Suara.com - Awan hitam resesi terus membayangi ekonomi global sejak pandemi. Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan tahun 2023 bakal terjadi resesi. Namun apakah anda tahu pengertian resesi itu sendiri?
Artikel ini coba menjelaskan secara lengkap tentang resesi ekonomi yang diprediksi terjadi tahun depan. Simak baik-baik!
Pengertian Resesi
Dikutip dari laman resmi OJK, (27/9/2022), resesi adalah kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Lalu apa saja indikator suatu negara mengalami resesi?
Ketika suatu negara mengalami resesi umumnya akan ditandai dengan meningkatnya jumlah pengangguran. Selain itu ada beberapa indikator resesi lainnya menurut para pakar ekonomi, yaitu:
- Penurunan PDB riil
- Penurunan pendapatan riil
- Meningkatnya pengangguran
- Stagnasi produksi industri dan penjualan eceran
- Penurunan belanja konsumen
Sebenarnya penyebab resesi cukup kompleks. Namun yang jelas bahwa meningkatnya jumlah pengangguran bisa menjadi faktor pendukung resesi semakin cepat terwujud.
Baca Juga: Memahami Apa itu Resesi dan Indikator Satu Negara yang Mengalaminya
Selain pengangguran, penyebab resesi ekonomi lainnya adalah:
- Arus produksi dan konsumsi tidak seimbang
- Pertumbuhan ekonomi lambat
- Inflasi terlalu tinggi
- Deflasi tidak seimbang
- Tingkat pengangguran tinggi
- Kepercayaan investor hilang
Dengan turunnya kondisi ekonomi suatu negara otomatis memberi dampak berbagai macam ke masyarakat, diantaranya:
- Daya beli masyarakat turun
- Pendapatan berkurang
- Pengangguran meningkat hingga PHK
- Akses pendidikan dan kesehatan tidak mudah
- Ketimpangan ekonomi semakin jelas
- Angka kemiskinan melonjak
Lalu bagaimana cara mengatasi resesi? Strategi untuk menekan penurunan kondisi ekonomi ini dapat dilakukan sesuai levelnya, mulai dari tingkat rumah tangga hingga negara.
Bagi masyarakat, salah satu strategi nyata untuk mengatasi resesi adalah dengan mengubah gaya hidup. Setiap keluarga perlu melakukan adaptasi dan memahami implikasi keuangan yang memengaruhi keluarga mereka.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
KPK Tunggu 3 Perkara yang Diduga Jadi Sumber TPPU SYL
-
Gus Ipul Benarkan Penasihat Khusus Ketum PBNU Dicopot Imbas Isu Zionisme
-
Tepis Narasi di Medsos, KPK Tunjukkan Perbandingan Kapal ASDP dengan Kapal Tua PT JN
-
Alibi Bangkai Anjing Terkuak, Polisi Bongkar Cara Ayah Tiri Tipu Saksi untuk Buang Jasad Alvaro
-
Hasil Riset Sebut Penerimaan Publik Terhadap Program Kemendikdasmen Sangat Tinggi, Ini Paparannya
-
Bawa Misi Pendidikan Vokasi, Gubernur Pramono Bidik Kerja Sama dengan Siemens di Jerman
-
KPK Buka Peluang Periksa Menkes Budi Gunadi Terkait Kasus RSUD Koltim, Ada Aliran Dana?
-
Pura-pura BAB, Pembunuh Bocah Alvaro Gantung Diri Pakai Celana Panjang di Ruang Konseling Polres
-
Dana Pemda Rp203 Triliun Mengendap di Bank, Begini Penjelasan Mendagri Tito ke Prabowo
-
Prabowo Perintahkan Audit Kematian Ibu Hamil di Papua, Aktivis Sebut Kasus Femisida