Suara.com - Wahana penjelajah NASA, Perseverance, tengah menjalani tugas paling penting dalam misi yang dibebankan kepada kendaraan ruang angkasa ini.
Perseverance sudah tiba di sebuah tanah endapan kuno di Mars, yang oleh para saintis diidentifikasi sebagai lokasi paling ideal untuk menemukan tanda-tanda kehidupan di masa lalu.
Miliaran tahun yang lalu di lokasi tersebut, terdapat sungai yang bermuara ke danau besar.
"Sungai-sungai yang mengalir ke delta akan membawa nutrisi, yang jelas sangat bermanfaat bagi kehidupan. Lalu, sedimen yang dibawa oleh aliran sungai dan kemudian mengendap di sana juga sangat bermanfaat untuk kelestarian," kata Sanjeev Gupta, guru besar di Imperial College London, Inggris.
"Jika ada kehidupan di dataran tinggi, maka itu bisa terbawa oleh arus sungai dan kemudian mengendap di delta," ujarnya.
Para ilmuwan meyakini, sedimen di lokasi itu mungkin saja menyimpan tanda-tanda kehidupan purba, seperti mikroba yang dulu hidup di air Mars.
Perseverance akan mengebor batu untuk mendapatkan sampel. NASA berencana menggelar misi ruang angkasa lain pada masa mendatang untuk membawa sampel itu ke Bumi.
Baca juga:
- Awan es misterius di sekeliling sistem tata surya kita
- Gambar paling tajam yang pernah dibuat tentang galaksi ruang angkasa
- Mungkinkah kita membangun 'museum' di ruang angkasa?
Ahli astrofisika Universitas Oxford, Becky Smethurst, mengatakan para saintis sudah tidak sabar dengan prospek meneliti sampel yang dikumpulkan Perseverance.
Baca Juga: Bermasalah, NASA Umumkan Sisa Hidup Misi InSight di Mars
Temuan wahana ini bisa mengukuhkan hipotesis bahwa dahulu kala lingkungan Mars mendukung adanya kehidupan.
"Mungkin saja, ada kondisi ideal di Mars yang mendukung kehidupan dan mendukung adanya air ... dulu atmosfer Mars jauh lebih tebal, itu miliaran tahun yang lalu, sebelum Matahari membombardir Mars dengan radiasi, yang membuat atmosfernya hilang," kata Smethurst.
"Mungkin saja kita akan menemukan tanda-tanda biologi, yang mengisyaratkan bahwa kehidupan pernah ada di sana.
"Kami tentu sangat gembira dengan prospek menemukan fosil kehidupan purba dan bayangkan saja jika kita menemukan bakteri di Mars. Intinya, kemungkinan yang kita dapatkan tidak terbatas," ujar Smethurst.
Smethurst juga mengatakan, tugas Perseverance sangat penting dalam upaya membantu manusia memahami bagaimana kehidupan muncul di Sistem Tata Surya kita.
"Apakah Bumi itu unik? Ada teori bahwa mungkin tabrakan antara komet, asteroid dan planet memunculkan air, asam amino, dan protein yang kita kenal sebagai bahan kehidupan," tuturnya.
Baca juga:
- Ledakan dahsyat yang merobek ruang angkasa, memunculkan rongga raksasa dan melahirkan bintang baru
- Kisah pria yang 'menjalin kontak' dengan alien - dan beberapa foto untuk membuktikannya
- Teka-teki lubang kecil di pesawat ruang angkasa Soyuz yang merapat ke ISS
- Lima hal tentang Asgardia, bangsa ruang angkasa pertama, dengan ribuan WNI sebagai pendaftar
"Kalau bahan-bahan ini ada di Bumi, bukankah bahan-bahan tersebut mestinya juga ada di Mars? Jika kita bisa menjawab pertanyaan ini, jawaban itu bisa membantu kita melacak asal-mula kita," kata Smethurst.
Meski begitu, dia mengakui tak akan mudah mengontrol dari jarak jauh pergerakan Perseverance di permukaan Mars.
"Tim harus ekstra hati-hati untuk tidak menggerakkan wahana ke tempat yang terlalu curam atau terlalu terjal atau menggerakkan ke arah gundukan yang membuat bisa wahana bisa terguling," ujarnya.
"Ini bukan seperti menggerakkan mobil dengan kendali jarak jauh (seperti di Bumi di mana kita bisa melihat hasilnya secara instan), maju sedikit ke depan dan kemudian mobil akan maju, bukan seperti itu."
"Perlu waktu yang lama karena jarak antara Bumi dan Mars. Jadi kami mengirim instruksi ke wahana Perseverance dan setelah itu kami hanya bisa menunggu apa yang terjadi kemudian. Dan ini sungguh membuat was-was," kata Smethurst.
Rencananya sampel yang diperoleh Perseverance akan diambil oleh wahana lain dan dibawa ke Bumi sekitar tahun 2030-an.
Wahana Perseverance mendarat secara spektakuler di permukaan Mars pada 18 Februari 2021.
Sejak itu wahana ini menguji coba peralatan dan instrumen, menerbangkan helikopter mini, dan mengumpulkan data di sekelilingnya.
Profesor Briony Horgan dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, mengatakan wahana itu dilengkapi instrumen yang bisa mengungkap secara terperinci bahan dan struktur kimiawi dan mineral dari delta di Mars.
"Kami akan mempelajari unsur-unsur kimia yang ada di danau purba tersebut, misalnya apakah airnya netral atau asam dan apakah lingkungannya mendukung kehidupan. Jika jawabannya ya, kehidupan seperti apa yang bisa didukung," kata Horgan.
Sejauh ini, tidak ada yang bisa memastikan apakah memang pernah ada kehidupan di Mars. Jika ada, sampel yang diambil oleh Perseverance bisa membantu kita mencari jawaban atas pertanyaan tersebut.
Berita Terkait
-
7 Sabun Cuci Muka pH Rendah yang Tak Bikin Kulit Ketarik dan Terasa Kering
-
Di Depan Prabowo, Airlangga Pamer IHSG Sentuh ATH Rp9.600: Yakin Target Pertumbuhan Ekonomi Tercapai
-
Hasil Serie A: Wesley Franca Pahlawan, AS Roma Taklukkan Como di Olimpico
-
Persib Bandung Fokus Hadapi Bhayangkara FC Setelah Kalah dari Malut United
-
Tren Kasus Cabut Gigi Bungsu Melonjak Drastis usai Pandemi, Asuransi sampai Bikin Aturan Khusus
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri