Suara.com - Bangsa Indonesia tengah berduka atas tragedi Kanjuruhan. Tragedi itu menjadi salah satu yang terkelam dalam sejarah sepak bola dunia, menewaskan ratusan orang di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022).
Di tengah tangisan keluarga dan kerabat yang kehilangan, muncul juga suara-suara bising dari dunia politik. Sejumlah partai politik dengan lantang mendeklarasikan capres 2024, tepat sehari setelah tragedi Kanjuruhan.
Sejumlah pergerakan politik itu tentu langsung memicu kritikan. Para pejabat itu dinilai tidak bisa berempati di tengah terjadinya tragedi bangsa yang memicu kemarahan masyarakat.
Diketahui, partai yang pertama mendeklarasikan capres untuk Pemilu 2024 adalah NasDem. Partai yang diketuai Surya Paloh ini mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden2024.
Pengumuman ini dilakukan di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). Surya Paloh menyebut salah satu alasan memilih Anies untuk menjadi calon presiden. Ini karena Gubernur DKI Jakarta itu dinilai yang paling terbaik.
Tak mau kalah, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kemudian mengusung nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden pilihannya dalam Pemilu 2024 mendatang.
Selain itu, mereka juga menunjukkan dukungannya kepada putri Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid sebagai calon wakil presiden mendampingi Ganjar.
"Kami mengumumkan bahwa PSI akan mencalonkan Pak Ganjar Pranowo sebagai calon presiden PSI di tahun 2024. Untuk calon wakil presiden, PSI memilih Mbak Yenny Wahid," kata Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dalam jumpa pers virtual, Senin (3/10/2022).
Grace menambahkan, alasan PSI memilih Ganjar karena ia adalah sosok yang sesuai untuk melanjutkan kerja presiden saat ini. Ditambah, Ganjar juga dikenal oleh banyak anak muda, sehingga akan mengerti aspirasi mereka.
Baca Juga: Dua Polisi Korban Tewas Di Tragedi Kanjuruhan Dapat Kenaikan Pangkat
Sementara itu, Grace menilai Yenny Wahid merupakan tokoh perempuan Islam yang dihormati. Ia bahkan dianggap bisa meneruskan perjuangan sang ayah yang populer dengan semangat toleransinya.
"Mas Ganjar sebagai sosok paling pas untuk melanjutkan kerja-kerja yang selama ini sudah dilakukan Pak Jokowi. Sebagai tokoh politik, Mas Ganjar dikenal sebagai orang merakyat yang mengerti aspirasi kaum muda," ungkap Grace.
"Kombinasi Ganjar Pranowo-Yenny Wahid kami anggap adalah kombinasi terbaik untuk melanjutkan kepemimpinan nasional. Inilah pasangan yang didorong oleh PSI menjadi calon presiden dan wakil presiden 2024 untuk mewujudkan Indonesia sebagai negeri yang adil dan toleran," imbuhnya.
Deklarasi capres ini juga disorot publik. Mereka dianggap blunder karena Ketum PSI Giring Ganesha dalam cuitan Twitternya @Giring_Ganesha kerap menyinggung Partai NasDem yang disebutnya kurang berempati.
"Hilangnya ratusan nyawa di #kanjuruhan membuat kami di @psi_id menyingkirkan bahasan politik sementara, deklarasi capres di tengah kedukaan tentu menyiksakan rasa nir empati," tulis Giring.
Tak sampai di situ, sehari setelah tragedi Kanjuruhan, aksi Ganjar juga membuat geger. Ia mengunggah foto bersama videotron Puan. Aksinya itu seolah menandakan bahwa ia mendukung keputusan PDIP, termasuk jika memang akhirnya Puan yang diusung.
"Siap! @pdiperjuangan," itulah keterangan yang diunggah Ganjar, dikutip Suara.com dari akun Instagram-nya, Minggu (2/10/2022).
Dalam foto, Ganjar dengan setelan olahraganya tampak berdiri sembari mengacungkan kedua ibu jarinya di bawah sebuah videotron besar yang bergambar wajah Puan.
Momen deklarasi capres hingga aksi tokoh politik itu tentu disayangkan warganet, sebab dilakukan di waktu yang kurang tepat. Mereka menilai para pejabat ini tidak memiliki empati, karena berdekatan dengan tragedi Kanjuruhan.
Salah satunya, akun Twitter @pn7l7h, yang mengkritik deklarasi Anies. Ia merekomendasikan waktu tepat untuk deklarasi calon presiden, yakni ditunda hingga beberapa hari karena suasana masih berduka.
"Partai nir empati dikala rakyat sedang berduka dengan kejadian di Kanjuruhan Malang, ehh mereka malah sibuk deklarasi copras capres. Padahal Pilpres masih lama dan gak ada salahnya jika ditunda hingga beberapa hari.
Restorasi preketek," tulisnya.
Cuitan akun tersebut dibanjiri komentar warganet lain yang juga menyebut Partai NasDem minim empati usai mengumumkan Anies sebagai pilihannya di waktu berduka.
"Gimana ya? Manusia yang memiliki empati dan nurani itu amat berharga saat ini. Tidak ada satu pun kekayaan yg bisa membeli empati. Dan manusia tanpa empati hanyalah seonggok daging serta tulang tanpa makna," komentar warganet.
Lalu, akun Twitter lainnya dengan nama @/DianOnno turut menyinggung deklarasi yang dilakukan kedua kubu, yakni Partai NasDem serta PSI saat tragedi yang menelan ratusan korban jiwa.
"Ada tragedi ratusan orang meninggal, besoknya ada yang deklarasi politik, lalu ada satu lagi yang deklarasi politik tapi belum koordinasi internal," tulisnya.
Berkaca pada Respons Jokowi?
Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat ditanya mengenai deklarasi Anies Baswedan sebagai capres 2024. Dengan tegas, Presiden Jokowi menyatakan tidak ingin berkomentar.
Presiden Jokowi menyebut kondisi Indonesia saat ini sedang berduka akibat Tragedi Kanjuruhan. Karena itu tidak pantas untuk berbicara mengenai deklarasi politik.
Dalam pernyataannya, Jokowi bahkan sempat terbata-bata saat mengucapkan dukanya. Ia seolah berusaha menekankan bahwa tidak pantas dirinya berkomentar tentang politik di tengah situasi ini.
“Saya tidak... Saya tidak... Saya tidak... Saya tidak mau berkomentar karena posisinya masih dalam suasana duka,” ucap Jokowi.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Berita Terkait
-
Dua Polisi Korban Tewas Di Tragedi Kanjuruhan Dapat Kenaikan Pangkat
-
Buntut Tragedi Kanjuruhan Malang, Pelatih Persib Bandung Miliki Tambahan Tugas di Jeda Waktu Kompetisi Liga 1
-
Usai Tragedi Kanjuruhan, Desakan Iwan Bule Mundur dari Jabatan Tuai Pro dan Kontra
-
Data Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Simpang Siur, Begini Beda Rincian Versi Kapolri dan Dinkes Kabupaten Malang
-
Presiden Beri Waktu Kurang Dari Satu Bulan Kepada Mahfud MD untuk Selesaikan Kasus Tragedi Kanjuruhan
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Skandal Korupsi Haji Rp1 Triliun, Kapan KPK Umumkan Tersangka Agar Tak Rusak Reputasi NU?
-
Menteri dan Anggota DPR Malaysia Terima Surat Ancaman, Pelaku Minta Tebusan 100.000 Dolar AS
-
Gus Yaqut Terima Aliran Dana Korupsi Haji Rp1 Triliun Lewat Perantara?
-
Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
-
Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
-
Pemda NTB Diminta Segera Pulihkan Kondisi dan Aktifkan Siskamling oleh Wamendagri
-
Roy Suryo Bawa 'Jokowis White Paper' ke DPR, Ijazah SMA Gibran Disebut 'Dagelan Srimulat'
-
Laskar Cinta Jokowi Sebut Pergantian Kapolri Listyo Bisa Jadi Bumerang, Said Didu: Makin Jelas
-
TNI Nyatakan Terbuka Bekerja Sama dengan Tim Investigasi Kerusuhan Agustus
-
Gempar Ciracas! Mahasiswi Ditemukan Tewas Mengenaskan di Indekos, Terduga Pelaku Masih Bawah Umur