Suara.com - Wacana datangnya dokter asing di Indonesia turut menjadi perhatian Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). Meski begitu, harus dipastikan apakah kedatangan dokter asing berniat melakukan bakti sosial (baksos) dan transfer knowledge, atau malah membuka praktik.
Terkait ini, Ketua Umum PB IDI DR Dr Moh Adib Khumaidi Sp.Ot. mengatakan untuk baksos dan kolaborasi dengan dokter asing, sudah pernah dilakukan. Sehingga jika kedatangan dokter asing untuk menolong operasi jantung pada 6.000 bayi yang membutuhkan, tidak ada masalah.
“Dan hal itu sebenarnya kita juga beberapa kali juga melakukan sebuah operasi bersama dengan tim-tim medis dari luar negeri. Itu dalam konteks bakti sosial. Atau transfer of knowledge. Artinya regulasi negara selama ini juga membolehkan dokter-dokter terkait dengan hal yang itu. Sehingga tim medis di luar pun juga bisa masuk. Seperti yang dulu kasus tsunami. Kasus di Yogyakarta tempat sebagainya,” kata Dr Adib saat diwawancarai di kawasan Senayan, dan ditulis Kamis (4/7/2024).
Namun, untuk konteksnya dokter asing yang bekerja dan praktik di Indonesia sendiri tidak bisa sembarangan. Menurutnya, dokter asing yang didatangkan itu tetap harus selektif. Pasalnya, kualifikasi dari dokter yang didatangkan itu harus benar-benar dilihat kemampuannya terlebih dahulu.
“Di semua negara ada persyaratan, ada negara-negara yang namanya selektif barrier di dalam mendatangkan dokter warga negara asing. Kita tidak dalam konteks menolak atau apa. Harus ada upaya selektif, karena yang namanya dokter ketika berada di suatu wilayah maka yang menjadi pasien adalah masyarakat di wilayah itu. Sebagai IDI, organisasi profesi, mendukung keselamatan pasien dengan kualifikasi dokter harus diseleksi,” sambungnya.
Untuk itu, menurutnya yang paling penting untuk diperhatikan yakni kualifikasi dari dokter asing tersebut yang memang baik. Hal ini juga menghindari pendatangan dokter asing itu hanya sekadar untuk menarik market masyarakat Indonesia saja karena adanya dokter asing.
Padahal, kemampuannya tidak terlalu baik. Untuk itu, kemampuan dari dokter itu yang harus menjadi fokus jika benar-benar ingin didatangkan.
“Harus adanya letter of good understanding dari negaranya, oh dia tidak ada masalah di negaranya. Sehingga yang datang (dokter asingnya) harus seperti itu. Jangan sampai nanti mohon maaf dia masuk ke Indonesia tapi ternyata dokter asingnya itu hanya untuk menjadikan masyarakat Indonesia market pasiennya saja," ujarnya.
Perlunya selektif itu juga agar dokter asing yang masuk tidak sembarangan dan banyak. Padahal, untuk kemampuan dokter di Indonesia juga dinilai sudah cukup baik. Hanya saja, di Indonesia perlunya pengembangan infrastruktur dan pemerataan SDM untuk dapat menangani berbagai masalah kesehatan.
Baca Juga: Kontroversi Penanganan Zhang Zhi Jie: Apakah Ada Kelalaian Tim Medis? PB IDI Buka Suara
"Jadi kami tidak melihat dari sisi konteks kebutuhan dokter asingnya, tapi center-center ini kita dorong, infrastruktur didukung, SDM-nya di Indonesia didistribusikan merata kemudian kita menggunakan pola rujukan sehingga deteksi dini dilakukan satu wilayah kita bantu,” pungkas Dr Adib.
Berita Terkait
-
Geger Dekan FK Unair Dipecat Usai Tolak Keberadaan Dokter Asing, Pihak Universitas Buka Suara: Ini Kebijakan Internal
-
Operasi Plastik di Usia 53 Tahun, Penampakan Wajah Dian Nitami Istri Anjasmara Bikin Penasaran
-
Jadi Pembicara di Depan Para Dokter, Nikita Willy Merasa Dekat dengan Cita-Cita Masa Kecil
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas