Suara.com - Untuk pertama kalinya dalam hampir setengah abad, Israel berperang pada hari suci Yom Kippur. Jalan-jalan di Tel Aviv tampak kosong, dengan larangan berkendara yang ketat. Sementara warga Yahudi yang taat memilih tinggal di rumah, lainnya terlihat berjalan santai di boulevard yang bebas dari lalu lintas.
Di tengah ketenangan di kota pesisir ini, ancaman lebih besar masih mengintai. Meskipun pertempuran berkecamuk di Gaza dan Lebanon, ada kekhawatiran bahwa front yang lebih luas dapat terbuka sewaktu-waktu.
Di Gaza, Israel melancarkan serangan darat untuk ketiga kalinya di lokasi yang sama. Di utara Jalur Gaza, Hamas kembali muncul, memicu serangan balasan dari Israel yang menewaskan banyak warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Para pengkritik Israel menuduh bahwa negara ini mencoba membersihkan wilayah utara Gaza sepenuhnya untuk dijadikan zona pendudukan tertutup, klaim yang dibantah oleh pemerintah Israel.
Sementara itu, di utara, operasi terbatas Israel di Lebanon semakin tampak seperti invasi jangka panjang. Pasukan Israel telah memperluas serangan mereka ke sektor barat pesisir, bahkan membuat penjaga perdamaian PBB menjadi sasaran tembak.
Meskipun Israel menyatakan serangan itu tidak disengaja, klaim ini dibantah oleh negara-negara seperti Prancis, Spanyol, dan Italia, yang menilai serangan itu sebagai tindakan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian internasional.
Situasi semakin kompleks ketika sebuah drone milik Hezbollah berhasil menghindari pertahanan udara Israel dan jatuh di sebuah apartemen di Herzliya, kawasan elit di Tel Aviv. Meski tak ada korban, insiden ini menunjukkan semakin tingginya risiko serangan di dalam negeri Israel.
Di tengah eskalasi ini, pemerintah Israel juga mempertimbangkan langkah berikutnya terhadap musuh bebuyutan mereka, Iran. Serangan balistik kedua dari Iran dengan 200 rudal di awal bulan ini telah memicu perdebatan di kabinet Israel mengenai respon yang tepat.
Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, meskipun langkah ini hampir mustahil dilakukan tanpa bantuan Amerika Serikat, yang telah menolak untuk terlibat.
Baca Juga: 2 jadi Korban, Kondisi Terbaru Pasukan TNI di Lebanon usai Israel Bombardir Markas UNIFIL
Rencana lain termasuk menargetkan ekonomi Iran, khususnya sektor minyak, yang diyakini akan memukul rakyat Iran namun berisiko mendorong mereka untuk mendukung rezim yang tengah mereka lawan. Serangan semacam ini juga dapat memperluas konflik, melibatkan negara-negara Teluk dan menarik Amerika Serikat ke dalam pertempuran lebih besar di wilayah tersebut.
Dengan hanya beberapa jam tersisa di hari Yom Kippur, ketenangan di Tel Aviv tampaknya tidak akan bertahan lama. Israel harus segera menentukan langkah selanjutnya, yang mungkin akan memicu perang yang lebih besar dan berbahaya di Timur Tengah.
Berita Terkait
-
2 jadi Korban, Kondisi Terbaru Pasukan TNI di Lebanon usai Israel Bombardir Markas UNIFIL
-
Ternyata Begini Nasib Warga Kristen Lebanon yang Terjebak di Tengah Konflik Israel-Hezbollah
-
2 Prajurit TNI jadi Korban Serangan Israel di Lebanon, Jokowi: Perang Memang Seperti Itu, Semua Harus Hati-hati
-
Serangan Israel ke Lebanon Ancam Kemanusiaan, PBB: Tarik Pasukan Sekarang!
-
Israel Bunuh Komandan Jihad Islam di Kamp Pengungsi
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Tragedi Freeport: 2 Pekerja Ditemukan Tewas, 5 Hilang di Tambang Maut Grasberg
-
Hitung-hitungan Jelang Muktamar X PPP: Mardiono Disebut Masih Kuat dari Agus Suparmanto
-
Jokowi Beri Arahan 'Prabowo-Gibran 2 Periode', Relawan Prabowo: Tergantung Masyarakat Memilih
-
DPR Desak Penghentian Sementara PSN Kebun Tebu Merauke: Hak Adat Tak Boleh Dikorbankan
-
Usai Pecat Anggota DPRD Gorontalo, PDIP Beri Pesan: Jangan Cederai Hati Rakyat!
-
Mahasiswa Green Leadership Academy Tanam Semangat Baru di Tabung Harmoni Hijau
-
Profil Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton Kontroversial yang Hilang Sebulan saat Dicari Mahasiswa
-
Mendagri Tito Sebut Bakal Ada 806 SPPG Baru: Lahannya Sudah Siap
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta
-
Perlindungan Pekerja: Menaker Ingatkan Pengemudi ODOL Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan