Kabar duka datang menyelimuti segenap umat muslim Indonesia, setelah beredar kabar bahwa Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif alias Buya Syafii dikabarkan meninggal dunia pada hari Jumat, pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta.
Buya Syafii dikabarkan meninggal pada usia ke 86 tahun. Kabarnya, Buya Syafii dimakamkan di Pemakaman Husnul Khotimah yang berada di Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo.
Sebelumnya, Buya Syafii sempat dirawat di rumah sakit karena terkena serangan jantung ringan. Berikut profil Buya Syafii Maarif serta riwayat pendidikan dan kiprahnya di Muhammadiyah.
Meninggalnya Buya Syafii menyisakan luka mendalam bagi orang-orang yang mengenal tentangnya. Semasa hidupnya, Buya Syafii diketahui merupakan seorang ulama moderat, sekaligus seorang sejarawan.
Buya Syafii merupakan seorang pria kelahiran tanah Minangkabau, ia mengawali karirnya menjadi seorang guru di sekolah Muhammadiyah di Lombok pada tahun 1957.
Kabarnya, ia juga merupakan seorang Dosen Sejarah dan Kebudayaan Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta pada periode 1964-1969.
Buya Syafii dikenal sebagai seorang pengajar sejarah Asia Tenggara hingga filsafat sejarah di IKIP Yogyakarta, dan mengabdi selama kurang lebih 27 tahun lamanya.
Riwayat pendidikan dan Kiprah Buya Syafii di Muhammadiyah
Buya Syafii diketahui mengenyam pendidikan di Universitas Chicago, Amerika Serikat. Buya Syafii meraih gelar doktornya dari Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Tengah. Disertasi milik Buya Syafii pada saat itu berjudul "Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debates in Indonesia".
Baca Juga: Di Acara PDIP, Puan Maharani Panjatkan Doa Khusus untuk Almarhum Buya Syafii Maarif
Setelah berhasil meraih gelar doktor di Universitas Chicago tersebut, Buya Syafii kemudian mulai berkarir dan aktif menjelajah organisasi keagamaan termasuk organisasi keagamaan Muhammadiyah pada tahun 1995 silam. Pada saat itu, Buya Syafii menjabat sebagai Wakil Ketua PP Muhammadiyah.
Karier Buya Syafii semakin memuncak setelah ia berhasil menduduki kursi sebagai pimpinan Muhammadiyah pada tahun 1998 hingga tahun 2000.
Selama kiprahnya menjadi pimpinan Muhammadiyah di tahun tersebut, Buya Syafii berhasil membawa Muhammadiyah ke arah yang lebih baik.
Keberhasilan Buya Syafii menjadi pimpinan Muhammadiyah tersebut kemudian membuat para peserta muktamar Muhammadiyah kembali menjadikan Buya Syafii menjadi seorang Ketua Umum PP Muhammadiyah, pada periode 2000-2005.
Karier Buya Syafii tidak selesai sampai di situ saja. Usai melepaskan jabatannya sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii kembali aktif dalam komunitas yang bernama Maarif Institute.
Tidak hanya itu, Buya Syafii juga aktif menulis dan menuangkan berbagai pemikirannya dalam bentuk buku. Buya Syafii sempat menjadi perbincangan di tahun 2015, usai ia menolak tawaran Presiden Joko Widodo sebagai Dewan Pertimbangan Presiden.
Berita Terkait
-
Megawati Langsung Menangis saat Dengar Buya Syafii Maarif Meninggal Dunia
-
Di Acara PDIP, Puan Maharani Panjatkan Doa Khusus untuk Almarhum Buya Syafii Maarif
-
Ketum PP Muhammadiyah: Buya Syafii Maarif Sosok Humanis
-
Berbela Sungkawa, Gubernur Khofifah Sebut Buya Syafii Maarif Salah Satu Pemikir dan Cendekiawan Terbaik Indonesia
-
Berjalan Khidmat, Ratusan Pelayat hingga Menteri Hadiri Pemakaman Buya Syafii Maarif di Kulon Progo
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Kasatgas KPK Diadukan ke Dewas, Benarkah Bobby Nasution 'Dilindungi' di Kasus Korupsi Jalan Sumut?
-
Mardani Ali Sera Dicopot dari Kursi Ketua PKSAP DPR, Alasannya karena Ini
-
Melihat 'Kampung Zombie' Cililitan Diterjang Banjir, Warga Sudah Tak Asing: Kayak Air Lewat Saja
-
Jakarta Dikepung Banjir: 16 RT Terendam, Pela Mampang Paling Parah Hingga 80 cm
-
Program SMK Go Global Dinilai Bisa Tekan Pengangguran, P2MI: Target 500 Ribu Penempatan
-
21 Tahun Terganjal! Eva Sundari Soroti 'Gangguan' DPR pada Pengesahan RUU PPRT: Aneh!
-
110 Anak Direkrut Teroris Lewat Medsos dan Game, Densus 88 Ungkap Fakta Baru
-
Jejak Hitam Eks Sekretaris MA Nurhadi: Cuci Uang Rp308 M, Beli Vila-Kebun Sawit Atas Nama Orang Lain
-
Jaksa KPK Ungkap Pertarungan Gengsi dengan Penasihat Hukum di Kasus Hasto Kristiyanto
-
Sebut Indonesia Darurat Bullying, Puan Siapkan Panggilan Menteri dan Tim Psikolog