Suara.com - Pernahkah mendengar istilah Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan? Menurut beberapa sumber, hari itu menjadi yang paling sial. Sebab ada mitos di dalamnya hingga perlu dilakukan tradisi untuk menghalaunya.
Kapan Rabu Wekasan di Tahun 2022?
Rabu Wekasan merupakan hari Rabu terakhir di bulan Safar. Adapun di tahun 2022, Rabu Wekasan jatuh pada Rabu, 21 September yang nantinya akan dilakukan tradisi turun temurun.
Menurut berbagai sumber, ada sejumlah mitos terkait larangan yang perlu dihindari saat Rabu Wekasan. Pertama untuk melangsungkan pernikahan. Mengapa?
Sebagian masyarakat percaya bahwa menikah di waktu Rebo Wekasan bisa mendatangkan petaka. Diantaranya, muncul konflik dalam rumah tangga, susah memperoleh rezeki, serta terkena penyakit.
Selain itu, ada larangan untuk keluar rumah. Sejumlah masyarakat meyakini bahwa berpergian saat Rebo Wekasan akan membuat siapapun yang melakukannya mengalami kecelakaan.
Kaum Jahiliyah bahkan percaya bahwa di akhir bulan Safar akan berhembus angin yang membawa penyakit di perut seseorang yang keluar rumah. Safar sendiri diyakini sebagai bulan penuh musibah.
Namun, sejak kedatangan Nabi Muhammad SAW mitos tentang Rabu Wekasan yang mendatangkan musibah mulai memudar seiring dengan masuknya agama Islam.
Baca Juga: Bagaimana Rebo Wekasan Menurut Islam? Hari Rabu Terakhir Bulan Safar dan Ribuan Malapetaka
Tradisi Rabu Wekasan
Tradisi Rabu Wekasan dilakukan di akhir bulan Safar sebagai salah satu cara melawan sial. Ini berawal dari kepercayaan Islam di masa lalu yang menganggap bulan Safar adalah bulan pembawa sial dan petaka.
Di mana ada kepercayaan jika hari Rabu terakhir di bulan Safar menjadi sumber datangnya penyakit, marabahaya, serta menjadi hari tersial di sepanjang tahun.
Adapun rangkaian tradisi dan amalan yang dilakukan secara umum bersifat tolak bala. Diantaranya, silaturahmi, zikir bersama, meninum air jimat, saling berbagi makanan, berbuat baik, hingga salat sunah tolak bala.
Tradisi Rabu Wekasan dipercaya sudah muncul di Indonesia sejak abad ke-17, khususnya di kalangan masyarakat Sumatera, Sunda, Madura, dan Jawa yang rata-rata tinggal di kawasan pesisir.
Cara memperingati Rabu Wekasan di tiap-tiap daerah juga berbeda. Di sisi lain, ada opini yang mengemukakan jika tradisi tolak bala tersebut dimulai pada masa Wali Songo.
Berita Terkait
-
Bagaimana Rebo Wekasan Menurut Islam? Hari Rabu Terakhir Bulan Safar dan Ribuan Malapetaka
-
Asal Usul Amalan Rabu Wekasan, Ada Kisah Pertolongan Allah dalam Perang Ahzab
-
Rabu Wekasan 2022 Jatuh Pada Tanggal Berapa? Ini Jadwal dan Mitosnya
-
Keutamaan Sedekah Safar, Momentum Melawan Riba hingga Tolak Bala
-
Menikah di Bulan Safar, Apakah Waktu yang Tepat? Ini Penjelasan Buya Yahya
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih