Suara.com - Upaya penyelamatan pilot Susi Air, Philips Mark Merthens terbukti menjadi operasi yang penuh peluh dan darah.
Adapun pemerintah hingga TNI-Polri kini berupaya keras untuk menyelamatkan sosok pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut dari sandera kelompok kriminal bersenjata atau KKB yang tergabung dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM)
Bahkan kini, TNI harus kehilangan sederet prajurit terbaiknya dalam operasi penyelamatan Kapten Philips.
Lantas, bagaimana perjuangan panjang agar Kapten Philips dapat kembali menjadi manusia bebas?
Negosiasi belum menemukan titik terang
Sederet pihak berharap agar penyelamatan Kapten Philips dapat berakhir tanpa pertumpahan darah.
Adapun Komnas HAM menilai bahwa negosiasi dengan KKB merupakan hal yang perlu diprioritaskan dalam penyelamatan Philips.
Sayangnya, negosiasi dan diplomasi yang ditawarkan ke KKB selalu berakhir gagal.
"Sudah dua bulan lebih pilot Philips Mark ditahan dan berbagai upaya dilakukan untuk pembebasannya. Namun masih gagal," terang Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey, Selasa (18/4/2023).
Baca Juga: Profil 4 Prajurit TNI yang Gugur Diserang OPM saat Operasi Pembebasan Pilot Susi Air
Permintaan 'nyeleneh' KKB bikin negosiasi rumit: Minta amunisi hingga Papua Merdeka
Hal yang membuat negosiasi dengan KKB sulit dilakukan adalah segudang permintaan yang ditawarkan oleh mereka demi membebaskan Philips.
Adapun Egianus Kogoya, pimpinan KKB meminta Philips ditukar dengan pasokan amunisi dan senjata untuk membantu operasi militer mereka.
Kepala Polda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri mengungkap pihaknya menilai permintaan tersebut dipastikan tidak dapat dipenuhi.
Sebab, pasukan Egianus Kogoya telah menimbulkan banyak korban jiwa melalui aksi mereka.
Tak cukup di situ, Egianus juga meminta pemerintah memberikan kemerdekaan kepada Papua Barat agar Philips bisa bebas dan kembali ke tangan keluarganya.
Berita Terkait
-
Profil 4 Prajurit TNI yang Gugur Diserang OPM saat Operasi Pembebasan Pilot Susi Air
-
Bebaskan Pilot Susi Air, Prajurit TNI asal Kampung Pondok Pariaman Gugur Tertembak KKB-TPNPB OPM
-
Pilot Susi Air Tak Kunjung Dibebaskan, Komnas HAM Harap Presiden Bentuk Tim Khusus Pembebasan Sandera
-
Polemik Operasi Siaga Tempur di Papua: Keselamatan Warga Sipil Dipertaruhkan
-
Jubir TPNPB-OPM Minta Jokowi Copot Panglima TNI Yudo Margono: Dia Pembohong, Ora Waras!
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Detik-detik Mencekam di Daan Mogot: Pemotor Oleng, Terjatuh, Lalu Tewas Terlindas Truk Boks
-
Kondisi Kesehatan jadi Sebab Jokowi Absen HUT ke-80 TNI: Masih Pemulihan, Dianjurkan Tak Kena Panas
-
Geger Macan Tutul Masuk Hotel di Bandung, Detik-detik Evakuasi Dramatis di Lantai Dua
-
Nyaris Tewas Diamuk Massa, Detik-detik Nyawa Maling Motor di Tanjung Priok Diselamatkan Polisi
-
Otorita 'Ngamuk', Bentuk Satgasus Sikat Tambang Batu Bara Ilegal hingga Rumah Liar di IKN
-
Demo BEM UI Hari Ini, Polisi Turunkan Ribuan Personel Tanpa Senjata Api
-
Viral! Gadis Cilik Masuk ke Acara HUT TNI dan Minta-minta, Warganet Ini Malah Bicara 'Pesan Tuhan'
-
Sebut WFT Penipu, Bjorka Asli Bocorkan Data Pribadi Polri: Anda Cuma Bisa Tangkap Saya dalam Mimpi!
-
Jokowi-Prabowo Bertemu di Kertanegara, Analis Ungkap Spekulasi di Balik Silaturahmi
-
Badai Api Mengguncang Bumi: Tantangan Baru Ilmuwan di Era Pemanasan Global