Suara.com - Ghana mengonfirmasi dua kasus pertama virus Marburg yang mematikan. Virus yang sangat menular ini berasal dari satu keluarga virus penyebab Ebola.
Seperti dilaporkan, kedua pasien meninggal akibat virus Marburg baru-baru ini di sebuah rumah sakit di bagian selatan wilayah Ashanti.
Tes sampel dari kedua pasien menunjukkan hasil positif awal bulan ini, dan sekarang sedang diverifikasi di sebuah laboratorium di Senegal.
Otoritas kesehatan di negara Afrika Barat itu mengatakan 98 orang sedang menjalani karantina karena berkontak dengan kedua pasien. Mereka mencakup kerabat pasien, petugas medis, dan pengurus pemakaman.
Ini merupakan kedua kalinya virus Marburg teridentifikasi di Afrika Barat. Sebelumnya, satu kasus Marburg terkonfirmasi di Guinea akhir tahun kemarin. Tapi wabah ini sudah dinyatakan berakhir pada September, lima minggu setelah kasus ini ditemukan.
Apa itu virus Marburg?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus Marburg mirip dengan virus Ebola yang mematikan.
Wabah virus Marburg diketahui pertama kali terjadi pada 1967, ketika sebanyak 31 orang terinfeksi, tujuh di antara mereka meninggal secara bersamaan di Kota Marburg dan Frankfurt, Jerman. Dua kasus lainnya terjadi di Serbia.
Baca juga:
- Virus Hendra lebih mematikan daripada Covid-19, apa gejalanya dan bisakah menjalar ke Indonesia?
- Virus Nipah dan ancaman pandemi berikutnya di Asia
Wabah ini ditelusuri pertama kali berasal dari kera hijau Afrika yang diimpor dari Uganda.
Baca Juga: Dua Orang Meninggal karena Virus Marburg, Kenali Gejalanya yang Mirip Ebola!
Sejak saat itu, virus ini kemudian dikaitkan dengan hewan-hewan lainnya.
Di antara manusia, virus ini sebagian besar disebarkan melalui orang-orang yang menghabiskan waktu lama di gua dan pertambangan yang dihuni oleh kelelawar.
Ini merupakan wabah pertama di Ghana - tapi bukan hal baru bagi sejumlah negara Afrika lainnya. Kasus ini pernah terjadi di:
- Republik Demokratik Kongo
- Kenya
- Afrika Selatan
- Uganda
- Zimbabwe
Wabah Marburg yang terjadi di Angola pada 2005 telah menewaskan lebih dari 300 orang.
Tapi di Eropa, hanya ada satu orang yang meninggal akibat virus ini dalam 40 tahun terakhir - satu lainnya di Amerika Serikat, ketika virus tersebut menginfeksi seseorang yang baru pulang dari ekspedisi gua di Uganda.
Wabah besar virus Marburg:
- 2017 di Uganda: tiga kasus, tiga meninggal
- 2012 di Uganda: 15 kasus, empat meninggal
- 2005 di Angola: 374 kasus, 329 meninggal
- 1998-2000 di Republik Demokratik Kongo: 154 kasus, 128 meninggal
- 1967 di Jerman: 29 kasus, tujuh meninggal
Sumber: WHO
Penyakit yang ditimbulkan?
Virus Marburg menimbulkan gejala:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
Gejala ini kemudian diikuti tiga hari kemudian dengan:
- Diare
- Sakit perut
- Mual
- Muntah-muntah
WHO mengatakan: "Penampakan dari pasien pada fase ini digambarkan "seperti perwujudan hantu" dengan mata cekung, wajah tanpa ekspresi, dan kelesuan yang ekstrem."
Banyak orang juga mengalami pendarahan dari berbagai bagian tubuh, dan meninggal delapan sampai sembilan hari setelah mengalami sakit, karena kehilangan banyak darah dan kejang.
Umumnya, virus itu menyebabkan kematian setengah dari kasus terinfeksi, kata WHO. Tapi jenis galur yang paling berbahaya dari virus ini bisa menyebabkan kasus kematian hingga 88% dari jumlah kasus.
Bagaimana virus ini menyebar?
Kelelawar jenis pemakan buah Rousette Mesir sering membawa virus.
Kera hijau Afrika dan babi juga membawa virus.
Virus menyebar ke sesama manusia melalui cairan tubuh, bahkan melalui tempat tidur yang terkontaminasi dengan virus Marburg.
Dan kalaupun seorang pasien sembuh, darah atau sperma pasien tersebut masih bisa menularkan virus ke orang lain, berbulan-bulan setelah sembuh.
Apakah ini bisa diobati?
Tak ada vaksin khusus atau pengobatan untuk virus Marburg.
Tapi serangkaian produk pengobatan yang berasal dari darah manusia seperti plasma, obat-obatan dan terapi imun sedang dikembangkan, kata WHO.
Dan dokter mungkin bisa meringankan gejala pasien pengidap virus Marburg dengan memberikan banyak cairan dan mengganti darah yang hilang.
Bagaimana penularan virus ini bisa dibendung?
Orang-orang di Afrika harus menghindari memakan atau mengolah daging dari satwa liar, kata Gavi - organisasi internasional yang mempromosikan akses vaksin.
Orang-orang juga perlu menghindari kontak dengan babi di wilayah wabah, kata WHO.
Pria yang pernah terinfeksi virus tersebut harus menggunakan kondom selama satu tahun setelah timbulnya gejala, atau setelah hasil tes sperma mereka negatif sebanyak dua kali.
Kemudian, pengurus pemakaman orang yang meninggal karena virus ini harus menghindari sentuhan terhadap jenazah.
Berita Terkait
-
5 Fakta Virus Marburg, Risiko Angka Kemtian 88 Persen Hantui Momen Ramadhan dan Idul Fitri 2023 Indonesia
-
Sebabkan 9 Orang Meninggal, Ini Fakta dan Gejala Virus Marburg: Sudah Masuk Indonesia?
-
Serba-Serbi Virus Marburg: Gejala, Penyebab hingga Cara Penularan
-
Mengenal Virus Marburg: Pengertian, Gejala hingga Pencegahan
-
Memiliki Tingkat Kematian yang Tinggi, Ketahui Penularan hingga Gejala Virus Marburg
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama