Pada tahun 1922, Transyordania diakui sebagai negara bagian dan tetap menjadi mandat Inggris hingga tahun 1946 ketika negara tersebut diberikan kemerdekaan.
Di tahun 1946 di tahun kemerdekaannya, pihak yang berwenang menamakannya sebagai Kerajaan Hashemite Transyordania setelah ratifikasi Perjanjian London. Lalu, di tahun 1949, namanya kembali diubah lagi menjadi Kerajaan Hashemite di Yordania.
4. Kampuchea ke Kamboja
Negara Kamboja merupakan salah satu negara yang telah mengubah namanya hingga beberapa kali. Terutama saat partai penguasa yang baru hendak menghapus jejak yang sebelumnya.
Negara tersebut kemudian mengganti namanya menjadi Kerajaan Kamboja di antara tahun 1953 dan 1970. Lalu kemudian dari tahun 1970 hingga 1975, negara tersebut di namai Republik Khmer.
Di bawah pemerintah komunis, negara ini juga disebut sebagai Kampuchea Demokratik pada tahun 1947 hingga 1979. Lalu kemudian, di bawah otoritas transisi PBB, pada tahun 1989-1993, negara tersebut dinamakan Negara Kamboja.
Setelah adanya pemulihan monarki yang terjadi pada tahun 1993, negara tersebut kemudian diubah kembali menjadi Kerajaan Kamboja.
5. Siam ke Thailand
Thailand juga pernah mengubah namanya. Selama berabad-abad wilayah tersebut diperintah oleh raja dan dikenal sebagai Siam. Pada tahun 1939, raja tersebut berganti nama setelah menjadi monarki konstitusional. Nama baru tersebut diucapkan sebagai Prathet Thai.
Baca Juga: Diresmikan PBB, Ini 4 Fakta di Balik Pergantian Nama Negara Turki Jadi Turkiye
6. Abyssinia ke Ethiopia
Kekaisaran Ethiopia juga dikenal sebagai Abyssinia. Adanya pendirian dinasti Solomon oleh Abyssinia di tahun 1270 menyebabkan penamaan seluruh negara Abyssinia. Abyssinia diubah menjadi Ethiopia selama Perang Dunia II oleh Raja X Ethiopia.
7. Holland ke Netherlands (Belanda)
Pada tahun 2020, Holland resmi bersatu dengan Netherlands. Meski memiliki perbedaan kata, tetapi dalam bahasa Indonesia masih memiliki arti yang sama yaitu Belanda.
Negara ini memiliki dua wilayah, yaitu Holland Selatan dan Holland Utara.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Berita Terkait
-
Diresmikan PBB, Ini 4 Fakta di Balik Pergantian Nama Negara Turki Jadi Turkiye
-
Kemenangan Perdana Belanda atas Belgia dan Pesta Gol di Negeri Tetangga
-
4 Fakta Iran, Negara Ini Punya Kalender Sendiri
-
Turki dan Yunani Kembali Tegang, Angkara Panggil Dubes Negeri Para Dewa
-
Hasil UEFA Nations League Tadi Malam: Belanda Lumat Belgia, Prancis Dibungkam Denmark
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?