Suara.com - Air mata membanjiri proses autopsi sejumlah jenazah korban tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (5/11/2022). Devi Athok salah satunya. Devi tak kuasa menahan tangisannya karena harus merasakan kehilangan dua putrinya sekaligus di tragedi maut awal Oktober 2022 tersebut.
Devi kini memperjuangkan keadilan. Ia mengizinkan jenazah putrinya diautopsi demi mengetahui dengan jelas penyebab kematian para korban tragedi Kanjuruhan yang dinilainya janggal.
"Karena kepengin tahu penyebab kematian dari anak saya, dengan kematian yang janggal, (diduga) karena gas air mata kedaluwarsa. Keadaan jenazah itu membengkak, biru, dan keluar darah dari hidung, keluar busa, terus di celananya itu bau amis, keluar air kencingnya," tutur Devi, dikutip Suara.com dari YouTube KOMPASTV.
"Kalau disebabkan kekurangan oksigen, saya membantah, saya nggak terima kalau dibilang penyebab anak saya kehabisan oksigen dan terinjak-injak. Ini karena gas air mata yang kedaluwarsa," sambungnya.
Namun miris, upayanya mencari kepastian soal penyebab kematian sang anak pun menemui beragam hambatan. Termasuk adanya ancaman dari oknum-oknum polisi.
"Waktu tanggal 10 (Oktober) itu saya memang mengajukan autopsi kepada pengacara saya. Nggak tahunya tanggal 11 ada tim kepolisian sudah mengetahui menelepon saya dan menanyakan, 'Kok berani kamu mengajukan autopsi? Padahal pihak keluarga dari mantan istri tidak mengajukan'," ungkap Devi.
"Ya karena saya kepengin keadilan, agar terungkap. Lalu tanggal 12 didatangi lagi, tanggal 17 saya sudah menyerah wes, daripada banyak hal-hal yang nggak saya inginkan dengan keluarga saya, saya mencabut," lanjutnya.
Kendati begitu, semangat Devi berkobar lagi. Akhirnya tanggal 22 Oktober 2022 Devi kembali mengajukan permohonan autopsi untuk kedua anaknya dengan disaksikan oleh LPSK dan pengacaranya.
Namun ancaman untuk Devi ternyata tidak berhenti. Seperti ketika ia sempat diintimidasi dengan pasal-pasal dari oknum polisi tersebut.
Baca Juga: Cegah Intimidasi, LPSK Beri Perlindungan Terhadap 18 Saksi Tragedi Kanjuruhan
"Padahal saya rakyat, tidak mengetahui tentang KUHP atau apalah. Saya cuma ingin cari keadilan," katanya.
"Yang disampaikan, bahwa yang mengajukan autopsi harus persetujuan dari keluarga. Padahal kalau menurut hukum, saya sebagai bapak kandung punya hak penuh atas kedua anak saya karena istri sudah meninggal," terangnya menambahkan.
Devi menyayangkan sejumlah pihak yang masih berusaha menutupi kebenaran dari keluarga korban tragedi Kanjuruhan sepertinya.
"Masa masih kurang? Sudah anak-anak saya dibantai, dibunuh seperti itu, saya masih dibulet-buletkan cari keadilan. Saya mau minta keadilan ke siapa lagi?" pungkasnya.
Berita Terkait
-
Cegah Intimidasi, LPSK Beri Perlindungan Terhadap 18 Saksi Tragedi Kanjuruhan
-
Polisi Autopsi Aremania yang Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan, Orang Tua Korban: Anak Saya Itu Diracun
-
Enam Dokter Forensik Lakukan Autopsi Terhadap Dua Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan
-
Klub Liga 1 Mulai Teriak, Akui Sulit Bertahan Jika Kompetisi Belum Lanjut pada November
-
Pelajar di Kota Bandung Terciduk Mabal Sambil Minum Alkohol, Anaknya Masuk Sekolah Gratis tapi Ditagih Rp 37 Juta
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Fraksi NasDem DPR Dukung Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Lihat Perannya Dalam Membangun
-
Kemenhaj Resmi Usulkan BPIH 2026 Sebesar Rp 88,4 Juta, Ini Detailnya
-
Emak-Emak Nyaris Adu Jotos di CFD, Iron Man Jadi Penyelamat
-
Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Rp 1 Juta per Jemaah Dibanding Tahun Lalu
-
Bicara soal Impeachment, Refly Harun: Pertanyaannya Siapa yang Akan Menggantikan Gibran?
-
SETARA Institute: Pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto Pengkhianatan Reformasi!
-
Whoosh Disorot! KPK Usut Dugaan Korupsi Kereta Cepat, Mark-Up Biaya Terendus?
-
Teka-Teki Penundaan Rakor Sekda Terungkap! Tito Karnavian Beberkan 2 Alasan Utama
-
Di KTT ASEAN, Prabowo Ajak Negara Asia Jaga Persaingan Sehat demi Masa Depan Kawasan
-
Geger Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab Terseret Pusaran Korupsi Chromebook Nadiem