Suara.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sampai sekarang belum menentukan sikap politik, berada di posisi opsisi atau masuk pemerintahan.
Namun, sejumlah kader terus agresif mengkritik keras proses pemilihan presiden (Pilpres).
Pengamat Politik, Adi Prayitno mengatakan, masyarakat saat ini melihat PDIP agresif. Meski begitu sikap yang ditunjukkan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu bersayap.
"Yang diserang itu bukan Prabowo, tapi Jokowi dan keluarga besarnya. Jokowi waafwa tuha, keluarga besarnya, dan sahabat-sahabatnya. Para relawan juga dikritik dan seterusnya. Belum pernah saya nemu teman-teman PDIP itu mengkritik Prabowo Subianto. Mungkin saya salah menghitung ya, tapi kalau Pak Jokowi itu melebihi salat lima waktu sehari," ujarnya saat hadir di sebuah acara televisi dikutip dari YouTube Total Politik pada Jumat (3/5/2024).
Dia melihat ada yang belum selesai pada suasana kebatinan PDIP, sehingga terus agresif.
Namun, menurut Adi, Bulan Mei di elit PDI Perjuangan akan menentukan langkah politik pada pemerintahan baru nanti. Sejauh ini, ada dua mazhab di PDIP, yakni agresif dan akomodatif.
"Tapi bukan berarti ada lobi-lobi dan keinginan ya, endingnya tentu di Bulan Mei, di mana PDIP memutuskan ke mana sikap politik mereka. Apakah Istiqomah iman politiknya di luar (pemerintahan) atau dia akan menjadi bagian di dalam. Ini kan tergantung siapa yang kuat-kuatan membisikan kepada ketua umum mereka Megawati Soekarnoputri," katanya.
Kalau nantinya yang kuat kelompok agresif, maka PDIP besar kemungkinan berada di luar pemerintahan. Sebaliknya, bila bisikan yang masuk orang-orang yang ingin berjuang di dalam bukan tidak mungkin bersama pemerintahan Prabowo Subianto.
"Bukan tidak mungkin PDIP akan memutuskan (di dalam), karena kalau kita membaca landscape politik kita ke depan, posisi agresif itu tidak menguntungkan di 2024. Kita hitung rata-rata ada sekitar 62 persen kelompok pemilih umur 40 tahun ke bawah menyatakan jika politik mereka nggak suka dengan yang nyalak-nyalak (agresif). Mereka itu suka yang gemoy-gemoy, juga joget, dan gak berat-berat pikirannya," katanya.
Baca Juga: AHY Klaim Sudah Diskusi soal Pembangian Menteri untuk Kabinet Prabowo-Gibran, Berapa Jatah Demokrat?
"Ini tentu dihitung juga oleh kawan-kawan PDIP, jadi agresif untuk memperlebar ceruk pemilih itu terjadi 10, 15, dan 20 tahun yang lalu. Tapi ke depan sudah berpikir yang lain," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Benarkah Sakit Hati Ditegur Jadi Motif Siswi SD Bunuh Ibu Kandung di Medan?
-
Dishub Ungkap Kondisi Mobil SPPG Penabrak Puluhan Siswa di Cilincing
-
Bencana Sumatera Disebut Bukan Sekadar Alam, Tapi 'Bencana Pejabat' dan Beban Bagi Prabowo
-
Pengamat Ungkap Untung-Rugi Jika Bulog dan Bapanas Disatukan
-
Stabilkan Harga Jelang Nataru, Pemprov DKI Kirim 15 Ton Pangan ke Kepulauan Seribu
-
Penembakan Petani di Bengkulu: Polisi Preteli Pasal Pembunuhan dan Dugaan Suap Miras
-
ESDM Buka Peluang Alihkan Subsidi LPG ke DME, Defisit 8,6 Juta Ton Jadi Sorotan
-
Kengerian di Kalibata! Amukan Matel Hanguskan Puluhan Kios, Pedagang Ini Nyaris Terbakar
-
Soal Insiden SDN 01 Kalibaru, Sudinhub Sebut SPPG Lakukan Pelanggaran Fatal
-
Kebakaran Terra Drone: Pemilik Bangunan Bakal Diperiksa, Tersangka Bertambah?