- PPP masih menghadapi dualisme kepemimpinan dan konflik internal pasca-mukta
- Partai perlu tampil amanah, dan menjunjung musyawarah mufakat untuk memulihkan kepercayaan.
- Transparansi, konsistensi politik, serta kepedulian publik jadi kunci perluasan dukungan terhadap DPR.
Suara.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih menghadapi pekerjaan rumah besar pasca-muktamar yang diwarnai kericuhan dan dualisme kepemimpinan.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai, selain menata konflik internal, partai tersebut perlu menunjukkan kualitas politik yang sejuk dan amanah agar kembali dipercaya publik.
Dalam praktik politik sehari-hari, PPP harus menekankan prinsip musyawarah mufakat.
Keputusan-keputusan internal maupun pemilihan pemimpin partai sebaiknya mencerminkan proses yang terbuka dan inklusif.
"PPP akan dipercaya masyarakat bila kembali ke titahnya. Partai ini harus dapat menjadi contoh bagi ummat Islam terutama dalam bersikap dan berperilaku yang islami," kata Jamil kepada Suara.com, Senin (29/9/2025).
Selain itu, PPP perlu tampil sebagai partai yang sejuk. Keributan internal atau pertikaian fisik di depan publik justru menggerus kepercayaan masyarakat.
Menurut Jamil, penampilan partai yang tenang dan tertib dianggap menjadi indikator kesiapan partai dalam memimpin dan membangun kepercayaan rakyat.
Kredibilitas dan amanah juga menjadi sorotan utama. PPP harus membuktikan kepada publik bahwa janji dan slogan politiknya bukan sekadar retorika, tetapi diwujudkan melalui tindakan nyata.
Hal ini termasuk transparansi dalam pengelolaan internal partai, konsistensi sikap politik, dan kepedulian terhadap kepentingan masyarakat luas.
Baca Juga: Masa Depan PPP Suram? Pengamat: Di Mata Rakyat 'Mengurus Partai Saja Tidak Becus'
"PPP juga harus dapat menyakinkan masyarakat sebagai partai yang amanah. Dengan begitu, masyarakat akan percaya menitipkan suaranya ke PPP," katanya.
Dengan menegakkan prinsip-prinsip itu, PPP berpeluang memperbaiki citra dan memperluas basis dukungan.
Kunci agar partai kembali ke DPR bukan sekadar kampanye besar, tetapi bagaimana partai membuktikan kualitas politiknya melalui perilaku internal yang konsisten, tertib, dan amanah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Ulah Camat di Karawang Diduga Tipu Warga Rp1,2 Miliar Modus Jual Rumah, Bupati Aep Syaepuloh Murka
-
Peringatan BMKG: Dua Bibit Siklon Picu Cuaca Ekstrem November 2025
-
Dirikan Biodigister Komunal, Pramono Harap Warga Jakarta Kelola Limbah Sendiri
-
Pramono Setujui SMAN 71 Gelar Pembelajaran Tatap Muka Senin Depan: Yang Mau Daring Boleh
-
Rekam Jejak Arsul Sani: Hakim MK yang Dilaporkan karena Ijazah Doktor Palsu, Ini Profil Lengkapnya
-
Geger Tudingan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, Kampus di Polandia Diselidiki Otoritas Antikorupsi
-
PBHI: Anggota Polri Masih Bisa Duduk di Jabatan Sipil, Asal...
-
Buntut Ledakan SMAN 72, DPR Minta Regulasi Platform Digital Diperkuat: Jangan Cuma Game Online
-
Berakhir di Tangan Massa, Komplotan Copet Bonyok Dihajar Warga di Halte TransJakarta Buaran
-
IUP Raja Ampat Terbit Sebelum Bahlil Lahir, Pakar: Pencabutan 4 Izin Langkah Tepat