Suara.com - Sebuah koalisi perusahaan Ukraina menginginkan pengadilan federal AS memerintahkan Rusia membayar hampir 35 juta dolar AS atau setara dengan Rp 503 miliar melalui putusan pengadilan asing.
Koalisi itu berharap dengan putusan itu mereka dapat mengakses beberapa aset Rusia di Amerika Serikat.
Sebelas perusahaan dalam koalisi itu mengatakan pada Sabtu dalam sebuah petisi di pengadilan federal Washington, D.C. bahwa mereka mengoperasikan pompa bensin dan sebuah kantor di Krimea, wilayah Ukraina yang dicaplok oleh Rusia pada 2014.
Para juru arbitrasi Swiss pada 2019 memutuskan Rusia harus membayar 11 perusahaan itu 34,5 juta dolar AS, menurut dokumen pengadilan.
Seorang pengacara koalisi itu, James Boykin, mengatakan pembekuan aset Rusia sebagai bagian dari sanksi AS baru-baru ini dapat memberi kliennya kesempatan untuk menagih.
“Jika dana tersedia untuk orang-orang yang menderita agresi Rusia, saya tak melihat alasan kenapa Krimea dan orang-orang yang dirugikan setelah aneksasi itu akan dikecualikan,” katanya.
Petisi itu mengatakan pasukan Rusia menyita dan menjarah pompa bensin milik 11 perusahaan itu karena taipan Ukraina Igor Kolomoisky, pemilik salah satu perusahaan, adalah seorang kritikus Kremlin.
Kolomoisky adalah mantan pejabat pemerintah yang dikenai sanksi oleh Amerika Serikat pada 2021 karena dugaan korupsi.
Rusia tidak berpartisipasi dalam arbitrase itu tapi menentang keputusan di Mahkamah Agung Federal Swiss, yang menolak banding Rusia.
Baca Juga: PBB Ungkap Marak Kasus Pemerkosaan Hingga Perdagangan Manusia Selama Perang Ukraina
Konvensi internasional dan hukum AS mengizinkan pengadilan AS untuk menegakkan putusan arbitrase asing.
Bulan lalu Yukos Capital, afiliasi dari perusahaan Yukos Oil yang diambil alih oleh Rusia hampir dua dekade lalu, mengajukan petisinya sendiri ke pengadilan Washington D.C. untuk menegakkan putusan arbitrase senilai 5 miliar dolar AS (Rp71,86 triliun) melawan Rusia.
Tak satu pun petisi menyebutkan eskalasi sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina atau pun perang mematikan yang sedang berlangsung di sana, yang disebut Rusia sebagai operasi militer khusus untuk membersihkan pengaruh Nazi di negara itu. (Sumber: Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
PBB Ungkap Marak Kasus Pemerkosaan Hingga Perdagangan Manusia Selama Perang Ukraina
-
Konflik Berlanjut, Presiden Ukraina Minta Bantuan Militer Korea Selatan
-
Ibu Dan Anak Asal Rusia Overstay 956 Hari di Bali Setelah Suaminya Menghilang
-
Ada Investor Palestina dan Rusia dalam IPO GoTo, Komisaris BEI: Kapitalisasi Besar
-
Ukraina Lacak Tentara Rusia Pakai Fitur Find My Apple
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global