Suara.com - Gunung Anak Krakatau terpantau kembali erupsi sejak 22 April 2022. Gunung yang berada di Selat Sunda ini memang jadi salah satu gunung api yang cukup aktif di Indonesia. Simak sejarah meletusnya Gunung Krakatau dan catatan erupsi Anak Krakatau berikut.
Indonesia merupakan wilayah yang berpotensi mengalami kejadian gunung meletus. Karena memang, wilayah Indonesia berada dalam ring of fire atau cincin api pasifik. Hal itu juga menyebabkan Indonesia akan sering mengalami gempa bumi.
Salah satu gunung yang pernah mengalami letusan dahsyat adalah Gunung Krakatau. Hingga dampaknya terasa sampai ke luar negeri. Letusan itu pun dibarengi dengan bencana lain, yaitu tsunami. Yang gelombangnya juga dirasakan hingga luar negeri.
Ingin tahu sejarah meletusnya Gunung Krakatau hingga erupsi Gunung Anak Krakatau? Berikut ulasannya yang dirangkum dari berbagai sumber:
Sejarah Meletusnya Gunung Krakatau
Gunung Krakatau merupakan gunung yang berada di Selat Sunda, yakni berada antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Namun, secara administratif, Gunung Krakatau berada di Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Gunung Krakatau ini pernah meletus pada 26 - 27 Agustus tahun 1883. Pada saat itu, Gunung berapi ini mengeluarkan jutaan ton batu, debu, dan magma. Serta menutupi wilayah seluas 827.000 km.
Sekarang Wilayah yang menjadi cagar alam ini memiliki empat pulau kecil. Yakni Pulau Rakata, Pulau Anak Krakatau, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang (Rakata Kecil). Secara geologi, empat pulau tersebut berasal dari satu gunung yang dinamakan Krakatau.
Ledakan Gunung Krakatau ini, dirasakan sampai ke luar negeri seperti Sri Lanka, India, Pakistan, Australia, dan Selandia Baru. Letusan Krakatau ini juga menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat sempat gelap selama dua hari karena debu vulkanis menutupi atmosfer.
Baca Juga: Aktifitas Erupsi Gunung Anak Krakatau Meningkat, BPBD Pandeglang Antisipasi Hal Ini
Lantas sekitar 44 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul Gunung Api yang dikenal dengan sebutan Anak Krakatau. Gunung ini masih aktif dan tinggi bertambah, pertumbuhan tingginya sekitar 0.5 meter (20 inci) per bulan.
Gunung Anak Krakatau ini berada di Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Seluruh kawasan ini dilindungi secara hukum dan dijadikan cagar alam yang dikelola oleh BKSDA (Badan Konservasi Sumberdaya Alam).
Pada 29 Juni 2018, aktivitas vulkanik di pulau ini mulai meningkat kembali. Erupsi Gunung Anak Krakatau ini semakin meningkat pada Bulan Oktober hingga November 2018. Lalu pada 22 Desember 2022, Gunung Anak Krakatau mengalami letusan dengan tinggi asap berkisar 200 hingga 1500 meter.
Bisa dibilang aktivitas Gunung Anak Krakatau ini sering terjadi, di tahun 2019 gunung ini juga erupsi kembali. Mulai tanggal 22 Agustus 2019, PVMBG melaporkan aktivitas vulkanik berupa semburan kolom abu dan asap teramati kembali.
Meski terbilang tidak cukup besar, namun aktivitas tersebut diikuti dengan erupsi pada tanggal 24 September 2019, lalu pada tanggal 25 dan 30 September 2019. Hingga 31 Desember 2019. Dan aktivitas tersebut berlanjut pada 7 Januari dan 7 Februari 2020.
Di tahun 2022, Gunung Anak Krakatau ini juga mengalami peningkatan aktivitas erupsi pada tanggal 24 April. Tinggi kolom hembusan sekitar 25 hingga 3000 meter dari atas puncak Gunung Anak Krakatau.
Tag
Berita Terkait
-
Aktifitas Erupsi Gunung Anak Krakatau Meningkat, BPBD Pandeglang Antisipasi Hal Ini
-
Ini Isi Tas Siaga Bencana, Persiapkan untuk Antisipasi Tsunami Akibat Erupsi Gunung Anak Krakatau
-
Penumpukan Badan Anak Krakatau Berpotensi Timbulkan Tsunami, Badan Geologi: Ini Harus Diwaspadai
-
Gunung Anak Krakatau Siaga, Ada Potensi Tsunami Pada Malam Hari, BMKG Minta Masyarakat Tidak Terpancing Isu Liar
-
Ada Pembentukan Badan Baru di Gunung Anak Krakatau yang Berpotensi Memicu Tsunami
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Prabowo Mau Menhut Tak Ragu Cabut Izin Pemanfaatan Hutan, Butuh Bantuan Minta ke TNI-Polri
-
Nadiem Makarim Dirawat di RS Saat Sidang Perdana, Apa Keputusan Hakim?
-
BGN Minta Kepala SPPG Awasi Ketat Proses Memasak dan Distribusi MBG
-
Tangkal Hoaks, Polda Metro Jaya dan FWP Gelar Uji Kompetensi Wartawan
-
Menko Usul WFA Nasional 2931 Desember 2025 untuk Dukung Mobilitas Nataru
-
Dana Kampanye Jadi Celah Korupsi, Pakar Sebut Pilkada Tak Langsung Tak Efektif
-
KPK Cecar Zarof Ricar Soal Percakapannya dengan Eks Sekretaris MA Hasbi Hasan
-
Prabowo Bongkar Keterlibatan Oknum TNI-Polri dalam Tambang Ilegal dan Penyelundupan
-
KPK Pastikan Akan Panggil Gus Yaqut Pekan Ini untuk Kasus Kuota Haji
-
BGN Perketat SOP, Mobil Pengantar MBG Tak Lagi Masuk Halaman Sekolah