Suara.com - Rentetan kasus pelecehan seksual terjadi di KAI Commuter atau KRL (kereta listrik). Kejadian yang berulang membuat penumpang khawatir, khususnya perempuan yang rentan menjadi korban. KAI Cummuter diminta memberikan sanksi tegas, bukan hanya sekedar wacana.
Aini, seorang pengguna KRL mengaku merasa risih dengan maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi.
"Saya sebagai penumpang perempuan, merasa risih dan jijik. Dan juga insecure ya, gara-gara banyak ke up video-video pelecahan seksual di dalam KRL," kata Aini saat ditemui Suara.com di Stasiun Manggarai, Senin (18/7/2022).
Karena maraknya kasus pelecehan, dia merasa khawatir selama menggunakan KRL, sebab tidak menutup kemungkinan dirinya menjadi korban yang ditarget.
"Mungkin selama ini, saya naik KRL, mikirnya siapa tahu saya selama ini mungkin ada upaya-upaya pelecehan dan pencabulan, yang mungkin dilakukan ke saya. Mungkin saya enggak mengetahuinya juga," kata dia.
Menurutnya, terulangnya kasus pelecehan seksual di dalam kereta, karena ketidaktegasan KAI Cummuter kepada para pelakunya. Tindak lanjut pengelolah dinilai hanya sekedar meredam kepanikan penumpang, bukan membuat upaya jangka panjang.
"Saya sayangkan itu dari pihak KRL-nya itu, kan kasusnya sudah beberapa kali ke-up gitu. Tapi kayaknya dari pihak KRL cuma sekedar imbauan, terimakasih atas info dari masyarakat, sekedar menindak lanjuti," kata Aini.
"Tetapi kayak ke depan kasus ini masih terjadi terulang, pihak KAI enggak tegas sih soal, memberantas pelecehan dan pencabulan di KRL," sambungnya.
Sementara itu, Umamah, pengguna KRL lainnya juga merasakan kekhawatiran yang sama. Menurutnya perempuan sangat rentan menjadi korban pelecehan seksual.
"Saya takut banget sih, mendengar banyak berita, kalau pelecehan itu banyak terdeteksi di kendaraan umum apalagi di kereta. Perempuan itu rentan menjadi korban pelecehan seksual di tempat-tempat umum seperti itu," ujarnya.
Tindakan tegas tegas dan upaya pencegahan yang berkelanjutan harus segera diambil KAI Commuter.
"Benar-benar menindak tegas, jangan cuma soal wacana, tetapi menindak tegas segala bentuk, sekecil apapun indikasi yang mengarah ke pelecehan seksual. Jadi tindak tegas itu menurutku perlu diperlihatkan KAI Cummuter. Kedua sebenarnya ini sudah dilakukan KAI Cummuter, mungkin bisa dilakukan lebih banyak lagi dan masif lagi," ujarnya.
Di sisi lain, Serly mengatakan maraknya kasus pelecehan seksual di transportasi publik, khususnya KRL membuat sangat jarang menggunakan fasilitas kendaraan publik. Dia merasa tidak nyaman, sehingga lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor.
"Makanya suka insecure kalau naik kendaraan umum dan milih naik motor sendiri," ujarnya.
Baginya, kendaraan umum seperti KRL hanya menjadi pilihan terakhirnya untuk bepergian.
Berita Terkait
-
Terpopuler: Pengakuan Bintang K-Pop yang Alih Profesi Jadi Artis Film Porno, Viral Aksi Pelecehan Seksual di KRL Bekasi
-
Dua Kali Insiden Pelecehan Terjadi Berturut-turut Di KRL, KAI Ambil Langkah Hukum
-
Kekerasan Seksual Bisa Terjadi di Mana Saja Termasuk di Pesantren, Wabup Karawang Ingatkan Hal Ini
-
Asyik Telponan di KRL, Emak-emak Marah Tak Terima saat Ditegur Satpam, Warganet Ikut Kesal
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
YLBHI Kritik Keras Penempatan TNI di Gedung DPR: Semakin Jauhkan Wakil Rakyat dengan Masyarakat!
-
Babak Baru Perang Lawan Pencucian Uang: Prabowo 'Upgrade' Komite TPPU Tunjuk Yusril Jadi Ketua
-
Serikat Petani: Program 3 Juta Rumah Akan Gampang Dilaksanakan kalau Reforma Agraria Dilaksanakan
-
Pramono Anung Targetkan Setiap Kelurahan di DKI Punya Sekolah Lansia: Ini Alasannya
-
Prabowo Teken Inpres Soal Pembangunan Kampung Haji Indonesia di Mekah, Begini Isinya
-
Pernyataan Terkini Kejagung Soal Dugaan Korupsi Tol Cawang-Pluit Seret Anak 'Raja Tol' Jusuf Hamka
-
Papua Mencekam, OTK Bersenjata Serbu Proyek Vital, Ekskavator Jalan Trans Nabire-Timika Dibakar
-
Jejak 'Uang Haram' Zarof Ricar Terendus, Aset Baru Rp 35 M Atas Nama Anak Ikut Disita
-
Babak Baru Korupsi Proyek Jalan Musi Banyuasin, Dodi Reza Alex Noerdin Jadi Tersangka Selanjutnya?
-
Ketua Komisi X DPR Soroti Kasus Kepsek SMPN 1 Prabumulih, Ingatkan Bahaya Intervensi Kekuasaan