Suara.com - Insan tenaga kesehatan alias nakes sedang berkabung atas wafatnya dokter spesialis ortopedi RSUD Mamuju, Sulawesi Barat, Dr. Helmiyadi Kuswardhana. Sebab, Dr. Helmi menjadi dokter ortopedi satu-satunya di Mamuju dan selalu jadi andalan warga setempat.
Dr Helmiyadi meninggal akibat serangan jantung pada Sabtu (13/7) kemarin saat masih menjalankan bertugas di rumah sakit. Untuk menghormati jasanya, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memberikan penghargaan Lencana Karya Bakti untuk mendiang.
Ketua Umum PB IDI DR. Dr. Moh. Adib Khumaidi, SpOT., juga mengusulkan kepada pemerintah untuk juga memberikan penghargaan kepada Dr Helmi.
"Kami juga menyampaikan penghormatan setinggi-tingginya kepada Dr Helmiyadi SpOT dan para dokter yang tanpa pamrih yang telah melakukan pengorbanan terbesar dalam menjalankan tugasnya. Kami menghormati pengabdian profesi yang mereka jalankan dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas komitmen teguh dalam menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas," kata dokter Adib dalam keterangannya, Minggu (14/7/2024).
Dia berharap semakin banyak dokter yang memiliki semangat sama seperti Dr Helmi. Terutama dokter spesialis ortopedi yang kini tersisa hanya satu di Sulawesi Barat.
Diakui oleh dokter Adib bahwa Indonesia memang masih kekurangan dokter spesialis, terutama di daerah luar Pulau Jawa. Rasio dokter per pasien di Indonesia masih rendah di dunia, yakni 0,4 dokter per 1.000 penduduk.
PB IDI menyoroti bahwa salah satu permasalahan utama dalam sistem layanan kesehatan di Indonesia ialah ketimpangan distribusi dokter karena banyak lebih banyak yang bertugas di daerah perkotaan.
Sehingga masyarakat pedesaan dan wilayah terpencil tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang dibutuhkan. Hal ini ditambah lagi dengan kurangnya ketersediaan peralatan medis, obat-obatan, dan infrastruktur yang tidak memadai.
Distribusi dokter dan sumber daya yang tidak merata itu, menurut dokter Adib, menghambat kemampuan negara untuk menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas bagi warganya, khususnya di daerah pedesaan dan daerah yang kurang terlayani.
Baca Juga: Profil dr. Helmiyadi Kuswardhana, SpOT, Sosok Dokter Humanis dari Makassar
“Ini bukan hanya soal angka; ini masalah nyawa - hidup dan mati. Kurangnya dokter di daerah-daerah tertentu menyebabkan banyak masyarakat Indonesia tidak mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, dan ini adalah masalah yang tidak bisa kita abaikan," ujarnya.
Indonesia juga menghadapi kekurangan peralatan medis, obat-obatan, dan infrastruktur. Fasilitas kesehatan di daerah pedesaan seringkali kekurangan peralatan dasar, sehingga dokter tidak dapat memberikan perawatan yang memadai.
Dokter Adib mengungkapkan bahwa di luar daerah perkotaan masih banyak yang kekurangan obat-obatan penting dengan persediaan terbatas. Sehingga pasien tidak memiliki akses terhadap pengobatan yang sebenarnya diperlukan.
Berita Terkait
-
Profil dr. Helmiyadi Kuswardhana, SpOT, Sosok Dokter Humanis dari Makassar
-
Ketua IDI Tegaskan Nakes Indonesia Tidak Anti dengan Dokter Asing, Tapi Apresiasi Dulu Tenaga Medis Dalam Negeri
-
PB IDI Bolehkan Dokter Asing Datang untuk Baksos, Kalau untuk Buka Praktik Bagaimana?
-
Sharp Gandeng IDI, Ciptakan Udara Sehat di Rumah dengan Teknologi Plasmacluster
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Plus Minus Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa Restu DPR, Solusi Anti Utang Budi atau Sama Saja?
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Ikuti Arahan Kiai Sepuh, PBNU Disebut Bakal Islah Demi Akhiri Konflik Internal
-
Serangan Kilat di Kalibata: Matel Diseret dan Dikeroyok, Pelaku Menghilang dalam Sekejap!