Suara.com - Segelintir eks aktivis 1998 merapat ke sosok Prabowo Subianto yang tengah maju bertandang di Pilpres 2024 mendatang.
Sontak, para pengamat politik menilai fenomena tersebut ironis, seperti Khoirul Umam melalui keterangannya kepada wartawan.
Khoirul menilai bahwa dahulu Prabowo merupakan momok bagi para aktivis 1998 yang melengserkan Soeharto. Sebab, Prabowo merupakan salah satu tokoh besar ABRI.
Namun kini, segelintir eks aktivis 98 tak keberatan dengan memberikan dukungan ke Prabowo.
Lantas, siapa saja para aktivis 1998 yang kedapatan merapat ke Prabowo?
Budiman Sudjatmiko: Sampai dipanggil menghadap internal partai
Budiman Sudjatmiko merupakan salah satu eks aktivis 98 yang diketahui kini tengah 'bermesraan' dengan Prabowo.
Budiman dahulu gencar menentang pemerintahan Soeharto pada masa Orde Baru atau Orba. Bahkan, politisi PDIP ini sempat dijebloskan ke penjara dengan masa tahanan 13 tahun.
Pria kelahiran Cilacap ini kemudian bebas dari penjara usai hanya menempuh 3 tahun masa tahanan.
Baca Juga: Dukung Prabowo di Pilpres 2024, Mantan KASAU: Kami Ingin Presiden yang Sudah Selesai Urusan Dunianya
Berbeda dengan sekarang, Budiman Sudjatmiko tampak memberikan dukungan kepada Prabowo yang notabene merupakan salah satu tokoh besar ABRI di masa Orba.
Budiman sempat menyambangi Prabowo di kediaman sang Menhan yang berlokasi di Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023).
Kala itu Budiman banyak membahas ragam topik dengan Prabowo terutama terkait persiapan Pilpres 2024.
Tanpa rasa khawatir akan teguran partainya yang mengusung Ganjar Pranowo, Budiman menyatakan Prabowo layak melanjutkan kepemimpinan Indonesia.
"Saya berharap Pak Prabowo sehat, teruskan tugas, tunaikan tugas, dan saya ingin orang Indonesia layak untuk mendapatkan orang terbaik, salah satunya Pak Prabowo," kata Budiman di kediaman Prabowo.
Sinyal dukungan tersebut membuat Budiman Sudjatmiko dipanggil menghadap internal partai.
Fahri Hamzah: Minta konsolidasi nasional untuk dukung Prabowo
Dukungan selanjutnya datang dari Fahri Hamzah yang notabene juga merupakan rekan seangkatan Budiman Sudjatmiko di demonstrasi 1998 silam.
Fahri yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyatakan dirinya setuju bila Indonesia dipimpin oleh Prabowo.
Fahri juga melihat dukungan kepada Prabowo meningkat di berbagai lini lapisan masyarakat.
Sontak, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014–2019 ini menyarankan diadakannya konsolidasi nasional demi menyatakan dukungan ke Prabowo.
Konsolidasi nasional tersebut harus dihadiri oleh para akademisi seantero negeri.
"Harus ada waktu bagi kita semua untuk bersatu dan memulai konsolidasi besar-besaran secara nasional. Kita tidak perlu lagi memberikan atau melayani gagasan-gagasan untuk saling melemahkan dan bertengkar tentang soal-soal yang tidak ada dasarnya dan tidak ada ujung pangkalnya," kata Fahri dalam keterangannya, Jumat (21/7/2023).
Kontributor : Armand Ilham
Berita Terkait
-
Prabowo Subianto Masuk Kabinet Jokowi, Mantan Kapolda Metro Jaya: Pemersatu Bangsa
-
Dorong Pedagang Pasar, Papera Yakin Sumbangkan 500 Ribu Suara Menangkan Prabowo Subianto di Jateng
-
Ada Efek Jokowi di Balik Musuh-Musuh yang Kini Merapatkan Barisan ke Prabowo
-
Ungkit soal Budiman Sudjatmiko, Fahri Hamzah: Konsolidasi Besar-besaran Dukung Prabowo Telah Dimulai
-
Makin Berani! Budiman Sudjatmiko Sebut Prabowo Jadi Calon Kuat Suksesor Jokowi
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta
-
Bukan Drama Hukum, Nadiem Makarim Dibantarkan dari Sel Tahanan karena Sakit Ambeien
-
Jejak Riza Chalid Terus Diburu, Kejagung Periksa Saksi Kunci Korupsi Pertamina
-
Kejagung 'Skakmat' Protes Hotman Paris: Penyidik Punya Alasan Tertentu