Suara.com - Konflik di Timur Tengah kembali memanas. Eskalasi serangan antara Israel dengan pasukan Hizbullah di Lebanon meningkat.
Kedua belah pihak saling serang sejak Oktober tahun lalu dan berlanjut hingga September 2024. Pada bulan tersebut Israel menyerang wilayah Lebanon Selatan yang diklaim sebagai markas pasukan Hizbullah.
Eskalasi serangan semakin meningkat pada September 2024. Pertengahan bulan tersebut terjadi ledakan walkie-talkie meledak di berbagai wilayah Lebanon yang menewaskan lebih dari 40 orang dan melukai hampir 3.500 orang lainnya.
Kemudian pada 23 September 2024, serangan udara Israel, menurut laporan Kementerian Kesehatan Lebanon mengakibatkan 558 orang, termasuk 50 anak-anak tewas, dan 1.835 lainnya luka-luka.
Akar konflik yang terjadi antara Israel dengan Hizbullah bukan terjadi dalam waktu singkat. Situasi panas di wilayah tersebut sudah memanas sejak 76 tahun silam, tepatnya Tahun 1948.
Semua bermula saat Israel melakukan invasi pada 1948. Saat itu memang Hizbullah belum berdiri. Namun, serangan terhadap warga Palestina menyita perhatian negara-negara di sekitar wilayah tersebut.
Lebanon dan negara-negara pendukung kemerdekaan Palestina melakukan perlawanan terhadap Israel. Dari situlah kemudian konflik negara tersebut dengan Israel bermula.
Konflik terus meluas, pada Tahun 1968 Israel menyerang puluhan pesawat penumpang di Bandara Beirut. Israel beralasan pesawatnya diserang gerilyawan Palestina.
Pada periode tersebut juga terjadi perpindahan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) ke Lebanon.
Baca Juga: Hizbullah Luncurkan Serangan Rudal Terbaru, Militer Israel Disergap di Lebanon Selatan
Serangan ke Beirut, Lebanon terjadi pada 1973. Israel menembak mati tiga pemimpin gerilyawan Palestina. Serangan tersebut diklaim sebagai balasan terhadap pembunuhan atlet Israel di Olimpiade Munich
Lima tahun kemudian, tepatnya 1978, Israel kembali menyerang Lebanon selatan dan mendukung milisi Kristen lokal yang disebut Tentara Lebanon Selatan (SLA).
Hizbullah sendiri berdiri pada 1982, pasukan yang dibentuk oleh Pengawal Revolusi Iran untuk melawan invasi Israel.
Tahun setelah itu, Israel sebenarnya justru menarik diri dari Lebanon. Pada periode 1983-1985 memilih berjaga di perbatasan Lebanon Selatan.
Pasukan Hizbullah tetap mengobarkan perang gerilya melawan pasukan Israel. Tahun 1993 Israel menyerang Hizbullah. Serangan balasan dilakukan Hizbullah pada 1996 yang lalu Israel menyerang Lebanon 17 hari dan menewaskan lebih dari 200 orang.
Di era 2000-an, konflik antara Hizbullah dengan Israel terus memanas. Hizbullah pun berhasil menduduki wilayah Lebanon selatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?