Suara.com - Setidaknya lima orang tewas dan 22 lainnya cedera dalam serangan di kantor pusat perusahaan pertahanan Turki di dekat ibu kota Ankara pada hari Rabu.
Kedua penyerang, seorang wanita dan seorang pria, yang sekarang "dinetralkan", diduga terlihat di kamera melakukan serangan mematikan di Turkish Aerospace Industries (TAI), yang terletak sekitar 40 kilometer di utara Ankara.
Berbagai video dari serangan itu menunjukkan mereka membawa tas dan melepaskan tembakan menggunakan apa yang tampak seperti senapan serbu.
Sebuah video juga menunjukkan ledakan besar mengguncang kantor pusat perusahaan milik negara itu.
Sebuah laporan yang belum dikonfirmasi oleh saluran swasta NTV mengatakan "sekelompok teroris" telah menerobos masuk ke dalam gedung, salah satunya "meledakkan dirinya sendiri". Beberapa media berita melaporkan baku tembak selama lebih dari satu jam.
Laporan media juga mengatakan bahwa para penyerang membunuh pengemudi taksi sebelum mengambil kendaraannya untuk melakukan serangan.
Wakil presiden Turki Cevdet Yilmaz mengatakan empat korban adalah karyawan TAI sementara yang kelima adalah seorang pengemudi taksi.
Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, tetapi Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya mengatakan serangan itu "sangat mungkin" dilakukan oleh militan Kurdi.
"Cara tindakan ini dilakukan sangat mungkin terkait dengan PKK," katanya, merujuk pada kelompok yang terlibat dalam pemberontakan selama puluhan tahun terhadap negara Turki.
Baca Juga: Jangan Lewatkan, Film Look Back Bakal Hadir di Prime Video Bulan Depan
Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang berada di Rusia untuk berunding dengan Vladimir Putin, menyebutnya sebagai serangan "keji" terhadap industri pertahanan Turki.
"Serangan teroris terhadap TAI, salah satu organisasi lokomotif industri pertahanan Turki, adalah serangan keji yang menargetkan kelangsungan hidup negara kita, perdamaian bangsa kita, dan inisiatif pertahanan kita yang merupakan simbol dari cita-cita 'Turki yang Sepenuhnya Merdeka' kita," katanya pada X.
Berita Terkait
-
Serangan Brutal Guncang Industri Dirgantara Turki, Korban Berjatuhan
-
Pengakuan Anak Palestina Gendong Adik Terluka, Cari Bantuan Untuk Pengobatan Agar Bisa Tetap Hidup
-
Viral Istri Dikasih Jatah Bulanan Rp100 Juta dari Suami, Tapi Syaratnya..
-
Dampak Kebanyakan Nonton Film Porno
-
Jangan Lewatkan, Film Look Back Bakal Hadir di Prime Video Bulan Depan
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 9 November 2025: Waspada Hujan Lebat di Berbagai Wilayah
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris