapa pihak. Susi mengingatkan bahwa terus-terus merusak lingkungan dengan penggundulan hutan dapat membuatnya menjadi tanah yang dipenuhi debu.
Hutan gundul dapat berdampak pemanasan global. Pohon akan menyerap karbon dioksida untuk proses fotosintesis. Karbon dioksida berasal dari polusi sisa industri dan kendaraan. Jika banyak hutan gundul maka bumi akan semakin panas. Bisa dibayangkan, bukan?
Hutan gundul menciptakan tidak adanya transpirasi yang terjadi. Hal tersebut membuat curah hujan berkurang. Penurunan ini dapat menyebabkan kekeringan yang berakibat fatal bagi tumbuhan, hewan, bahkan manusia. Siklus air yang terganggu ini membuat hujan semakin jarang turun di area yang digunduli.
Baca Juga: Skuad Timnas Indonesia U-19 Disuruh Lari di Bukit, Shin Tae-yong: Lelah Harus Dilawan
Responnya soal akibat dari merusak lingkungan tersebut menerima berbagai penyuka dan komentar dari para warganet Twitter. Nah, berikut salah satunya.
"Ibu tau lah gimana benerin nya in practice. Kmrn perikanan aja beres kok. Sayang aja di acak-acak lagi," komentar akun @g****_j***s.
Susi Pudjiastuti yang merupakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini terbilang aktif merespon beberapa berita yang sedang atau pernah dialami Indonesia. Terlebih pada akun Twitternya yang sudah terverifikasi atau centang biru serta memiliki 3 juta pengikut.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Tag
Berita Terkait
-
Skuad Timnas Indonesia U-19 Disuruh Lari di Bukit, Shin Tae-yong: Lelah Harus Dilawan
-
Strategi Mitsubishi Jajaki Pasar Kendaraan Listrik di Indonesia
-
Jadi Salah Satu Pesepakbola Terkenal di Indonesia, Elkan Baggott Merendah
-
Presiden Joko Widodo: IKN Nusantara akan Jadi Motor Penggerak Ekonomi Indonesia
-
Elkan Baggott Nggak Janji Bakal Bela Timnas Indonesia di SEA Games
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik