Beberapa dari mereka telah mendapatkan cukup uang secara online melalui iklan dan kemitraan dengan perusahaan dan produk keuangan sehingga berhenti dari pekerjaan harian mereka.
Angel Zhong, Associate Professor Keuangan di RMIT University, mengatakan aturan ASIC akan membunuh model bisnis 'finfluencer'.
"Saya pikir ini adalah alarm untuk finfluencer," katanya.
"Banyak 'finfluencer' telah menghapus tautan afiliasi di halaman mereka, dan menghapus unggahan di mana mereka merekomendasikan produk keuangan atau menyatakan mereka tidak lagi membuat rekomendasi ini."
Salah satu 'finfluencer', Aleks Nikolic, yang juga pengacara. Ia sudah menghasilkan paling banyak AU$4,000 sebulan dari akun Instagram dan TikTok 'Broke Girl Wealth' miliknya, yang memiliki gabungan pengikut sekitar 70.000.
Namun, dia mengatakan uang itu tidak didapat dari iklan atau afiliasi dengan produk keuangan.
Dia adalah salah satu dari banyak 'finfluencer' yang telah menghapus unggahan dari halaman media sosialnya sebagai tindakan pencegahan.
"Saya tidak merasa aturan ini akan mematikan influencer, saya pikir akan terjadi perubahan, dan sejumlah orang, termasuk saya, akan melihat potensi. Jika mereka ingin terus beroperasi, sebaiknya mendapatkan lisensi saja untuk memastikan bahwa mereka tidak melanggar," katanya.
Aleks mempertanyakan mengapa pedoman ASIC berfokus pada pembuat konten media sosial, karena menurutnya seharusnya hukum berlaku untuk semua orang.
Aturan ASIC tidak mencakup kripto
Ada juga celah dalam pedoman baru ASIC, yakni tidak mencakup mata uang kripto atau properti.
ASIC sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan tentang penipuan crypto "pump and dump" di media sosial.
Saat itulah seseorang secara artifisial menggelembungkan harga saham atau 'cryptocurrency' untuk meningkatkan perdagangan.
Setelah harga naik, 'scammers' menjual saham dengan harga yang meningkat.
Pada tahun 2021, lembaga konsumen Australia ACCC menerima 10.412 laporan ke Scamwatch yang menyebutkan 'cryptocurrency' dengan kerugian A$129 juta.
Dari jumlah tersebut, 4.730 adalah laporan penipuan investasi dengan kerugian A$99 juta.
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Menteri Ara Patok Syarat Ketat: Huntap Sumatera Harus Bebas Banjir, Aman, hingga Dekat Fasum
-
Kena Libur Natal? SIM dan STNK yang Habis Tetap Bisa Diurus, Ini Jadwalnya
-
Puncak Arus Balik Libur Natal, KAI Daop 1 Jakarta Layani 44 Ribu Penumpang Hari Ini
-
Jakarta Pusat Diamuk Angin Kencang, Puluhan Pohon Tumbang Hingga Dini Hari
-
Ragunan Diserbu Wisatawan, Puncak Kunjungan Libur Natal 2025 Tembus 50 Ribu Orang
-
Jakarta Masih Diguyur Hujan Jelang Akhir Pekan
-
Bangunan Parkir 2 Lantai Runtuh di Koja, Polisi Turun Tangan Selidiki
-
TNI Bubarkan Aksi Bawa Bendera GAM di Aceh, Satu Orang Terciduk Bawa Pistol dan Rencong
-
Bukan Cuma Lokal, Turis Eropa Serbu Kota Tua Jakarta Saat Natal: Ternyata Ini yang Mereka Cari
-
Pratikno: Januari 2026, Siswa Terdampak Bencana Sumatra Dipastikan Kembali Sekolah