Suara.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG berpeluang melanda dua wilayah perairan laut di Nusa Tenggara Timur/NTT beberapa hari ke depan.
"Gelombang laut dengan kategori sangat tinggi (4-6 meter) berpeluang terjadi di Selat Sumba bagian barat dan Samudera Hindia selatan Sumba-Sabu," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang BMKG Syaeful Hadi di Kupang, Selasa (2/7/2022).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan prakiraan cuaca wilayah perairan laut di Nusa Tenggara Timur yang berlaku selama 3-5 Agustus 2022.
Syaeful mengatakan potensi gelombang sangat tinggi ini berisiko tinggi terhadap kapal berukuran besar seperti kapal kargo, kapal pesiar sehingga perlu diwaspadai pihak operator kapal.
Selain itu, terdapat sejumlah titik perairan lain di NTT yang juga berpotensi dilanda gelombang berkategori tinggi 2,5 sampai 4 meter yaitu Laut Sawu bagian utara, Laut Sawu bagian selatan, perairan selatan Kupang-Rote, dan Samudera Hindia selatan Kupang-Rote.
Potensi gelombang ini, kata dia juga perlu diwaspadai karena berisiko tinggi terhadap pelayaran kapal feri.
Syaeful mengimbau agar pihak operator kapal maupun para nelayan yang hendak melintasi sejumlah wilayah perairan tersebut agar lebih berwaspada.
Mengenai kondisi angin, ia mengatakan pada umumnya arah angin bertiup dari arah Timur ke Tenggara dan Tenggara ke Barat Daya dengan kecepatan 2-5 skala beaufort.
Syaeful menyarankan agar operator kapal dan para nelayan terus memantau perkembangan terbaru kondisi cuaca di wilayah perairan laut untuk menghindari potensi gelombang tinggi dan angin kencang dalam pelayaran.
Baca Juga: Pemprov NTT Terus Lakukan Sosialisasi Tiket Masuk Kawasan Taman Nasional Komodo
"Informasi cuaca yang disampaikan BMKG dapat menjadi referensi utama untuk menyiapkan aktivitas pelayaran yang aman dan lancar," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo