Suara.com - Efek negatif ekonomi akibat invasi Rusia ke Ukraina akan secara signifikan merugikan pertumbuhan global, kata IMF. Meningkatnya harga pangan dan bahan bakar memicu kemungkinan terjadinya kerusuhan di negara miskin.
Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan krisis ekonomi yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina akan menyebabkan perlambatan signifikan dalam pertumbuhan global pada tahun 2022. Pernyataan tersebut dibuat dalam ringkasan laporan terbaru World Economic Outlook yang dirilis pada hari Selasa (19/04).
Ekonomi global saat ini diperkirakan tumbuh 3,6% pada 2022 dan 2023, atau menyusut 0,8% dari perkiraan Januari lalu. IMF memperkirakan Rusia dan Ukraina akan mengalami kontraksi tajam tahun ini, yang juga berdampak pada lonjakan harga komoditas negara-negara di seluruh dunia.
Laporan tersebut menunjukkan ekonomi Ukraina menyusut 35%, sementara PDB Rusia akan terkontraksi 8,5%.
"Dampak perang akan menyebar jauh dan luas, menambah tekanan harga, dan memperburuk tantangan kebijakan yang signifikan," tulis Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas dalam sebuah posting blog, Selasa (19/04).
Pertumbuhan ekonomi Uni Eropa diproyeksikan melambat dan turun 1,1 poin dibandingkan Januari tahun ini. "Karena mereka adalah importir energi bersih, harga global yang lebih tinggi mewakili kejutan nilai tukar negatif bagi sebagian besar negara Eropa, yang berarti output yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi," kata IMF.
Lonjakan harga dan kerawanan pangan Revisi laporan IMF muncul setelah penurunan proyeksi ekonomi serupa oleh Bank Dunia pada pekan lalu, berkaca dari perang di Ukraina, kekhawatiran inflasi, dan lockdown pandemi COVID-19 di Cina.
Perang telah memperburuk masalah inflasi dan dampaknya terjadi lonjakan harga di negara seluruh dunia, terutama untuk makanan dan energi.
"Untuk tahun 2022, inflasi pada negara maju diproyeksikan sebesar 5,7% dan 8,7% pada negara berkembang," kata IMF, seraya menambahkan bahwa inflasi kemungkinan akan tetap tinggi lebih lama dari sebelumnya.
Baca Juga: IMF Pangkas Ekonomi Global, Apa Kata Sri Mulyani?
Inflasi yang tinggi dan persisten dapat mendorong bank sentral utama seperti Federal Reserve Amerika Serikat untuk mengambil tindakan yang lebih agresif demi memastikan stabilitas harga. Hal itu, pada gilirannya, kemungkinan akan meningkatkan biaya pinjaman di seluruh dunia, menghambat upaya pemulihan ekonomi, terutama di negara-negara berkembang yang berhutang.
Pandemi COVID-19 di Cina dan terhambatnya rantai pasokan Konflik Ukraina juga "menambah tekanan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi," kata IMF. "Selain itu, lockdown baru-baru ini di pusat manufaktur dan perdagangan utama di Cina kemungkinan akan menambah gangguan pasokan di tempat lain."
Pada hari Senin (18/04), Cina melaporkan pertumbuhan PDB 4,8% untuk kuartal pertama, sebuah peningkatan moderat dari ekspansi 4% kuartal sebelumnya. Para ekonom mengatakan data April kemungkinan akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah untuk ekonomi terbesar kedua di dunia itu dibanding tiga bulan pertama tahun ini, karena penguncian COVID-19 yang berlarut-larut. (ha/pkp)
Berita Terkait
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
7 HP Murah RAM 8 GB untuk Hadiah Natal Anak, Mulai Rp1 Jutaan
-
Pesona Kierana Alexandra, Atlet 17 Tahun Pembawa Bendera Indonesia di Penutupan SEA Games 2025
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka