Suara.com - Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Rabu (2/10) mengutuk keras serangan rudal besar-besaran Iran ke Israel yang terjadi Selasa malam. Scholz memperingatkan risiko eskalasi lebih lanjut di kawasan Timur Tengah yang sudah tegang.
"Serangan rudal Iran ke Israel harus dikecam sekeras mungkin," ujar Scholz melalui platform X.
Ia menambahkan bahwa Iran berisiko membakar seluruh kawasan jika terus melakukan tindakan tersebut.
Sebagai respons, Kementerian Luar Negeri Jerman memanggil duta besar Iran untuk memberikan penjelasan terkait serangan tersebut. Karena duta besar Iran tidak berada di Berlin, perwakilan sementara, yaitu charge d’affaires, menanggapi pemanggilan tersebut.
Jurubicara kementerian, Sebastian Fischer, menolak klaim Iran bahwa serangan itu adalah pembalasan atas tindakan Israel, termasuk pembunuhan pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah.
Fischer menegaskan bahwa dalam hukum internasional, pembelaan diri hanya dapat dilakukan untuk menangkis ancaman yang sedang berlangsung atau yang akan datang, sedangkan tindakan balas dendam bukan kategori yang diakui.
Scholz juga menegaskan komitmen Jerman untuk terus berupaya menengahi gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hezbollah yang didukung Iran. Ia menyerukan pelaksanaan penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengharuskan Hezbollah untuk mundur dari perbatasan dengan Israel.
Selain itu, Scholz mengulangi seruannya untuk gencatan senjata di Gaza, mengingat peringatan serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang di wilayah tersebut. Serangan itu mengakibatkan penyanderaan 251 orang, dengan 97 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 33 yang diperkirakan sudah meninggal.
Scholz menyatakan bahwa nasib para sandera ini harus menjadi pendorong untuk mencapai kesepakatan berdasarkan proposal yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden.
Baca Juga: Digempur Israel, Panglima TNI Ungkap Kondisi Para Prajurit yang Bertugas di Lebanon
Berita Terkait
-
Digempur Israel, Panglima TNI Ungkap Kondisi Para Prajurit yang Bertugas di Lebanon
-
Iron Dome: Pembunuh Senyap atau Juru Selamat? Kontroversi di Balik Perisai Besi Israel
-
7 Hal yang Perlu Diketahui tentang Serangan Iran ke Israel, Saling Ancam untuk Membalas
-
Sejarah Perang Hizbullah dan Israel, Akar Konflik Bermula 76 Tahun Lalu
-
Hizbullah Luncurkan Serangan Rudal Terbaru, Militer Israel Disergap di Lebanon Selatan
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh