Suara.com - Penerbangan jemaah haji 2022 gelombang ke-dua melalui Bandara Pangeran Mohamed bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi, banyak dilakukan malam hari. Alasannya, cuaca ekstrem hingga bisa mencapai 49 derajat Celcius.
Kepala Seksi Pelayanan Kedatangan dan Pemulangan (Yanpul) Daker Bandara Edayanti Dasril mengatakan langkah ini diambil untuk mempertimbangkan suhu panas yang bakal berimbas kepada beban pesawat.
"Ada beban maksimum saat take off yang akan mempengaruhi gaya gravitasi bumi. Untuk mencegah itu setiap penerbangan ada penghitungan ulang,” ujar Edayanti Dasril saat ditemui, Minggu (31/7).
Diketahui pemulangan jemaah haji gelombang dua mulai diterbangkan dari Madinah ke Indonesia sejak Sabtu (30/7) dini hari. Setelah sebelumnya jemaah melakukan ibadah arbain di Masjid Nabawi Madinah.
Untuk itu, dijelaskan Edayanti, jadwal penerbangan jemaah gelombang kedua memang lebih sering berlangsung pada malam hari.
“Batasan antara jam empat sore sampai jam delapan pagi akan sangat banyak kloter. Kalau ada kloter yang diterbangkan dalam rentang waktu pukul sembilan pagi hingga enam sore hanya 2 atau 3 kloter saja," ungkapnya.
Menurut dia, suhu di Madinah pada siang hari bisa mencapai 49 derajat Celcius. Hal tersebut akan mempengaruhi Maximum Takeoff Weight (MTOW) alias berat lepas landas maksimum dimana pilot diizinkan untuk lepas landas karena batasan struktural atau lainnya.
Karena itu, Edayanti menjelaskan, pihaknya bersama maskapai memilih waktu penerbangan malam hari.
Dia mengungkapkan, mereka tidak mungkin mengurangi bahan bakar apalagi jumlah jemaah demi memenuhi berat landas maksimum tersebut.
Baca Juga: Jadwal Kepulangan Jemaah Haji Indonesia 1 Agustus 2022, Berapa Kloter?
“Inilah kenapa kita berusaha semaksimal mungkin untuk terbang di malam hari supaya semuanya terangkut,”jelas dia.
Meski demikian, Edayanti menjelaskan, ada beberapa embarkasi yang harus melakukan transit antara lain Solo (SOC), sehingga tidak mendapatkan jadwal malam.
Menurut dia, kloter Solo harus transit di India untuk membuang bahan bakar terlebih dahulu.
"Kita tahu Solo itu terbatas, kapasitas penumpang 360 orang. Tidak mungkin kita mengurangi orangnya, jadi harus dikurangi berat beban bawaan. Sejak awal kedatangan Solo transit ke Kualanamu untuk isi bahan bakar kemudian terbang ke Arab Saudi. Begitu juga pulang, transir ke India selama 45 menit dan langsung diterbangkan ke tanah air," tutur Eda.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf