Suara.com - Pergantian kepemimpinan juga terjadi di BUMN. Kali ini, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Tbk), Silmy Karim ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk menduduki jabatan tinggi sebagai Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.
Silmy ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Dirjen Imigrasi berdasarkan Keputusan Presiden No.165/TPA Tahun 2022 tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
Silmy yang dikenal sebagai bos BUMN 'sakit' ini pun punya sepak terjang yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sepanjang sejarah kepemimpinannya, Silmy sering mengubah pola manajemen BUMN hingga kembali "bangkit" dari keterpurukan.
Pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 19 November 1974 ini merupakan salah satu petinggi yang sering "nongol" karena dianggap bisa mengembalikan marwah BUMN yang mengalami krisis bahkan terancam bangkrut.
Silmy Karim juga pernah menjabat sebagai direkrut di beberapa BUMN lain seperti PT Pindad (Persero) dan PT Barata Indonesia (Persero). Ketua Panitia Seleksi Dirjen Imigrasi, Andap Budhi Revianto, mengungkap penunjukkan Silmy sebagai DIrjen didasari hasil seleksi yang terdiri atas berbagai tahapan.
"Dengan adanya pejabat definitif, pelayanan Imigrasi diharapkan akan semakin lebih baik dan optimal," ungkap Andap dalam keterangan resmi Kemenkumham, Senin (26/12/2022).
Awalnya, Silmy bukanlah orang yang punya latar belakang militer atau sekolah pertahanan. Karirnya diawal adalah sebagai seorang profesional muda yang berkecimpung dalam bidang pertahanan dan industri pertahanan.
Silmy Karim juga pernah ditugaskan di berbagai institusi pemerintah, misalnya Kementerian Pertahanan, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Baca Juga: Jadi Dirjen Imigrasi Baru, Harta Kekayaan Silmy Karim Tembus Ratusan Miliar
Keahliannya di bidang pertahanan pun membuatnya mendapat kesempatan menempuh pendidikan kemiliteran dan pertahanan atas izin dan rekomendasi Wakil Menteri Pertahanan saat itu, Sjafrie Sjamsoeddin.
Silmy yang sebelumnya merupakan lulusan Ekonomi Universitas Trisakri ini pun mengenyam pendidikan militer dan pertahanan di luar negeri. Tak main- main, Silmy pun disekolahkan di NATO School Jerman hingga ke Harvard University. Ia pun juga pernah belajar di Naval Postgraduate School, Amerika Serikat.
Seusai menyelesaikan pendidikan militer dan pertahanannya, Silmy pun pulang ke Indonesia dan menjadi salah satu pakar di Indonesia pada bidang Manajemen Pertahanan dan National Security. Adapun beberapa jabatan strategis yang pernah diemban oleh Silmy adalah sebagai berikut :
- Staf Ahli Bidang Kerja Sama dan Hubungan Antar lembaga, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) (2010-Sekarang)
 - Anggota Dewan Analis Strategis BIN (2013-2015)
 - Komisaris PT PAL Indonesia (Persero) (2011-2014)
 - Anggota Tim Pakar Manajemen Pertahanan Kementerian Pertahanan (2010-2014)
 - Staf Khusus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) (2010-2011)
 - Anggota Tim Pengendali Aktivitas Bisnis TNI (2010-2011)
 
Silmy pun sempat disorot media saat dirinya masih menjabat sebagai Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan sempat diusir dari ruang rapat Dewan Perwakilan Rakyat pada Senin (14/2/2022) saat mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI.
Saat itu, Silmy beradu pendapat dengan Wakil Ketua Komisi VII, Bambang Haryadi yang berujung pada pengusiran. Bambang pun menyebut Silmy disebut tidak menghargai para anggota DPR.
Kini, Silmy pun dipilih sebagai Dirjen Imigrasi Kemenhumkam periode 2022.
Berita Terkait
- 
            
              Jadi Dirjen Imigrasi Baru, Harta Kekayaan Silmy Karim Tembus Ratusan Miliar
 - 
            
              Siapa Silmy Karim? Dirjen Imigrasi yang Baru, 'Direktur Utama Spesialis Sakit' Kalahkan 2 Kandidat Lainnya
 - 
            
              Daftar Harta Kekayaan Silmy Karim, Dirjen Imigrasi yang Baru
 - 
            
              Profil Silmy Karim, Dirut Spesialis BUMN Sakit Jadi Dirjen Imigrasi
 - 
            
              Bos Krakatau Steel Silmy Karim Ditunjuk Sebagai Dirjen Imigrasi, Kok Bisa?
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
 - 
            
              Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
 - 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM