Suara.com - Belakangan ini ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan atau kerap disapa Iwan Bule tengah menjadi sorotan warganet di media sosial pasca Tragedi Kanjuruhan. Apalagi setelah mantan perwira tinggi POLRI tersebut melontarkan hal yang kurang tepat dalam momen berkabung. Selain Iwan Bule, masih ada daftar ketua PSSI paling kontroversial.
Terbaru, masyarakat mendesak agar Iwan Bule mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI. Hal ini buntut dari tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan 131 orang. PSSI sebagai induk dari olahraga sepakbola dituntut bertanggung jawab, lebih khusus kepada Ketua Umum PSSI, Iwan Bule yang juga diminta mundur dari jabatannya itu.
Namun jauh sebelum itu, ternyata PSSI memang terkenal dengan sosok pimpinan yang kontroversial. Selain Iwan Bule, tercatat ada beberapa ketua PSSI kontroversial lainnya.
Daftar Ketua PSSI Paling Kontroversial
Berikut ini daftar ketua PSSI paling kontroversial tersebut:
1. Azwar Anas
Azwar Anas mulai menjabat sebagai Ketua Umum PSSI interval pada tahun 1991 hingga 1998. Ia melakukan inovasi dengan cata menggabungkan kompetisi Galatama dan juga Perserikatan pada tahun 1995. Kompetisi model baru bernama Liga Indonesia, jadi fondasi awal dalam kompetisi profesional Tanah Air yang saat ini bernama Indonesia Super League.
Selama memimpin federasi, pria kelahiran Padang, 2 Agustus 1933, dihadapkan dengan sejumlah kasus kontroversial yang membuat dirinya akhirnya memutuskan mundur dari jabatannya.
Salah satu kasus kontroversinya yaitu rakernas PSSI yang dilaksanakan pada Februari 1998 dihebohkan dengan pernyataan daro Manajer Persikab Kab. Bandung, Endang Sobarna, tentang adanya permainan kotor dalam pentas kompetisi Liga Indonesia yang menjerat wasit. PSSI menghukum Wakil Ketua Komisi Wasit PSSI dan 40 wasit Tanah Air juga dinyatakan masuk gerbong terdakwa dalam kasus match fixing.
Baca Juga: FIFA Wajibkan Liga 1 Digelar Akhir Pekan, Kick Off Tak Boleh Lebih dari Jam 5 Sore
Lepas dari masalah mafia wasit, Azwar kemudian dihadapkan dengan kenyataan pahit terkait kasus Sepak Bola Gajah di Piala AFF 1998 yang telah dilakukan bek Indonesia, Mursyid Effendi. Bek yang telah dibesarkan Persebaya Surabaya itu dihukum FIFA dengan larangan tidak boleh tampil dalam level internasional seumur hidupnya.
2. Nurdin Halid
Menggantikan Agum Gumelar, Nurdin Halid resmi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI. Ia ditetapkan sebagai ketua dalam Rapat Anggota PSSI di Hotel Indonesia pada tahun 2003. Ia kemudian dikenal sebagai sosok kontroversial saat menjabat ketua PSSI karena beberapa kali ia memimpin organisasi sepakbola itu dari balik terali besi penjara terkait kasus yang menjeratnya.
Karena alasan itulah, Nurdin didesak untuk mundur oleh berbagai pihak dari jabatannya itu. Jusuf Kalla (yang menjabat sebagai Wakil Presiden RI kala itu), Agum Gumelar (Ketua KONI), dan juga FIFA mengkritik tajam ke Nurdin Halid.
FIFA bahkan mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada PSSI jika organisasi itu tidak menyelenggarakan pemilihan ulang ketua umum. Akan tetapi, Nurdin tetap bersikeras dan tidak mau mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI. Kekuasaannya tersebut tidak goyah sekalipun ia mengendalikan organisasi dari dalam penjara.
Sepanjang masa jabatannya sebagai ketua PSSI, sejumlah kasus pun turut mencuat. Mulai dari penghilangan status dari degradasi kompetisi kasta tertinggi, pelanggaran disiplin pada pentas kompetisi, hingga beberapa kasus dugaan pengaturan skor.
Berita Terkait
-
Beri Pendampingan ke Korban Tragedi Kanjuruhan, Dinkes Sleman: Banyak yang Alami Trauma Luar Biasa
-
FIFA Wajibkan Liga 1 Digelar Akhir Pekan, Kick Off Tak Boleh Lebih dari Jam 5 Sore
-
Indonesia Bebas dari Sanksi FIFA Imbas Tragedi Kanjuruhan, Tapi 5 Syarat Ini Harus Dipenuhi
-
Potret-Potret Bos Arema Juragan 99 Gelar Tujuh Harian Korban Tragedi Kanjuruhan, Dihadiri Seribu Anak Yatim
-
Presiden Federasi Sepakbola Malaysia Temui PSSI Jelang Laga Penentuan Indonesia vs Malaysia, Ngapain Sih?
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Wujudkan Kampung Haji Indonesia, Danantara Akuisisi Hotel Dekat Ka'bah, Ikut Lelang Beli Lahan
-
Banyak Terjebak Praktik Ilegal, KemenPPPA: Korban Kekerasan Seksual Sulit Akses Aborsi Aman
-
Sejarah Baru, Iin Mutmainnah Dilantik Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Jakarta Sejak 2008
-
Yusril Beri 33 Rekomendasi ke 14 Kementerian dan Lembaga, Fokus Tata Kelola Hukum hingga HAM Berat
-
Cerita Polisi Bongkar Kedok Klinik Aborsi di Apartemen Basura Jaktim, Janin Dibuang di Wastafel
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut