Suara.com - Sejak beberapa waktu lalu, Indonesia diributkan oleh kebijakan pemerintah terkait konversi kompor elpiji ke kompor listrik. Namun, terbaru, program ini rupanya dipastikan batal oleh PT PLN (Persero).
Adapun ribut-ribut soal peralihan ini sudah Suara.com rangkum, mulai dari awal mula pengusulan program hingga kini resmi dibatalkan. Nah, berikut informasi selengkapnya.
Awal Mula Pengusulan Program
Praktisi Energi Dina Nurul Fitria sebelumnya sempat mengusulkan peralihan kompor elpiji ke kompor listrik agar menjadi program nasional. Hal ini disebutnya demi menyelamatkan keuangan negara.
Sebab, pemerintah menurutnya tengah dipusingkan dengan impor dan subsidi gas elpiji yang membengkak. Ia kemudian menghargai komitmen pemerintah yang ingin beralih dari energi fosil ke energi yang lebih bersih namun tetap memperhatikan kesiapan masyarakat.
Program tersebut dicanangkan pemerintah melalui Kementerian ESDM dan rencananya mulai diterapkan mulai tahun depan. PLN bahkan mengungkapkan konversi kompor ini membuat subsidi energi jadi lebih tepat sasaran.
Wacana ini bahkan diikuti dengan penarikan tabung gas di sejumlah daerah. Pemerintah juga sudah mulai mengalokasikan dana untuk membagikan paket kompor listrik gratis ke masyarakat.
PLN menyebut penggunaan kompor induksi sederhana dan tidak akan menambah daya listrik sehingga masyarakat tak perlu khawatir dengan biayanya. Menurut mereka justru konversi ini bisa memangkas pengeluaran.
Adapun penghapusan daya listrik 450 VA untuk rumah tangga miskin diusulkan oleh Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah. Ia juga meminta masyarakat minimal beralih ke daya listrik 900 VA.
Baca Juga: Program Kompor Listrik Resmi Dibatalkan, Dirut PLN: Untuk Menjaga Kenyamanan Masyarakat
Tuai Pro dan Kontra Masyarakat
Konversi kompor elpiji ke kompor listrik rupanya menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Misalnya saja, Fahmy Radi, seorang Pakar Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada.
Ia berpendapat bahwa wacana konversi ke kompor listrik adalah langkah yang tepat. Biaya yang dikeluarkan untuk memasak dengan tenaga listrik, baginya, lebih murah.
"Saya kira kalau itu memungkinkan migrasi dari elpiji ke kompor listrik sangat tepat sekali karena (kompor) listrik biaya per unitnya sesungguhnya lebih murah dibandingkan dengan elpiji," ungkap Fahmy seperti dilansir dari Antara, Rabu (22/6/2022).
Masyarakat di sejumlah daerah seperti Bali dan Solo juga menyambut positif konversi kompor tersebut dengan mengatakan kenyamanan memakai kompor listrik. Hal ini diakui oleh General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan beberapa waktu lalu.
Sementara yang lainnya menolak keras peralihan kompor elpiji ke kompor induksi. Menurut mereka, alat masak perlu diganti dan ada beberapa menu yang lama matang jika menggunakan energi listrik.
Kompor listrik tidak bisa untuk masakan Indonesia
Kontra terhadap konversi ini juga disampaikan oleh selebriti sekaligus anggota Komisi VII DPR RI Mulan Jameela. Kritik itu ia lontarkan dalam rapat DPR RI Komisi VII.
Mulan mengatakan program kompor induksi di Indonesia perlu dikaji ulang. Berdasarkan pengalamannya, kompor listrik dinilai tidak cocok digunakan untuk memasak menu lokal Indonesia.
"Ini saya jujur ya, kapasitas saya sebagai anggota dewan dan sebagai emak-emak. Kami di rumah aja punya kompor listrik tetap tak bisa lepas dari yang gas, karena masakan Indonesia ya beda bukan masakan orang bule yang pancinya ya seukuran gitu aja," kata Mulan Jameela.
Menurutnya, konversi elpiji ke kompor listrik tidak menyelesaikan masalah, justru mendatangkan masalah baru. Terlebih penggunaannya yang bisa membuat tagihan listrik membengkak.
"Masyarakat yang kekurangan daya listriknya kan 450 VA, ini kebutuhannya 1.200-1.800 watt, gede sekali," ujar Mulan Jameela.
Kritiknya ini kemudian menerima apresiasi dari warganet. Namanya pun sempat masuk jajaran Trending Topic Twitter karena disebut sudah mewakili suara 'emak-emak' Indonesia.
Kini dibatalkan oleh PLN demi kenyamanan masyarakat
Konversi kompor elpiji 3 kg ke kompor listrik dibatalkan. Hal ini dipastikan oleh PLN. Tarif dasar listrik juga tidak naik serta tidak ada penghapusan golongan pelanggan dengan daya listrik 450 Volt Ampere (VA).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengungkapkan langkah pembatalan tersebut dilakukan agar masyarakat merasa nyaman. Terlebih dalam pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
“PLN memutuskan program pengalihan ke kompor listrik dibatalkan. PLN hadir untuk memberikan kenyamanan di tengah masyarakat melalui penyediaan listrik yang andal,” kata Darmawan mengutip Antara, Selasa (27/9/2022).
Ia juga memastikan tidak ada kenaikan tarif listrik demi peningkatan daya beli masyarakat tetap terjaga. Daya listrik 450 VA pun disebutnya tidak akan dialihkan menjadi 900 VA.
"Tidak ada kenaikan tarif listrik. Ini untuk menjaga peningkatan daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi,” ucap Darmawan.
“Keputusan Pemerintah sudah sangat jelas. Tidak ada perubahan daya dari 450 VA ke 900 VA dan PLN siap menjalankan keputusan tersebut. PLN tidak pernah melakukan pembahasan formal apapun atau merencanakan pengalihan daya listrik 450 VA ke 900 VA. Hal ini juga tidak ada kaitannya dengan program kompor listrik,” imbuhnya.
PLN pun berkomitmen memelihara pasokan listrik yang baik. Mereka juga mendukung pemerintah untuk memulihkan ekonomi secara nasional, menjaga daya beli, hingga produktivitas masyarakat.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Berita Terkait
-
Kader PKS Minta PLN Atasi Masalah Surplus Listrik Secara Merata di Masyarakat
-
Kritik Pengalihan LPG ke Kompor Listrik, Pria Ini Sebut Narasi Keren yang Berujung Cari Cuan
-
Resmi! Tarif Listrik Tidak Naik Hingga Akhir Tahun 2022
-
Program Kompor Listrik Resmi Dibatalkan, Dirut PLN: Untuk Menjaga Kenyamanan Masyarakat
-
PLN Pastikan Pengalihan Kompor LPG ke Listrik Batal, Tarif Dasar Tidak Naik dan Tak Ada Penghapusan Daya 450 VA
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar