Suara.com - Mendekati perhelatan kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 banyak tokoh ataupun figur-figur bakal calon presiden (bacapres) seakan berlomba-lomba mulai turun ke bawah menemui rakyat melalui jalur blusukan.
Namun, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai, belakangan cara blusukan telah kehilangan magnetnya. Menurutnya, rakyat sudah tak lagi menilai blusukan sebagai langkah pendekatan.
"Pendekatan blusukan yang dipopulerkan Joko Widodo (Jokowi) itu awalnya memang seperti magnet. Rakyat begitu terkesima terhadap Jokowi yang dinilai sangat merakyat," kata Jamiludin saat dihubungi, Kamis (29/9/2022).
"Namun belakangan ini pendekatan blusukan terkesan kehilangan magnetnya. Sebagain rakyat sudah tidak lagi menilai pendekatan itu sebagai cermin merakyatnya sang pelaku," sambungnya.
Kendati begitu, menurutnya, pendekatan blusukan masih bisa dapat mendongkrak popularitas dan elektabilitas bagi figur-figur yang menjadi bakal calon presiden (capres). Caranya yakni melakukan blusukan dengan hati.
"Hal itu juga hendaknya dilakukan secara kontinu, tidak hanya saat mendekati Pilpres. Masalahnya, apakah Bacapres itu melakukan blusukan dengan hati dan kontinu?" tuturnya.
Ia kemudian mencontohkan blusukan yang dilakukan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Menurutnya, Puan terkesan melakukan blusukan belum menggunakan pendekatan menggunakan hati.
"Kalau melihat blusukan yang dilakukan Puan Maharani, kesannya belum menggunakan pendekatan hati. Puan juga baru belakangan ini intens melakukan blusukan. Karena itu, sebagian masyarakat akan memaknai blusukan Puan hanya bagian untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya," tuturnya.
Ia lantas membandingkan dengan apa yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurutnya, Anies melakukan blusukan dengan menggunakan hati.
Baca Juga: Ditanya Deklarasi Capres 2024 pada 10 November, Anies: Sesudah 16 Oktober Baru Dibahas
"Anies selain sudah rutin melakukan hal itu selama menjabat Gubernur DKI Jakarta, tapi ia juga melakukannya dengan hati," ujarnya.
"Karena itu, setiap Anies melakukan blusukan selalu mendapat respons yang luar biasa. Di sini Anies masih memperoleh magnet dari blusukan untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya," sambungnya.
Puan Cemberut
Untuk diketahui, beredarnya video Puan Maharani yang tengah membagikan kaos di kerumunan warga mengundang perhatian publik. Pasalnya, dalam video cuplikan pemberitaan stasiun televisi nasional itu, ekspresi wajah Puan dinilai cemberut oleh warganet saat melemparkan kaos-kaosnya.
Menanggapi video tersebut, pegiat media sosial sekaligus pengamat politik Jhon Sitorus menyebut Puan lahir di tengah kemewahan. Hal ini dinyatakan sendiri oleh Jhon Sitorus melalui akun Twitternya Selasa (27/9/2022).
Pada unggahannya di akun Twitter @miduk17, Jhon Sitorus membagikan video Puan yang tengah membaikan kaus kepada warga.
Berita Terkait
-
Gerak Cepat, DPD PKS Solo Resmi Dukung Anies Baswedan sebagai Capres di Pilpres 2024, Minta Pusat Deklarasikan Dukungan
-
Kampanyekan Pembangunan Berkelanjutan Lewat Taman Energi DPR
-
Ditanya Deklarasi Capres 2024 pada 10 November, Anies: Sesudah 16 Oktober Baru Dibahas
-
Jelang P20,PLTS Dipasang di Lingkungan DPR
-
Gerakan DPR Hijau,Upaya Memerangi Krisis Iklim
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah