Suara.com - Kasus meninggalnya seorang anggota pasukan pengibar bendera (Paskibra) berinisial TA (16) yang merupakan siswa SMK di Desa Bogem, Klaten, Jawa Tengah membuat warga sekitar rumahnya berang. Pasalnya, TA yang sempat dibawa ke Puskesmas Bayat akhirnya meninggal dunia beberapa menit setelah sampai di Puskesmas Bayat.
Dugaan adanya penelantaran terhadap TA pun akhirnya memancing emosi warga dan warga pun akhirnya menggeruduk Puskesmas Bayat pada Kamis, (10/8/2023).
Hal ini pun membuat situasi menjadi memanas. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Simak inilah fakta-fakta selengkapnya.
1. Anggota Paskibra sempat kejang sebelum dibawa ke puskes
Kasus ini bermula ketika seorang siswa SMK bernama TA (16) sempat melakukan latihan paskibra rutin di daerah Gunungkidul pada Rabu, (09/08/2023) lalu hingga malam hari.
Saat pulang ke rumah, TA mendadak mengalami kejang-kejang. Hal ini pun membuat pihak keluarga TA panik dan langsung diantar ke Puskesmas Bayat menggunakan mobil mereka.
2. Antar TA pakai mobil pribadi karena tidak ada ambulans
Salah satu warga bernama Ripto yang merupakan tetangga TA mengungkap bahwa mobil ambulans dan dokter saat itu sedang tidak ada di Puskesmas Bayat. Hal ini yang membuat pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk membawa TA dengan mobil pribadi.
"TA diantar pakai mobil biasa. Di puskes (Bayat) juga tak ada dokter, sopir ambulans juga tidak ada. Malah diminta rujuk ke RS. Padahal plakat puskes nulis 24 jam pelayanan," ungkap Ripto.
Baca Juga: Tiga Influencer Jagoan Jateng Bentuk 'Sekoteng', Gelar Kompetisi Video Amatir Berhadiah Rp 100 Juta
3. Pelayanan Puskesmas dik\\mplain warga
TA dinyatakan meninggal dunia oleh perawat yang menanganinya setelah sampai di Puskesmas Bayat. Kabar soal meninggalnya TA pun tersebar di warga sekitar.
Hal ini pun membuat banyak warga emosi karena sebelumnya banyak komplain soal pelayanan Puskesmas Bayat yang dianggap terlalu lamban dan cenderung meremehkan kesehatan warga yang berobat.
"Kita juga sudah sering dengar keluhan dan komplain masyarakat Bayat kalau Puskesmas Bayat ini sering meremehkan pasien. Kalau kita datang juga kadang tidak ada dokter, bilang mau dirujuk tapi tidak ada sopir," lanjut Ripto.
4. Warga geruduk Puskesmas ramai-ramai
Seolah tak ada tindakan lebih lanjut dari Puskesmas Bayat pasca meninggalnya TA, warga pun menggeruduk Puskesmas Bayat pada Kamis, (10/08/2023) pagi kemarin sekitar pukul 08.00 WIB.
Berita Terkait
-
Kasus Paskibraka Meninggal Dunia, Bupati Klaten Bakal Evalausi Kinerja Pelayanan Puskesmas
-
Geger Paskibraka Asal Klaten Meninggal Dunia, Dibawa ke Puskesmas Tapi Tak Ada Dokter hingga Sopir Ambulans
-
Viral Siswa SMA Sekolah di Tenda Usai Tak Tercover Sistem Zonasi
-
Lagi-Lagi Terjadi, Kumpulan Kasus Paskibraka Mendadak Dibatalkan Lalu Diganti Anak Pejabat
-
Profil Paiman Raharjo: Tukang Sapu Asal Klaten yang Jadi Wakil Menteri Desa PDTT
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Greenpeace Ingatkan Pemerintah: COP30 Jangan Jadi Panggung Retorika Iklim
-
KemenPPPA: Perilaku Gus Elham Bisa Masuk Kategori Pidana Kekerasan Terhadap Anak
-
Kepala BGN: Program MBG Penyumbang Terbesar Keracunan Pangan Nasional
-
Rasa dan Kualitas Makanan Jadi Keluhan Utama Anak soal Program Makan Bergizi Gratis
-
Jejak Kudeta Gagal Yoon Suk Yeol Terungkap, Kepala Inteljen Korea Selatan Ditangkap!
-
Adik JK Minta Pemeriksaan Kasus Korupsi Rp1,35 Triliun PLTU Kalbar Ditunda, Kenapa?
-
Anak-anak Nilai Program Makan Bergizi Gratis Bikin Hemat Uang Jajan
-
PSI Kritik Pemprov DKI Hanya Ringankan Pajak BPHTB: Harusnya Sekalian Gratis...
-
Refly Harun Pasang Badan Selamatkan Roy Suryo Cs: Kasus Ijazah Jokowi Tak Layak Diproses!
-
Komisi I DPR Usul Indonesia Tiru Kebijakan China, Influencer Harus Punya Sertifikat Profesi