Suara.com - Tupperware adalah merek alat rumah tanga yang sangat populer di Indonesia tengah dikabarkan terancam bangkrut. Hal itu karena kondisi keuangan Tupperware kini tengah dalam kondisi yang memungkinkan untuk melanjurkan operasional. Padahal sejarah Tupperware sudah cukup panjang dan akan membuat orang awam mengira produk ini akan bertahan lama.
Tupperware sebenarnya bukan produk asli Indonesia. Merek ini berasal dari Amerika Serikat. Meskipun begitu, produk Tuppeware sudah diproduksi di Indonesia.
Masalah keuangan perusahaan menjadi kendala besar bagi perusahaan. Manajemen Tupperware menjelaskan mereka berada dalam kesulitan struktur modal dan likuiditas jangka pendek.
Siapa Pendiri Tupperware
Pendiri dan sekaligus pemilik Tupperware adalah Earl Silas Tupper. Ia seorang pebisnis kelahiran Amerika Selatan tahun 1907.
Tupper memulai bisnisnya berupa perusahaan plastik, bernama Earl S Tupper Company pada tahun 1938. Di era Perang Dunia II, Tupper merilis produk pertamanya berupa wadah penyimpanan makanan Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler, dengan merek Tupperware. Produk ini mendapatkan sambutan antusias dari pasaran.
Produk Tupperware akhirnya sampai di Indonesia di bawah perusahaan PT. Tuppwerware Indonesia. Dengan kantor pusat di Cilandak, Jakarta, perusahaan memproduksi dan memasarkan produk khusus untuk orang Indonesia.
Dengan tagline kualitas terbaik, aman bagi kesehatan, dan ramah lingkungan, Tupperware berhasil meraih minat masyarakat Indonesia. Akan tetapi, ternyata dari segi pelaporan keuangan perusahaan penjualan Tupperware merosot drastis. Nilai sahamnya juga anjlok sampai 90 persen selama setahun terakhir.
Tupperware Terancam Bangkrut
Baca Juga: Heboh! Tupperware Kebanggaan Ibu-Ibu Terancam Bangkrut
Dikutip dari mirror.co.uk, saham Tupperware anjlok hampir 50 persen pada hari Senin (10 April 2023) sebelum pulih sedikit pada hari Selasa.
Perusahaan sebelumnya telah memperingatkan sahamnya dalam bahaya dihapus dari Bursa Efek New York karena belum mengajukan laporan tahunannya.
Di samping itu perusahaan juga mengalami kesulitan bayr hutang dan sudah harus menegosiasikan kembali pinjaman setelah sudah mengubah perjanjian tiga kali sejak Agustus 2022.
Tupperware dilaporkan mempertimbangkan untuk menjual beberapa properti real estatnya atau memotong beberapa bagian bisnis untuk menghemat uang.
Perusahaan ini menjadi populer pada 1950-an berkat sebuah iklan bertajuk "Tupperware Parties". Keberhasilan iklan itu membuat Tupperware bisa dijual di hampir 100 negara di seluruh dunia. Akan tetapi, produknya kini kurang diminati oleh anak muda atau generasi baru. Masalah ini dilaporkan menjadi penyebab utama penjualan Tupperware anjlok.
Demikian itu sejarah Tupperware, karena terlambat melakukan inovasi, kini mereka terancam bangkrut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas