Suara.com - Partai Buruh bersama Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menggelar unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Kamis (29/2/2024). Dalam demonstrasi itu, massa menyampaikan tiga tuntutan.
Aksi itu dilakukan di tengah hujan yang melanda kawasan Patung Kuda. Awalnya, massa ingin menggelar aksi di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Barat tapi tertahan di Kawasan Patung Kuda lantaran jalan sudah ditutup oleh pihak kepolisian.
Namun, massa tetap melanjutkan aksi sambil mengenakan jas hujan. Mereka juga membawa bendera dan atribut Partai Buruh serta KSPI.
Ketua Partai Buruh sekaligus Presiden KSPI Said Iqbal dalam orasinya menyebut, tiga tuntutan kepada Pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Ada tiga tuntutan, yaitu yang kami sebut Tritura, tiga tuntutan rakyat. Yang pertama, turunkan harga-harga. Yang kedua, cabut Omnibus Law, Undang-undang Cipta Kerja. Yang ketiga, tegakkan pemilu bersih," ujar Said di lokasi.
Said mengatakan, dengan kondisi meroketnya harga beras membuat masyarakat menjerit.
Pemerintah juga harus segera menghadirkan solusi dengan menurunkan harga.
"Untuk turunkan harga-harga, sekarang rakyat, khususnya buruh, petani dan kelas pekerja lainnya, menjerit harga beras melambung tinggi. Sudah tidak normal lagi, irasional. Dan kenaikan harga beras tidak menguntungkan petani," ucapnya.
Selanjutnya, ia meminta pemerintah segera mencabut aturan Omnibus Law Cipta Kerja.
Baca Juga: Bawa 3 Tuntutan, 2 Ribu Massa Partai Buruh Demo di Depan Istana Negara Hari Ini
Sebab, regulasi ini, justru semakin merugikan kaum pekerja.
"Akibat Omnibuslaw di Bekasi dan Kerawang, kota industri, naik upahnya 1,58 persen," katanya.
"Padahal inflasi adalah 2,8 persen , nggak masuk akal. Nggak ada di dunia itu kenaikan upah di bawah harga inflasi," jelasnya.
Terakhir, pihaknya juga menyoroti soal Pemilu yang disebutnya penuh dengan kecurangan, khususnya di Pemilihan Legislatif (Pileg).
Ia menyebut banyak suara Partai Buruh yang dihitung tak sesuai data sebenarnya dan bahkan diturunkan.
"Kami ingatkan KPU jangan main-main. Buruh itu sekali dicurangi, lumpuh ekonomi kita bikin. Terutama di pemilihan legislatif," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Usai OTT Jaksa di Banten yang Sudah Jadi Tersangka, KPK Serahkan Perkara ke Kejagung
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan