Solstis Desember adalah ketika Matahari berada paling Selatan terhadap ekuator langit. Sementara solstis Juni merupakan fenomena ketika matahari berada paling utara dari ekuator ketika tengah hari.
Sebaliknya, untuk belahan bumi utara, matahari akan terbit lebih cepat saat solstis Juni dan terbenam lebih lambat saat solstis Desember. Karena pada saat solstis Juni, belahan bumi utara dan kutub utara cenderung condong ke matahari, sementara belahan bumi selatan dan kutub selatan cenderung menjauhi matahari.
Sebaliknya, saat solstis Desember, belahan bumi selatan dan kutub selatan cenderung condong ke arah matahari, sementara belahan bumi utara dan kutub utara cenderung menjauhi matahari.
Faktor kedua adalah deklinasi matahari. Deklinasi merupakan sudut simpangan yang dibentuk antara ekliptika (bidang edar bumi) dengan ekuator. Saat solstis Juni, deklinasi matahari bernilai maksimum, sementara saat solstis Desember, deklinasi matahari bernilai minimum.
Faktor ketiga adalah perata waktu, yang merupakan selisih antara tengah hari sebenarnya dengan tengah hari rata-rata. Karena jam yang digunakan saat ini mengacu pada tengah hari rata-rata, maka jam berbasis bayangan matahari perlu dikoreksi menggunakan perata waktu.
Perata waktu disebabkan oleh bentuk orbit bumi yang tidak lingkaran sempurna melainkan elips dengan kelonjongan 1/60 dan juga deklinasi matahari. (Antara)
Berita Terkait
-
Tepis Kabar Rektor IPB Arif Satria Bakal Dilantik Jadi Kepala BRIN, Mensesneg: Belum Ada Hari Ini
-
Benarkah Matahari Jatuh di Aceh? Viral di Medsos dan Ini Fakta Sebenarnya!
-
Polisi Sebut Gas Air Mata Terbawa Angin ke Unisba, Ilmuwan BRIN Ungkap Fakta Sebaliknya
-
BRIN dan IOCAS Mulai Riset Laut Jangka Panjang, Soroti Polusi Plastik dan Arus Global
-
5 Rekomendasi Sunscreen yang Tidak Bikin Mata Pedih, Nyaman Dipakai Seharian
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
Terkini
-
Ribuan Anak Keracunan dan Makanan Berbelatung, FSGI Desak Moratorium Program Makan Bergizi Gratis
-
Rp233 Triliun Uang Rakyat Nganggur di Bank, Pemda Gagal Kelola Anggaran?
-
Demokrasi Terancam? Rocky Gerung Kritik Pergeseran Politik ke Kaum Demagog
-
Penuh Belatung, RS Polri Ungkap Luka-luka Mengerikan Kasus Bocah Membusuk di Indekos Penjaringan
-
Jasad Bule Australia Pulang Tanpa Jantung dari Bali, Ada Apa di Balik Kematian Misteriusnya?
-
Hari Tani Nasional, Jalan Depan Gedung DPR RI Macet! Ini Rute Alternatif yang Disiapkan Polisi
-
Sebelum Prabowo Subianto, 4 Presiden Ri Ini Juga Pernah Berpidato di Sidang Umum PBB
-
Istilah 'Ibu Kota Politik' IKN Bikin Bingung, PDIP Minta Penjelasan Pemerintah
-
Two-State Solution Prabowo di PBB Dapat Dukungan DPR, Disebut Jalan Damai Bermartabat
-
BMKG Rilis Peringatan Dini: Mayoritas Indonesia Diguyur Hujan, Wilayah Ini Berstatus Siaga