Suara.com - Belakangan ini, nama seorang aktivis HAM yaitu Munir Said Thalib kembali diberitakan setelah hacker Bjorka mengunggah dokumen terkait sosok yang disebut si hacker itu sebagai dalang pembunuhnya. Apakah kalian tahu siapa Munir lebih detil?
Bjorka mengungkap soal Munir ini lewat akun Twitter-nya pada hari Minggu, 11 September 2022 lalu. Namun sayangnya, sekarang ini akun tersebut sudah kena suspen. Buntut dari cuitan di Twitter tersebut, lantas banyak orang yang penasaran dengan profil Munir. Seperti apa kasusnya, kapan dan bagaimana Munir bisa meninggal dunia.
Siapa Munir? Munir memang telah dikenal sebagai orang yang hidupnya dicurahkan untuk memperjuangkan hak asasi manusia (HAM). Munir berani untuk menyuarakan HAM secara lantang.
Pada saat SMP, Munir diketahui aktif di ekstrakulikuler pecinta alam. Bahkan, Munir pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Kemudian tidak hanya aktif di kelas, di luar kelas ia pun sempat menjadi anggota Forum Studi Mahasiswa untuk Pengembangan Berpikir.
Untuk lebih jelasnya, langsung saja ulasan mengenai profil Munir yang telah berhasil dirangkum dari berbagai sumber di bawah ini.
Profil Munir Said Thalib
Munir Said Thalib lahir di Malang, Jawa Timur pada tanggal 8 Desember 1965, yang merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. Lahir dan tumbuh di Malang, Munir dikenal sebagai seorang yang memiliki kepedulian sosial, yang kelak mengantarkannya sebagai aktivis HAM terkemuka.
Munir kuliah di jurusan hukum Universitas Brawijaya Malang, dan di sanalah ia mulai aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan, salah satunya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sebagai pengacara, Munir juga bergabung dengan Bantuan Lembaga Hukum (LBH).
Pendiri Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) ini menikah dengan Suciwati dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Sultan Alif Allende dan Diva Suukyi Larasathi.
Baca Juga: Berhasil Retas Data Penting, Ini 5 Hacker Paling Berbahaya di Dunia
Prestasi Munir Mengungkap Kasus Pelanggaran HAM
Dalam kiprahnya sebagai seorang aktivis, Munir memainkan peran penting dalam membongkar keterlibatan aparat keamanan dalam pelanggaran HAM di Aceh, Papua dan Timor Leste (dulu Timor Timur).
Tak hanya itu, Munir juga ikut serta dalam merumuskan rekomendasi kepada pemerintah untuk membawa para pejabat tinggi yang terlibat dalam pelanggaran HAM di tiga daerah itu ke pengadilan.
Kemudian, pada September 1999 silam, Munir ditunjuk menjadi anggota Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM (KPP-HAM) Timor Timur. Kasus pelanggaran HAM yang berhasil ditangani oleh Munir adalah kasus hilangnya 24 aktivis dan mahasiswa di Jakarta (1997-1998).
Selain itu, Munir juga menangani kasus pembunuhan besar-besaran terhadap masyarakat sipil di Tanjung Priok (1984 hingga 1998), hingga penembakan mahasiswa di Semanggi, Tragedi I dan II (1998-1999).
Konsekuensi atas jalan yang ditempuhnya itu, lantas membuat Munir cukup akrab dengan bahaya dan sering mendapatkan banyak ancaman. Bahkan, Munir pernah mendapat teror bom yang meledak di pekarangan rumahnya di Jakarta pada Agustus 2003 lalu.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Benarkah Sakit Hati Ditegur Jadi Motif Siswi SD Bunuh Ibu Kandung di Medan?
-
Dishub Ungkap Kondisi Mobil SPPG Penabrak Puluhan Siswa di Cilincing
-
Bencana Sumatera Disebut Bukan Sekadar Alam, Tapi 'Bencana Pejabat' dan Beban Bagi Prabowo
-
Pengamat Ungkap Untung-Rugi Jika Bulog dan Bapanas Disatukan
-
Stabilkan Harga Jelang Nataru, Pemprov DKI Kirim 15 Ton Pangan ke Kepulauan Seribu
-
Penembakan Petani di Bengkulu: Polisi Preteli Pasal Pembunuhan dan Dugaan Suap Miras
-
ESDM Buka Peluang Alihkan Subsidi LPG ke DME, Defisit 8,6 Juta Ton Jadi Sorotan
-
Kengerian di Kalibata! Amukan Matel Hanguskan Puluhan Kios, Pedagang Ini Nyaris Terbakar
-
Soal Insiden SDN 01 Kalibaru, Sudinhub Sebut SPPG Lakukan Pelanggaran Fatal
-
Kebakaran Terra Drone: Pemilik Bangunan Bakal Diperiksa, Tersangka Bertambah?