Suara.com - Santo Sede, Stato della Citta del Vaticano atau The Holy See adalah negara terkecil di dunia. Sebagaimana diinformasikan The American Association of Collegiate Registrars and Admissions Officers atau AACRAO.org.
Negeri ini secara informal dikenal sebagai Kota Vatikan. The Holy See atau Takhta Suci adalah sebuah daerah kantong di Kota Roma, Italia.
Sebagai negara terkecil di dunia, populasinya hanya 824 jiwa. Dengan penutur terbanyak bahasa Italia, Latin, dan Prancis. Mayoritas warganya bekerja di organisasi dan kelembagaan religius.
Selama hampir 1.000 tahun, para Paus Gereja Katolik Roma memimpin wilayah Italia yang disebut sebagai Negara Kepausan.
Sampai wilayah ini ditaklukkan Kerajaan Italia yang baru pada pertengahan abad ke-19.
Sebagai hasil dari Tiga Perjanjian Lateran yang ditandatangani pada 11 Februari 1929, negara merdeka Vatikan City didirikan.
Perjanjian ini juga memberikan wewenang kepada Takhta Suci atas 23 situs di Roma dan lima situs di luar Roma, termasuk Istana Kepausan di Castel Gandolfo. Atau dalam Bahasa Latin disebut sebagai Castrum Gandulphi. Berlokasi sekira 30 km tenggara Kota Roma.
Meski pun kecil, Takhta Suci Vatikan memiliki peran penting di masa Indonesia merebut kemerdekaan dari penjajahan asing.
Sebagaimana dipaparkan Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, “Indonesia memiliki hubungan baik dengan Vatikan sejak lama. Pada 1947, sudah ada perwakilan Vatikan di Indonesia. Sekarang menjadi Kedutaan Besar.”
Baca Juga: Rekor: 700 Jurnalis Nasional dan Luar Negeri Meliput Sri Paus, Umat Katolik Indonesia Daraskan Doa
Kilas balik bisa disimak di film Soegija, yang diputar pada 2012, di mana Mgr. Albertus Soegijapranata, S.J, Uskup Agung Semarang, saat itu tengah menulis.
“Yang beliau tulis adalah permintaan kepada pimpinan gereja Katolik di Vatikan, agar secepatnya mengakui Kemerdekaan Republik Indonesia,” lanjut Ignatius Kardinal Suharyo.
Beliau menyatakan bahwa kehadiran Paus Fransiskus di negeri kita pada 3-6 September 2024 adalah ingin meneguhkan hubungan baik kedua negara, Indonesia dan Vatikan.
“Juga ingin meneguhkan perkembangan Gereja Indonesia. Semboyan Faith, Fraternity, Compassion (yang menjadi motto Sri Paus Fransiskus ke Indonesia) bukan hanya drop-dropan dari Vatikan, namun usul dari Konferensi Waligereja Indonesia. Semboyan ini adalah cerminan dari dinamika Gereja Indonesia,” demikian disampaikan Uskup Agung Jakarta ini.
“Paus ingin menghargai bangsa kita. Juga komunitas-komunitas lintas agama, menghargai dan mendorong persaudaraan seperti ini terus dirawat dan dikembangkan,” tukasnya.
Itulah yang menjadi salah satu alasan kedatangan Sri Paus Fransiskus. Vatikan menghargai keberagaman agama dan terdapat bagian tersendiri dalam organisasinya yang memberikan perhatian terhadap agama-agama lain di dunia.
Sehingga, dalam perayaan-perayaan hari besar agama yang beragam tadi, pihak Vatikan mengirim ucapan selamat secara resmi.
Demikian pula dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di Vatikan, pihak Indonesia juga diundang. Tujuan untuk berbicara tentang keberagaman agama di Tanah Air kita.
Terpilihnya Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi Paus Fansiskus pada lawatan keluar negeri ke-43 kalinya ini sangatlah menarik.
Pasalnya negara kita dengan penduduk 279 juta jiwa mayoritas beragama Islam. Sedangkan populasi pemeluk Kristen sekitar 20,5 juta orang dengan 8,5 juta di antaranya adalah umat Katolik.
Bagi umat Katolik di dunia, mereka selalu menantikan setiap lawatan Paus ke negara mereka. Karena bakal ada pemberkatan dan penyampaian pesan moral dalam sebuah misa agung massal yang dihadiri puluhan ribu orang.
Momen ini menjadi peristiwa sakral penguat iman dan penghayatan agama bagi jutaan umat Katolik di Indonesia pula.
Selamat datang Bapa Suci Paus Fransiskus, Papa Francisco di Indonesia.
Berita Terkait
-
Rekor: 700 Jurnalis Nasional dan Luar Negeri Meliput Sri Paus, Umat Katolik Indonesia Daraskan Doa
-
Bapa Suci Fransiskus Jadi Paus Ketiga Berkunjung ke Indonesia: Penantian 35 Tahun Berakhir
-
Ingin Hadir Dalam Misa Suci Sri Paus Fransiskus Bersama 80 Ribu Umat, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi
-
Alih-Alih Miliki Pesawat Privat, Kepala Negara Ini Pilih Menyewa: Sudah Lebih Dari Cukup
-
Jadi Tuan Rumah Misa Agung 80 Ribu Umat Bersama Bapa Suci Paus Fransiskus, GBK Siapkan Stadion Ini
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?