Suara.com - Prabowo Subianto diyakini akan kembali membawa Indonesia sebagai pemimpin ASEAN saat menjabat sebagai presiden kelak. Peran utama Indonesia di ASEAN dinilai oleh para pengamat tak terlalu diperhatikan Presiden Joko Widodo selama 10 tahun menjabat.
Meskipun Jokowi disegani di dunia karena keberhasilannya di Tanah Air, tetapi kawasan Asia Tenggara dinilai tak pernah benar-benar masuk dalam prioritasnya.
Kecuali saat jadi tuan rumah KTT G20 pada 2022 dan KTT ASEAN 2023, Jokowi jarang menghadiri agenda ASEAN dan lebih sering mengutus Menteri Luar Negeri untuk mewakili.
Kini para analis berharap Prabowo, yang berlatar belakang militer dan pergaulan internasional yang luas, akan lebih berperan aktif secara pribadi di bidang diplomasi. Apa lagi selama kampanye Pemilu 2024 Prabowo sering mengatakan kepentingan Indonesia harus diutamakan dan mewanti-wanti soal pengaruh asing.
"Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo menyokong kebijakan luar negeri yang lebih seimbang dan yang ingin bermitra dengan banyak negara, termasuk kekuatan-kekuatan Asia. Sebagai calon presiden, ia menekankan memiliki kapasitas pertahanan maritim yang kuat untuk menjaga kepentingan Indonesia," terang Leigh Howard, kepala eksekutif Asialink Business, sebuah lembaga konsultan di Melbourne, Australia kepada The Straits Times.
Selain itu para pengambil kebijakan luar negeri juga gembira melihat kehadiran Gibran Rakabuming Raka di samping Prabowo. Artinya, Indonesia dinilai akan melanjutkan pembangunan di era Jokowi yang dinilai sudah tepat.
Kondisi dalam negeri Indonesia yang stabil dan makmur, dinilai membawa juga menguntungkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Beberapa pengamat juga melihat ada potensi Indonesia akan lebih condong ke sentralitas ASEAN dan lebih fokus pada masalah-masalah internal Asia Tenggara seperti sengketa wilayah perairan negara-negara ASEAN dengan China dan perang saudara di Myanmar.
"Fakta bahwa Presiden Jokowi sering menghindar dari peran tradisional Indonesia, sebagai salah satu pemimpin ASEAN, telah memperparah kegagalan ASEAN beradaptasi di tengah perubahan global," terang Andreyka Natalegawa dari lembaga think tank Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang berbasis di Washington, AS.
Ia menambahkan Prabowo punya peluang untuk membawa Indonesia mengambil kembali peran yang lebih aktif dalam ASEAN, sehingga organisasi itu bisa kembali relevan di tengah dinamika global.
"Tetapi semua itu akan bergantung pada apakah Prabowo punya kesabaran menghadapi proses pengambilan keputusan dan proses institusional di ASEAN yang terkenal lamban," lanjut putra mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa itu.
Jokowi sebenarnya sudah meletakan dasar yang cukup bagus saat Januari lalu melawat ke Manila, tempat ia dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan, setelah berdiskusi soal kondisi Laut China Selatan dan kerja sama di antara negara ASEAN.
Kini para pengamat luar negeri sedang menganalisis komposisi dalam kabinet Prabowo, setelah dilantik pada Oktober mendatang.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi diakui sangat menonjol saat mewakili Indonesia di luar negeri, termasuk dalam urusan di ASEAN. Salah satu isu yang jadi fokus Retno adalah Myanmar.
Ia terlibat dalam lebih dari 60 pertemuan terkait krisis Myanmar di paruh pertama 2023 lalu. Tetapi diplomasinya dinilai belum terlalu efektif untuk meyakinkan junta militer Myanmar untuk membuka diri terhadap pemantau luar negeri dan lebih manusiawi.
Berita Terkait
-
Tak Narsis, Adab Istri Gibran Jadi Sorotan: Cuma Mbak Selvi yang Jarang Selfie
-
Menurut Budiman Sudjatmiko, Anies Lebih Cocok Jadi PM Swedia Ketimbang Presiden RI, Alasannya Tak Terduga
-
Adu Pendidikan Pratikno dan Bahlil Lahadia, Dua Menteri 'Titipan' Jokowi di Kabinet Prabowo
-
Selisih Rp700 Jutaan, Harga Jam Tangan Mayor Teddy Kalah Mentereng dari Gibran Rakabuming
-
Rela Berseberangan Pilihan dengan Orang Tua di Pilpres, Ternyata Ini Alasan Aurel Hermansyah
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Tinggi Muka Air Laut di Pasar Ikan Jakut Siaga 1, Empat Pompa Dikerahkan Antisipasi Banjir Rob
-
Mentan Tegaskan Harga Pangan Stabil dan Produksi Surplus, Bantah Isu MBG Picu Kenaikan Harga
-
Program MBG Terancam Krisis Ahli Gizi, Pemerintah Janjikan Status PNS dan Percepatan Sertifikasi
-
PERSAGI Siapkan Lulusan Ahli Gizi untuk Perkuat Program Makan Bergizi Gratis
-
Hadapi Musim Hujan, Pemprov DKI Alokasikan Rp3,89 Triliun untuk Mitigasi Banjir
-
Banjir Rob Rendam Jalan Depan JIS, Petugas Gabungan Lakukan Penanganan Ini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat