Suara.com - Partai Buruh meminta agar Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono menaikkan nilai Upah Minimum Provinsi (UMP) 2024 sebesar 15 persen dari tahun lalu jadi Rp 5,6 juta. Jika tidak, para elemen buruh disebut bakal melakukan aksi mogok kerja.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Pemenangan Nasional Partai Buruh, Said Salahudin. Aksi unjuk rasa ini merupakan bagian dari kampanye Partai Buruh di hari pertama.
"Kami tidak mau terima gubernur kenaikan upah 3 persen. Kami menolak. Kami perjuangkan upah 15 persen dengan cara apa pun sepanjang dibolehkan Undang-undang," ujar Said di lokasi.
Said mengatakan, Presiden Partai Buruh telah menginstruksikan agar berbagai elemen buruh di semua daerah melakukan mogok nasional hingga aksi besar-besaran di kantor pemerintah daerah.
"Jika perlu mogok nasional, kami akan mogok nasional. Presiden partai buruh sudah istruksi kalau kepala daerah tidak ikuti tuntutan Partai Buruh, kami akan lakukan segala cara yang bisa timbulkan kerugian, kemacetan dan sebagainya," katanya.
Dalam aksi di depan Balai Kota DKI, Said meminta agar penentuan kenaikan nilai UMP segera ditetapkan hari ini juga.
"Kami nuntut gubernur, minta kepastian hari ini, pastikan upah naik 15 persen," pungkasnya.
Sebelumnya, Pemprov telah menetapkan UMP 2024 naik sebesar 3,4 persen dari tahun 2023 menjadi Rp 5,06 juta. Keputusan ini tak sesuai dengan keinginan elemen buruh yang meminta kenaikan upah minimal 2024 jadi Rp 5,6 juta.
Beberapa waktu lalu, Presiden Partai Buruh Said Iqbal menantang Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah untuk berdebat mengenai besaran indeks alfa dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 2023 tentang Pengupahan.
Baca Juga: Masuk Masa Kampanye, Gibran Tak Kunjung Ajukan Cuti, Pilih Sibuk Urusi Piala Dunia U-17
Adapun dalam PP Nomor 51 tahun 2023, rentang alfa dibatasi antara 0.1 dan 0.3.
"Sekarang saya mau tanya Menteri Ketenagakerjaan, indeks tertentu alfa yang kamu bikin di dalam PP dijelasin enggak ke Presiden dari mana asal 0,1 sampe 0,3?" kata Said di Kantor Exco Partai Buruh, Jakarta Timur, Rabu (22/11/2023).
Dia mengaku mendapatkan informasi bahwa indeks alfa yang menentukan besaran kenaikan upah minimum provinsi (UMP) berasal dari Center of Strategic and International Studies (CSIS).
"CSIS, saya tidak menyerang anda, CSIS itu lembaga yang dipakai oleh Soeharto yang dari dulu kalo naikin upah 3 tahun sekali, maaf ya CSIS saya enggak menyerang anda," ujar Said.
Dia lantas mempertanyakan landasan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) masih menggunakan penelitian yang dilakukan CSIS.
"Coba buka umumkan bahwa 0.1 sampai 0.3 adalah hasil CSIS, Menaker ayo debat sama saya," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO