Suara.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian melantik lima penjabat gubernur pada Kamis (12/5/2022). Kelimanya akan bertugas menggantikan kepala daerah yang sudah memasuki akhir periode kepemimpinannya pada bulan ini.
Mereka yang dilantik yakni Penjabat Gubernur Banten, Penjabat Gubernur Bangka Belitung, Penjabat Gubernur Gorontalo, Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, dan Penjabat Gubernur Papua Barat.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Sosial Politik Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa mengingatkan, agar penjabat gubernur yang dilantik menjaga integritas dan profesionalisme atas jabatan yang diemban.
"Integritas dan profesionalisme harus dijaga, apalagi korelasi jabatan kali ini bertepatan dengan momentum politik yang cukup berpengaruh ke depannya," ujar Herry kepada Suara.com, Kamis (12/5/2022).
Herry menuturkan, adanya penjabat gubernur idealnya memberikan kontribusi dan inovasi terhadap kemajuan daerah yang dipimpin.
"Tentunya penjabat gubernur ini mesti inovatif dan kontributif bagi daerah yang dipimpin, jangan sampai kehadiran mereka menjadikan wilayah tersebut justru semakin tertinggal," papar Herry.
Selain itu, keberadaan penjabat gubernur harus benar-benar mampu melanjutkan pembangunan di daerah. Herry mengkhawatirkan keberadaan penjabat gubernur hanya pemanis UU nomor 10 tahun 2016.
"Yang dikhawatirkan kan posisi penjabat gubernur ini hanya pemanis UU Nomor 10 tahun 2016. Alangkah baiknya punya terobosan, gebrakan dan mampu beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat di tempatnya masing-masing," kata Herry.
Sementara di sisi lain, Herry juga mengingatkan bahwa PJ Gubernur yang dilantik menjaga stabilitas sosial-politik menjelang pemilu serentak.
Baca Juga: Kekayaan 5 Penjabat Gubernur yang Dilantik Hari Ini, Siapa Terkaya?
"Harus dijaga betul bahwa independensi PJ Gubernur menjadi salah satu indikator kualitas demokrasi tetap berjalan di Indonesia termasuk bebas intervensi menjelang Pemilu 2024," ucap Herry.
Namun, Herry tak menampik bahwa independensi PJ Gubernur harus teruji ditengah-tengah suasana politik Indonesia yang begitu dinamis.
"Saya kira mereka juga manusia biasa, mereka adalah pejabat yang dipilih oleh rezim yang berkuasa. Pasti kualifikasi dan kriteria sesuai dengan keinginan penguasa," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah