Suara.com - Kolonel Priyanto menjalani persidangan atas kasus pembunuhan dua ABG di Nagreg, Jawa Barat. Ia mengakui dan menyesali perbuatannya di Pengadilan Militer Tinggi II, Jakarta Timur.
Tragedi ini bermula saat Kolonel Priyanto dan kedua anak buahnya, yakni Kopda Andreas dan Koptu Ahmad Sholeh menjadi pelaku tabrak lari. Mereka menabrak Handi Saputra yang berusia 17 tahun dan Salsabila yang berusia 14 tahun.
Kolonel Priyanto dan anak buahnya tidak membawa keduanya ke rumah sakit, tetapi justru membuang tubuh Handi dan Salsa di Sungai Serayu, Jawa Tengah. Salsa dibuang dalam kondisi meninggal dunia, sedangkan Handi masih hidup.
Berikut fakta pengakuan Kolonel Priyanto yang terungkap di persidangan:
1. Mengaku panik dan ingin menolong anak buahnya
Kolonel Priyanto awalnya ingin membawa dua ABG itu ke rumah sakit atau puskesmas. Namun, anak buahnya, Andreas yang menjadi sopir mengalami kepanikan. Kolonel Priyanto pun bertukar kemudi.
Saat mengemudi ini, mulai terbesit ide oleh Kolonel Priyanto untuk menghilangkan jasad keduanya. Alasannya, ia ingin menolong anak buahnya karena sudah memiliki hubungan emosianal dengan keluarganya.
"Pertama saya punya hubungan emosional, sudah lama dia (Andreas Dwi Atmoko) jaga anak, jaga keluarga saya," beber Priyanto dalam persidangan.
2. Rencana hilangkan jasad sempat ditolak anak buah
Baca Juga: Tabrak Lari Usai Seruduk Gerobak Sate hingga 2 Motor, Mobil di Pluit Berakhir Diamuk Massa
Kedua anak buah Kolonel Priyanto rupanya smepat menolak rencana untuk menghilangkan jasad korban tabrak lari mereka. Hal ini terungkap dalam naskah kronologi yang dibacakan Oditur Militer Wirdel dalam sidang perdana.
Namun, Kolonel Priyanto justru menyuruh anak buahnya untuk diam dan mengikuti perintahnya.
"Itu anak orang pasti dicariin sama orang tuanya, mending kita balik," ucap Ahmad Sholeh dan Andreas Dwi Atmoko.
“Kamu diam saja, ikuti perintah saya," jawab Kolenel Priyanto.
3. Ngaku sebagai orang awam saat buang korban tabrak lari
Dalam pengakuannya, Kolonel Priyanto mengatakan, saat itu kondisi kaki Handi dalam posisi menekuk karena tubuhnya sudah kaku. Ia pun berpikiran kalau Handi sudah tewas, sehingga membuangnya ke Sungai Serayu adalah sebuah pilihan.
Tag
Berita Terkait
-
Tabrak Lari Usai Seruduk Gerobak Sate hingga 2 Motor, Mobil di Pluit Berakhir Diamuk Massa
-
Dua Pekan Lagi, Kolonel Priyanto akan Dituntut dalam Kasus Pembunuhan Dua Remaja di Nagreg
-
Ngaku Tak Memikirkan Korban, Kolonel Priyanto Buang Dua Sejoli ke Sungai : Saya Punya Hubungan Emosional Dengan Sopir
-
Suruh Anak Buah Tak Cengeng Usai Tabrak 2 ABG, Kolonel Priyanto Akui Pernah Bom Satu Keluarga di Timor Timur
-
Kolonel Priyanto Kukuh, Ngaku Tak Menyangka Handi Masih Hidup Saat Dibuang ke Sungai
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
PAN Setuju Pilkada Lewat DPRD, Tapi Ada Syaratnya
-
Mendagri Serukan Percepatan Pembersihan Sisa Banjir dan Pembangunan Hunian Tetap di Aceh Tamiang
-
Pakar: PP Terbit Perkuat Perpol 10/2025, Jamin Kepastian Hukum
-
Jadi Pemasok MBG, Omzet Petani Hidroponik di Madiun Naik 100 Persen
-
Reformasi Polri Tanpa Tenggat? KPRP Bentukan Presiden Akui Masih Meraba Masalah
-
KPK Amankan Uang Rp 400 Juta saat Geledah Rumah Dinas Bupati Indragiri Hulu Ade Agus Hartanto
-
Kejagung Tetapkan Kajari Bangka Tengah Tersangka Korupsi Dana Umat Baznas
-
Pastikan Keamanan Jalur Mudik Nataru, Kapolri: Tol Dipantau 24 Jam, Rekayasa Lalin Disiapkan
-
Pengakuan Jaksa Tri yang Kabur dari OTT KPK: Saya Ketakutan, Dikira Bukan Petugas
-
Dibubarkan Sebelum Diskusi Dimulai, Buku Reset Indonesia Dianggap Ancaman?